22 Tahun Reformasi di Mata Kader PDIP Surabaya

Rabu, 20 Mei 2020 - 11:36 WIB
loading...
22 Tahun Reformasi di Mata Kader PDIP Surabaya
Ilustrasi reformasi Tahun 1998. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - PDIP Kota Surabaya ikut berefleksi memperingati 22 Tahun Gerakan Reformasi, yang ditandai lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998.

Spirit gerakan itu dinilai masih terus relevan sampai kapan pun, termasuk saat menghadapi pandemi COVID-19.

Menurut Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Abdul Ghoni Mukhlas Niam, Indonesia berhutang budi kepada Angkatan 98 yang telah menggerakkan reformasi, dan akhirnya menghasilkan perubahan terhadap tatanan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara. (Baca juga: Ramadhan, PDIP Surabaya Salurkan 2 Ton Beras untuk Terdampak COVID-19 )

Akuntabilitas, transparansi, kepercayaan publik, dan partisipasi publik, kata dia, menjadi ciri-ciri yang menandai tatanan pasca Reformasi 1998. "Peringatan 22 Tahun Reformasi saat ini dalam situasi penuh keprihatinan dengan adanya pandemi COVID-19," kata mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAIN Sunan Ampel itu, Rabu (21/5/2020).

Wakil Sekretaris DPC PDIP Kota Surabaya, Achmad Hidayat, mengatakan, pada masa pendemi COVID-19 seluruh sendi kehidupan yang dibangun pasca Reformasi terpukul. Termasuk aspek-aspek kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, spirit Gerakan Reformasi harus kembali digelorakan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

”Spirit Reformasi adalah kesatupaduan seluruh elemen gerakan rakyat ketika itu dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Maka sekarang semua elemen bangsa juga harus bersatu. Menyingkirkan berbagai latar primordial dan golongan seperti yang dilakukan kelompok penggerak Reformasi, untuk bergotong royong melewati pandemi ini,” papar Achmad Hidayat, yang juga mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini.

Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya, Agatha Retnosari menyatakan, jiwa aktivis terus melekat di seluruh penggerak Reformasi 1998. Mereka kini telah ikut mewarnai panggung-panggung publik dengan idealisme dan gagasannya.

”Dari perjalanan selama ini, saya belajar bahwa yang dulu menjadi aktivis yang kental dengan idealisme dan gagasan yang menyala-nyala ikut terbawa dalam kehidupan politik praktis,” ujar alumni Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) ini.

Setelah selesai menjadi aktivis di kampus, Agatha saat ini terjun ke politik praktis. Dia menjadi DPRD Jatim dua periode dari PDIP melalui perjuangan ketat di Daerah Pemilihan (Dapil) Surabaya.

“Para aktivis yang terjun ke gelanggang politik membawa gagasan dan semangatnya, bertarung argumentasi, untuk menghasilkan kebijakan publik yang pro-rakyat,” kata Agatha, yang saat ini menempuh studi magister di Universitas Airlangga (Unair).

Sementara itu, Wakil Ketua DPC PDIP Kota Surabaya Hadrean Renanda mengatakan, 22 Tahun Reformasi memang masih menyisakan sejumlah pekerjaan rumah bagi bangsa ini. Apalagi ditambah dengan pandemi COVID-19, maka persoalan semakin kompleks.

”Memang, upaya membangun bangsa ini adalah sebuah proses yang terus-menerus. Tidak ada mandeknya. Oleh karena itu, semangat Gerakan Reformasi harus terus hadir mengiringi perjalanan Indonesia,” ujar Bendahara DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jatim ini. (lukman hakim).
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2065 seconds (0.1#10.140)