Destinasi Wisata yang Memukau di Lamandau yang Wajib Dikunjungi
loading...
A
A
A
NANGA BULIK - Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah (Kalteng) menyimpan sejumlah destinasi wisata yang memukau. Ada empat budaya dan lokasi wisata yang wajib dikunjungi.
Lamandau yang beribu kota di Nanga Bulik ini berdekatan dengan Pegunungan Muller Schwaner, pegunungan ini dijuluki sebagai The Heart of Borneo. Untuk mencapai daerah ini, bisa melalui Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat dari Bandara Iskandar di kota Pangkalan Bun. Jaraknya sekitar 100 km, atau sekitar dua jam perjalanan darat.
Berikut lokasi wisata di Kabupaten Lamandau yang wajib dikunjungi.
1. Riam Bahu Burung di Kecamatan Bulik Timur
Jiwa petualangmu akan diuji untuk menemukan Riam Bahu Burung. Disebut demikian karena apabila dilihat dari kejauhan, seperti di perbukitan, riam tersebut tampak seolah-olah bahu burung. Menurut penduduk sekitar, ada mata air tersembunyi di puncak bukit desa.
Namun, sayangnya lokasi ini belum terkelola dengan baik. Ditambah lagi dengan sulitnya akses. Dengan dua jalur, darat dan sungai, kamu bisa mengunjungi Riam Bahu Burung dalam waktu tempuh sekitar tiga jam dengan perahu getek dan lima naik sepeda motor.
2. Mendaki Surga di Bukit Sebayan
Bukit Sebayan diyakini masyarakat Dayak Tomun, yang menganut kepercayaan Kaharingan, sebagai lokasi surga bagi orang yang telah meninggal dunia. Bukit ini juga masih menyimpan hutan-hutan perawan yang eksotik.
Disarankan bagi yang ingin mendaki bukit untuk ditemani oleh pemandu dari penduduk sekitar. Hal ini karena ada kepercayaan dan pantangan yang menjadi budaya sejak dulu. Di bukit ini banyak terdapat flora bernama bunga Sebayan. Daya tarik Bukit Sebayan bagi para petualang adalah lokasinya yang menantang. Jarak dari ibu kota kabupaten ke bukit ini sekitar 3,5 jam perjalanan.
3. Rumah Betang Ojung Batu, Rumbang Pirak, dan Rumbang Rongas
Ada tiga rumah betang yang menjadi cagar budaya di Kecamatan Delang, yaitu Ojung Batu, Rumbang Pirak, dan Bintang Timur. Ojung Batu merupakan rumah betang yang bentuknya sedikit modern.
Dulu, Ojung Batu dimiliki oleh seorang dayak yang memiliki puluhan hingga ratusan tajau (tempayan) yang disimpan di rumah tersebut. Sementara itu Rumah Betang Rumbang Pirak berbentuk lebih kecil dibandingkan Ojung Batu. Rumbang Pirak bahkan terletak di tepi sungai. Rumah betang ini sangat istimewa karena mempertahankan originalitasnya. Tiang-tiang penyangga masih kayu ulin asli dengan kulitnya yang tampak.
4. Air terjun Palikodan, Tambai, dan Rohap
Air terjun ini dinamakan Air Terjun Palikodan. Ada empat tingkatan pada air terjun. Air terjun Tambai mesti ditempuh melewati ladang-ladang warga sekitar. Jika pergi pagi-pagi, kamu bisa bertukar sapa dengan penduduk yang sedang bekerja. Selanjutnya, jika kamu berjalan lebih ke hulu, kamu akan menemukan Air Terjun Rohap. Lokasinya sekitar 200 meter dari Air Terjun Tambai. Sepanjang mata memandang hanya ada hutan yang lebat.
5. Festival Babukung
Babukung merupakan ritual adat masyarakat Dayak Tomun. Bukung bermakna topeng. Biasanya dilakukan ketika ada salah satu penduduk yang menganut Kepercayaan Kaharingan meninggal dunia. Pada mulanya ritual ini bertujuan untuk memberikan hiburan kepada keluarga, dan kini menjadi festival tahunan di Lamandau.
Kini babukung dijadikan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Lamandau. Berbagai kelompok babukung dari seluruh desa diundang untuk mengirimkan wakilnya dalam tarian Babukung. Biasanya festival ini diselenggarakan pada Juli.
Nah, jiwa-jiwa petualang, kamu bisa memilih Lamandau menjadi destinasimu selanjutnya. Selamat menjelajah dan tetap jaga etika agar petualanganmu menyenangkan, ya! (CM)
Lamandau yang beribu kota di Nanga Bulik ini berdekatan dengan Pegunungan Muller Schwaner, pegunungan ini dijuluki sebagai The Heart of Borneo. Untuk mencapai daerah ini, bisa melalui Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat dari Bandara Iskandar di kota Pangkalan Bun. Jaraknya sekitar 100 km, atau sekitar dua jam perjalanan darat.
Berikut lokasi wisata di Kabupaten Lamandau yang wajib dikunjungi.
1. Riam Bahu Burung di Kecamatan Bulik Timur
Jiwa petualangmu akan diuji untuk menemukan Riam Bahu Burung. Disebut demikian karena apabila dilihat dari kejauhan, seperti di perbukitan, riam tersebut tampak seolah-olah bahu burung. Menurut penduduk sekitar, ada mata air tersembunyi di puncak bukit desa.
Namun, sayangnya lokasi ini belum terkelola dengan baik. Ditambah lagi dengan sulitnya akses. Dengan dua jalur, darat dan sungai, kamu bisa mengunjungi Riam Bahu Burung dalam waktu tempuh sekitar tiga jam dengan perahu getek dan lima naik sepeda motor.
2. Mendaki Surga di Bukit Sebayan
Bukit Sebayan diyakini masyarakat Dayak Tomun, yang menganut kepercayaan Kaharingan, sebagai lokasi surga bagi orang yang telah meninggal dunia. Bukit ini juga masih menyimpan hutan-hutan perawan yang eksotik.
Disarankan bagi yang ingin mendaki bukit untuk ditemani oleh pemandu dari penduduk sekitar. Hal ini karena ada kepercayaan dan pantangan yang menjadi budaya sejak dulu. Di bukit ini banyak terdapat flora bernama bunga Sebayan. Daya tarik Bukit Sebayan bagi para petualang adalah lokasinya yang menantang. Jarak dari ibu kota kabupaten ke bukit ini sekitar 3,5 jam perjalanan.
3. Rumah Betang Ojung Batu, Rumbang Pirak, dan Rumbang Rongas
Ada tiga rumah betang yang menjadi cagar budaya di Kecamatan Delang, yaitu Ojung Batu, Rumbang Pirak, dan Bintang Timur. Ojung Batu merupakan rumah betang yang bentuknya sedikit modern.
Dulu, Ojung Batu dimiliki oleh seorang dayak yang memiliki puluhan hingga ratusan tajau (tempayan) yang disimpan di rumah tersebut. Sementara itu Rumah Betang Rumbang Pirak berbentuk lebih kecil dibandingkan Ojung Batu. Rumbang Pirak bahkan terletak di tepi sungai. Rumah betang ini sangat istimewa karena mempertahankan originalitasnya. Tiang-tiang penyangga masih kayu ulin asli dengan kulitnya yang tampak.
4. Air terjun Palikodan, Tambai, dan Rohap
Air terjun ini dinamakan Air Terjun Palikodan. Ada empat tingkatan pada air terjun. Air terjun Tambai mesti ditempuh melewati ladang-ladang warga sekitar. Jika pergi pagi-pagi, kamu bisa bertukar sapa dengan penduduk yang sedang bekerja. Selanjutnya, jika kamu berjalan lebih ke hulu, kamu akan menemukan Air Terjun Rohap. Lokasinya sekitar 200 meter dari Air Terjun Tambai. Sepanjang mata memandang hanya ada hutan yang lebat.
5. Festival Babukung
Babukung merupakan ritual adat masyarakat Dayak Tomun. Bukung bermakna topeng. Biasanya dilakukan ketika ada salah satu penduduk yang menganut Kepercayaan Kaharingan meninggal dunia. Pada mulanya ritual ini bertujuan untuk memberikan hiburan kepada keluarga, dan kini menjadi festival tahunan di Lamandau.
Kini babukung dijadikan agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Lamandau. Berbagai kelompok babukung dari seluruh desa diundang untuk mengirimkan wakilnya dalam tarian Babukung. Biasanya festival ini diselenggarakan pada Juli.
Nah, jiwa-jiwa petualang, kamu bisa memilih Lamandau menjadi destinasimu selanjutnya. Selamat menjelajah dan tetap jaga etika agar petualanganmu menyenangkan, ya! (CM)
(ars)