BPIP Tetapkan Pasar Bahulak Sebagai Pasar Gotong Royong

Minggu, 07 Maret 2021 - 15:40 WIB
loading...
BPIP Tetapkan Pasar Bahulak Sebagai Pasar Gotong Royong
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Desa Karungan dan Pasar Bahulak, Kecamatan Plupuh, Sragen, Jawa Tengah, sebagai Desa Pancasila dan Pasar Gotong Royong. Foto BPIP
A A A
SRAGEN - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof Yudian Wahyudi, meresmikan Desa Karungan dan Pasar Bahulak, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen , Jawa Tengah, sebagai Desa Pancasila dan Pasar Gotong Royong, Minggu (7/3/2021). Hal ini karena masyarakat desa telah menanamkan nilai-nilai Pancasila untuk mengembangkan sektor perekonomian.

"Apa yang dilakukan Desa Karungan menjadi uswah hasanah (teladan) dan akan membangkitkan ekonomi Indonesia jika diikuti secara besar-besaran (oleh daerah lain)," kata Yudian saat memberi sambutan pada acara Deklarasi Desa Karungan Sebagai Desa Pancasila dan Pasar Bahulak Sebagai Pasar Gotong Royong.

Mengutip pesan Bung Karno, Yudian mengatakan pengamalan nilai Pancasila kuncinya ada di gotong royong di semua kehidupan. Dan, masyarakat Desa Karungan telah bergotong royong untuk membangkitkan sektor ekonomi desa.



Menurut Yudian, saat pandemi COVID-19 melanda, perekonomian masyarakat terguncang. Namun, berdasarkan Badan Pusat Statistik, pertanian merupakan satu-satunya bidang yang tumbuh positif.

"Ini menunjukkan desa dan pertanian penting. Karakter ekonomi desa yang cenderung padat karya, menjadi jaring penyelamat warga dari goncangan ekonomi," kata Yudian dalam pernyataan yang diterima SINDOnews.

Yudian mengatakan, undang-undang memberi ruang gerak yang luar biasa untuk masyarakat desa untuk mendorong produksi dan konsumsi lokal. Dan, menciptakan ikon wisata seperti Pasar Bahulak di Desa Karungan ini.

Hal ini memiliki karakter yang berbeda dengan ekonomi yang ditopang pemodal besar. Di mana, pemodal besar membawa tenaga kerja dari mana-mana, dan keuntungannya dibawa lari pemilik modal untuk ditanam di tempat lain.

"Komponen lokal memiliki keunggulan, kemampuan bertahan lebih tinggi saat terjadi krisis ekonomi global., menjadi katalisator pegentasan kemiskinan, terutama ketika modal ditanam kembali di tingkat desa," kata Yudian.

"Ini aktualisasi nilai ekonomi Pancasila. Pengembangan ini tak bisa dilaksanakan tanpa gotong royong," kata Yudian.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2218 seconds (0.1#10.140)