Kisah Ritual Pesta Seks Prabu Kartanegara dengan Para Gadis Muda Nan Cantik
loading...
A
A
A
Kemudian Kertanegara mulai mendatangkan para spriritualist ahli Tantra dari Champa (Kamboja) yang berupa gadis-gadis muda yang menawan atau yoginis.
Ritual tersebut dilakukan Kertanegara di bangsal perempuan istananya dengan melibatkan para bawahannya dengan berpasang-pasangan baik laki-laki dan perempuan serta minuman keras.
Para peserta memakai topeng agar identitas mereka tersamarkan. Dalam praktiknya sejumlah peserta yang terdiri dari menteri dan hulubalang Singhasari ini mengikuti ritual dengan taat untuk menguji kemampuan menahan godaan nafsu duniawi demi meraih jalan menuju nirwana.
Namun beberapa yang lain merasa malu atau malah terangsang oleh kenikmatan alkohol dan seks. Tentunya ini bertolak belakang dengan tujuan spritual dari Prabu Kertanegara.
Kertanegara menyakini ritual Tantra kiri yang dilakukannya untuk pencerahan juga dilakukan oleh Kubilai Khan demi mendapatkan bantuan Dewi Kali yang dalam tahapannya menjelma sebagai ibu suri kegelapan.
Sehingga pasukan Kubilai Khan dapat dengan mudah menguasai negara yang diserangnya.
Ritual ini lalu rutin dilakukan sang raja Kartanegara. Bahkan hingga pada akhir kekuasaannya ketika diserang Jayakatwang penguasa Kediri salah satu kerajaan bawahan Singhasari, sang Prabu juga sedang melaksanakan upacara Tantrayana bersama Mahapatih dan pendeta terkenal.
Kertanegara nyatanya tidak memperhitungkan bahaya dari dalam negerinya sendiri karena berkonsentrasi terhadap serangan Bangsa Mongol dengan mengirimkan sebagian pasukannya darat dan lautnya ke Melayu yang terkenal dengan Ekspedisi Pamalayu.
Sehingga ribuan pasukan Kediri yang melakukan penyerangan ke Ibukota Singhasari akhirnya dapat mencapai bangsal perempuan tempat Kertanegara melakukan ritual seks Tantra dan minum arak.
Ritual tersebut dilakukan Kertanegara di bangsal perempuan istananya dengan melibatkan para bawahannya dengan berpasang-pasangan baik laki-laki dan perempuan serta minuman keras.
Para peserta memakai topeng agar identitas mereka tersamarkan. Dalam praktiknya sejumlah peserta yang terdiri dari menteri dan hulubalang Singhasari ini mengikuti ritual dengan taat untuk menguji kemampuan menahan godaan nafsu duniawi demi meraih jalan menuju nirwana.
Namun beberapa yang lain merasa malu atau malah terangsang oleh kenikmatan alkohol dan seks. Tentunya ini bertolak belakang dengan tujuan spritual dari Prabu Kertanegara.
Kertanegara menyakini ritual Tantra kiri yang dilakukannya untuk pencerahan juga dilakukan oleh Kubilai Khan demi mendapatkan bantuan Dewi Kali yang dalam tahapannya menjelma sebagai ibu suri kegelapan.
Sehingga pasukan Kubilai Khan dapat dengan mudah menguasai negara yang diserangnya.
Ritual ini lalu rutin dilakukan sang raja Kartanegara. Bahkan hingga pada akhir kekuasaannya ketika diserang Jayakatwang penguasa Kediri salah satu kerajaan bawahan Singhasari, sang Prabu juga sedang melaksanakan upacara Tantrayana bersama Mahapatih dan pendeta terkenal.
Kertanegara nyatanya tidak memperhitungkan bahaya dari dalam negerinya sendiri karena berkonsentrasi terhadap serangan Bangsa Mongol dengan mengirimkan sebagian pasukannya darat dan lautnya ke Melayu yang terkenal dengan Ekspedisi Pamalayu.
Sehingga ribuan pasukan Kediri yang melakukan penyerangan ke Ibukota Singhasari akhirnya dapat mencapai bangsal perempuan tempat Kertanegara melakukan ritual seks Tantra dan minum arak.