Awal Tahun, Sektor Usaha di Jawa Barat Mulai Membaik
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sektor usaha di Jawa Badar sejak awal tahun tercatat mulai mengalami perbaikan, terbukti dengan adanya indikator semakin berkurangnya kendala yang dihadapi perusahaan. Perbaikan ini kondisi ini, diharapkan akan terus membaik.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, berdasarkan data survei 2020, sebanyak 84 dari 100 perusahaan tercatat mengalami kendala dalam usahanya. Sementara pada periode Januari 2021, jumlahnya terus menurun.
Baca juga: Berlagak Sok Jagoan Bersenjata Pistol Revolver, Jekri Dijebloskan ke Tahanan
"Hasil survei Januari 2021, jumlah perusahaan yang mengalami kendala mengalami penurunan menjadi 53 perusahaan dari 100. Persoalan yang dihadapi adalah pemasaran dan penjualan," kata Dyah pada Webinar dengan mengusung tema “Membangun Strategi dan Optimisme Kebangkitan Ekonomi di Tengah Pandemi”, Kamis (18/3/2021).
Menurut dia, perbaikan industri juga di Jawa Barat juga terlihat dari membaiknya indikasi pembayaran upah perusahaan kepada karyawan. Pada Juli 2020, sebanyak 70 dari 100 perusahaan mengalami kendala masalah upah. Sementara pada Januari 2021 ini hanya 23 dari 100 perusahaan.
Dia berharap, kondisi akan terus membaik hingga beberapa waktu ke depan. Pada kesempatan itu, Dyah juga menekankan pentingnya data statistik untuk mendorong ekonomi. Seminar kali ini, kata dia, upaya menyosialisasikan pemanfaatan data BPS kepada masyarakat. Yaitu sinergitas untuk akselerasi pemulihan dan membangkitkan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: 60 Desa Terpencil di Jabar Dapat Akses Internet Gratis
Semantara itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik, Sri Soelistyowati yang menjadi keynote speaker pada webinar itu mengatakan, dampak pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan sosial maupun turunnya kinerja ekonomi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.
"Dampak yang dialami Indonesia terutama pada sektor pariwisata yang juga berpengaruh pada transportasi dan sektor lainnya secara menyeluruh. Pemerintah sudah mencoba mengatasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pemulihan ekonomi nasional," beber dia.
Sementara Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat, Yudi Hartanto menyatakan, beberapa strategi adaptasi yang dilakukan toko ritel antara lain dengan meningkatkan promosi, efisiensi biaya, memanfaatkan big data dan memperkuat penjualan online.
"Vaksinasi dan protokol kesehatan juga termasuk adaptasi dalam meyakinkan konsumen bahwa pelayanan toko ritel tetap aman. Konsumen yang loyal menjadi salah satu kunci untuk menjaga pertumbuhan ritel," imbuh dia.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, berdasarkan data survei 2020, sebanyak 84 dari 100 perusahaan tercatat mengalami kendala dalam usahanya. Sementara pada periode Januari 2021, jumlahnya terus menurun.
Baca juga: Berlagak Sok Jagoan Bersenjata Pistol Revolver, Jekri Dijebloskan ke Tahanan
"Hasil survei Januari 2021, jumlah perusahaan yang mengalami kendala mengalami penurunan menjadi 53 perusahaan dari 100. Persoalan yang dihadapi adalah pemasaran dan penjualan," kata Dyah pada Webinar dengan mengusung tema “Membangun Strategi dan Optimisme Kebangkitan Ekonomi di Tengah Pandemi”, Kamis (18/3/2021).
Menurut dia, perbaikan industri juga di Jawa Barat juga terlihat dari membaiknya indikasi pembayaran upah perusahaan kepada karyawan. Pada Juli 2020, sebanyak 70 dari 100 perusahaan mengalami kendala masalah upah. Sementara pada Januari 2021 ini hanya 23 dari 100 perusahaan.
Dia berharap, kondisi akan terus membaik hingga beberapa waktu ke depan. Pada kesempatan itu, Dyah juga menekankan pentingnya data statistik untuk mendorong ekonomi. Seminar kali ini, kata dia, upaya menyosialisasikan pemanfaatan data BPS kepada masyarakat. Yaitu sinergitas untuk akselerasi pemulihan dan membangkitkan ekonomi di tengah pandemi yang masih berlangsung hingga saat ini.
Baca juga: 60 Desa Terpencil di Jabar Dapat Akses Internet Gratis
Semantara itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik, Sri Soelistyowati yang menjadi keynote speaker pada webinar itu mengatakan, dampak pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan sosial maupun turunnya kinerja ekonomi di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia.
"Dampak yang dialami Indonesia terutama pada sektor pariwisata yang juga berpengaruh pada transportasi dan sektor lainnya secara menyeluruh. Pemerintah sudah mencoba mengatasi dengan menetapkan kebijakan-kebijakan dan memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pemulihan ekonomi nasional," beber dia.
Sementara Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jawa Barat, Yudi Hartanto menyatakan, beberapa strategi adaptasi yang dilakukan toko ritel antara lain dengan meningkatkan promosi, efisiensi biaya, memanfaatkan big data dan memperkuat penjualan online.
"Vaksinasi dan protokol kesehatan juga termasuk adaptasi dalam meyakinkan konsumen bahwa pelayanan toko ritel tetap aman. Konsumen yang loyal menjadi salah satu kunci untuk menjaga pertumbuhan ritel," imbuh dia.
(msd)