Peneliti: Antibodi SARS Dapat Cegah Infeksi COVID-19
loading...
A
A
A
PARIS - Berdasarkan hasil penelitian baru yang diterbitkan pada awal pekan ini di jurnal Nature, mengindentifikasi delapan antibodi yang dapat mengikat virus COVID-19 dan mencegah penyebarannya.
Studi ini didasarkan pada penelitian yang sebelumnya mengisolasi antibodi dari pasien sindrom pernafasan akut (SARS) pada tahun 2003. SARS juga merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona. (Baca juga: Avigan, Antivirus yang Diklaim Bisa Obati Covid-19 )
Temuan ini pertama kali dilaporkan di Asia pada tahun 2002 dan menyebar ke-37 negara di seluruh dunia. Virus ini menginfeksi lebih dari 8.000 orang dan membunuh 774 sebelum diatasi pada tahun 2003.
Para ilmuwan mengatakan salah satu antibodi SARS yang diisolasi oleh para peneliti, yang dikenal sebagai S309, tampaknya memiliki aktivitas netralisasi yang sangat kuat terhadap COVID-19.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti menggabungkan S309 dengan antibodi lain untuk mengurangi kemampuan SARS-CoV-2 - virus yang menyebabkan COVID-19 - bermutasi.
Meskipun para peneliti tidak menguji teori mereka pada manusia, mereka percaya temuan mereka menunjukkan bahwa antibodi SARS juga dapat digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Hasil ini membuka jalan untuk menggunakan koktail antibodi yang mengandung S309 dan S309 untuk profilaksis pada individu yang berisiko tinggi terpapar atau sebagai terapi pasca pajanan untuk membatasi atau mengobati penyakit parah," catat para peneliti seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (20/5/2020).
Profilaksis mengacu pada tindakan yang diambil untuk mencegah penyakit.
Perusahaan biotek Moderna pada hari Senin juga melaporkan data "positif" mengenai potensi vaksin COVID-19, yang dikenal sebagai mRNA-1273.
Moderna mengatakan, data dari fase pertama percobaan klinis menunjukkan bahwa pasien yang diberi vaksin mengembangkan respons kekebalan yang serupa dengan orang yang memperoleh virus Corona baru dan sembuh.
Studi ini didasarkan pada penelitian yang sebelumnya mengisolasi antibodi dari pasien sindrom pernafasan akut (SARS) pada tahun 2003. SARS juga merupakan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus Corona. (Baca juga: Avigan, Antivirus yang Diklaim Bisa Obati Covid-19 )
Temuan ini pertama kali dilaporkan di Asia pada tahun 2002 dan menyebar ke-37 negara di seluruh dunia. Virus ini menginfeksi lebih dari 8.000 orang dan membunuh 774 sebelum diatasi pada tahun 2003.
Para ilmuwan mengatakan salah satu antibodi SARS yang diisolasi oleh para peneliti, yang dikenal sebagai S309, tampaknya memiliki aktivitas netralisasi yang sangat kuat terhadap COVID-19.
Dalam studi terbaru ini, para peneliti menggabungkan S309 dengan antibodi lain untuk mengurangi kemampuan SARS-CoV-2 - virus yang menyebabkan COVID-19 - bermutasi.
Meskipun para peneliti tidak menguji teori mereka pada manusia, mereka percaya temuan mereka menunjukkan bahwa antibodi SARS juga dapat digunakan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
"Hasil ini membuka jalan untuk menggunakan koktail antibodi yang mengandung S309 dan S309 untuk profilaksis pada individu yang berisiko tinggi terpapar atau sebagai terapi pasca pajanan untuk membatasi atau mengobati penyakit parah," catat para peneliti seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (20/5/2020).
Profilaksis mengacu pada tindakan yang diambil untuk mencegah penyakit.
Perusahaan biotek Moderna pada hari Senin juga melaporkan data "positif" mengenai potensi vaksin COVID-19, yang dikenal sebagai mRNA-1273.
Moderna mengatakan, data dari fase pertama percobaan klinis menunjukkan bahwa pasien yang diberi vaksin mengembangkan respons kekebalan yang serupa dengan orang yang memperoleh virus Corona baru dan sembuh.
(nth)