Rekind Percepat Proyek Pembangkit Listrik 35.000 MW di Sulawesi Barat
loading...
A
A
A
MAMUJU - PT Rekayasa Industri ( Rekind ) turut dalam proyek percepatan pembangkit tenaga listrik 35.000 MW, khususnya elektrilitas di wilayah Sulawesi Barat . Proyek ini dikerjakan anak usaha Rekind, PT Rekind Daya Mamuju (RDM) sebagai perwujudan dukungan Rekind dalam percepatan implementasi Proyek Strategis Nasional.
Perusahaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) milik bangsa tersebut dalam mewujudkan energi Listrik di Indonesia tergambar dengan berdirinya IPP PLTU 2 x 25 MW, di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat. (Baca juga: Rekind Siap Wujudkan Teknologi Industri Pengolahan LTJ Milik Negara )
“IPP PLTU Mamuju merupakan investasi Rekind yang sudah mendapat Commercial Operating Date (COD) dari PT PLN (Persero) pada September 2018 dan kini memasuki tahap komersial,” kata Direktur Utama Rekind, Alex Dharman Balen, dalam siaran pers, Kamis (18/3/2021). (Baca juga: Rekind Disematkan Label Branding The Innovation 2020 )
Performa Rekind dalam memberikan pelayanan terbaik di bidang EPC terus mendulang apresiasi positif dari banyak kalangan, satu di antaranya, apresiasi yang disematkan Majalah Listrik Indonesia. Satu-satunya perusahaan EPC milik bangsa tersebut dianugerahi penghargaan “Komitmen dalam Implementasi TKDN Kelistrikan.”
Rekind dinilai memiliki kiprah besar dalam mendukung perwujudan industri energi nasional, melalui pembangunan pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangunan tersebut Rekind selalu mengedepankan produk-produk lokal sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudkan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Ini merupakan penghargaan ketiga yang diperoleh Rekind sepanjang tahun 2021. Sebelumnya, oleh World Safety Organisation (WSO) Safety Culture Award (WISCA), Rekind dinobatkan untuk meraih penghargaan 4 Stars (silver) for Implemented Safety Culture Program in Organisation.
Bahkan Direktur Utama Rekind Alex Dharma Balen disematkan penghargaan CEO Concern Award 2021, atas komitmennya dalam mengedepankan Health, Safety, and Environment (HSE) di setiap project yang dikerjakan Rekind.
Penghargaan atas komitmen Rekind atas TKDN Kelistrikan diserahkan oleh Prof Dr Ir Iwa Garniwa MK MT sebagai Guru besar UI dan Rektor STT PLN kepada Direktur Utama Rekind Alex Dharma Balen.
“Sejak awal kami selalu berkomitmen untuk selalu mengedepankan produk-produk dalam negeri yang berkualitas untuk mendukung setiap kegiatan project. Kalaupun ada komponen yang harus diimpor, itu merupakan pilihan terakhir, karena kami yakin Indonesia juga memiliki banyak produk berkualitas dalam menunjang kegiatan di bidang industri EPC,” kata Alex.
Dia menjelaskan, Rekind bukan ‘pemain’ baru di bidang energi, khususnya dalam kemampuannya membangun pembangkit listrik. Kiprahnya sudah memasuki 40 tahun.
Selain proyek di Sulawesi Barat, juga turut dalam proyek di Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rekind juga tengah menyelesaikan proyek PLTU Lombok CFSPP FTP-2 (2x50MW). Keterlibatannya bersama Rafako SA (perusahaan pabrikan Boiler asal Polandia) dipercaya untuk mendukung program kelistrikan nasional di bawah naungan PT PLN (Persero), khususnya mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di pulau Lombok, NTB.
Dalam mewujudkan ketahanan energy dalam negeri, Rekind juga terlibat dalam pembangunan Proyek PLTP Rantau Dedap berkapasitas 98,4 MW (2 unit). Dalam proyek ini Rekind dipercaya untuk paket pekerjaan EPC Geothermal Power Plant, termasuk dengan Steam Gathering System dan Wellpad. Proyek ini berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Melalui penguasaan teknologi dan inovasi serta didukung kemampuan sumber daya manusia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri, Rekind terus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan panas bumi di Indonesia.
Sejak kali pertama berkecimpung dalam bidang panas bumi, Rekind telah mengerjakan 16 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia dengan jumlah kapasitas sebesar 1009 MW. Rekind juga telah menyelesaikan 7 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tanah air dengan kapasitas sebesar 1769 MW.
Lihat Juga: Pelantikan DPRD Mamuju Tengah, 2 Kader Partai Perindo Kembali Terpilih untuk Periode Kedua
Perusahaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) milik bangsa tersebut dalam mewujudkan energi Listrik di Indonesia tergambar dengan berdirinya IPP PLTU 2 x 25 MW, di wilayah Mamuju, Sulawesi Barat. (Baca juga: Rekind Siap Wujudkan Teknologi Industri Pengolahan LTJ Milik Negara )
“IPP PLTU Mamuju merupakan investasi Rekind yang sudah mendapat Commercial Operating Date (COD) dari PT PLN (Persero) pada September 2018 dan kini memasuki tahap komersial,” kata Direktur Utama Rekind, Alex Dharman Balen, dalam siaran pers, Kamis (18/3/2021). (Baca juga: Rekind Disematkan Label Branding The Innovation 2020 )
Performa Rekind dalam memberikan pelayanan terbaik di bidang EPC terus mendulang apresiasi positif dari banyak kalangan, satu di antaranya, apresiasi yang disematkan Majalah Listrik Indonesia. Satu-satunya perusahaan EPC milik bangsa tersebut dianugerahi penghargaan “Komitmen dalam Implementasi TKDN Kelistrikan.”
Rekind dinilai memiliki kiprah besar dalam mendukung perwujudan industri energi nasional, melalui pembangunan pembangkit tenaga listrik. Dalam pembangunan tersebut Rekind selalu mengedepankan produk-produk lokal sebagai dukungan terhadap pemerintah dalam mewujudkan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Ini merupakan penghargaan ketiga yang diperoleh Rekind sepanjang tahun 2021. Sebelumnya, oleh World Safety Organisation (WSO) Safety Culture Award (WISCA), Rekind dinobatkan untuk meraih penghargaan 4 Stars (silver) for Implemented Safety Culture Program in Organisation.
Bahkan Direktur Utama Rekind Alex Dharma Balen disematkan penghargaan CEO Concern Award 2021, atas komitmennya dalam mengedepankan Health, Safety, and Environment (HSE) di setiap project yang dikerjakan Rekind.
Penghargaan atas komitmen Rekind atas TKDN Kelistrikan diserahkan oleh Prof Dr Ir Iwa Garniwa MK MT sebagai Guru besar UI dan Rektor STT PLN kepada Direktur Utama Rekind Alex Dharma Balen.
“Sejak awal kami selalu berkomitmen untuk selalu mengedepankan produk-produk dalam negeri yang berkualitas untuk mendukung setiap kegiatan project. Kalaupun ada komponen yang harus diimpor, itu merupakan pilihan terakhir, karena kami yakin Indonesia juga memiliki banyak produk berkualitas dalam menunjang kegiatan di bidang industri EPC,” kata Alex.
Dia menjelaskan, Rekind bukan ‘pemain’ baru di bidang energi, khususnya dalam kemampuannya membangun pembangkit listrik. Kiprahnya sudah memasuki 40 tahun.
Selain proyek di Sulawesi Barat, juga turut dalam proyek di Sambelia, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rekind juga tengah menyelesaikan proyek PLTU Lombok CFSPP FTP-2 (2x50MW). Keterlibatannya bersama Rafako SA (perusahaan pabrikan Boiler asal Polandia) dipercaya untuk mendukung program kelistrikan nasional di bawah naungan PT PLN (Persero), khususnya mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi di pulau Lombok, NTB.
Dalam mewujudkan ketahanan energy dalam negeri, Rekind juga terlibat dalam pembangunan Proyek PLTP Rantau Dedap berkapasitas 98,4 MW (2 unit). Dalam proyek ini Rekind dipercaya untuk paket pekerjaan EPC Geothermal Power Plant, termasuk dengan Steam Gathering System dan Wellpad. Proyek ini berlokasi di Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat dan Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan.
Melalui penguasaan teknologi dan inovasi serta didukung kemampuan sumber daya manusia di bidang rancang bangun dan perekayasaan industri, Rekind terus memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan panas bumi di Indonesia.
Sejak kali pertama berkecimpung dalam bidang panas bumi, Rekind telah mengerjakan 16 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia dengan jumlah kapasitas sebesar 1009 MW. Rekind juga telah menyelesaikan 7 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di tanah air dengan kapasitas sebesar 1769 MW.
Lihat Juga: Pelantikan DPRD Mamuju Tengah, 2 Kader Partai Perindo Kembali Terpilih untuk Periode Kedua
(nth)