Transmisi Lokal COVID-19 Sudah Terjadi di Sleman
loading...
A
A
A
SLEMAN - Tranmisi lokal virus corona jenis baru,COVID-19 sudah terjadi di Sleman . Kepastian ini diketahui setelah pasien dalam pengawawan (PDP) kasus 201, jenis kelamin perempuan usia 25 tahun warga Seyegan yang selama ini dirawat di RS Hermina Yogyakarta, hasil uji laboratorium, Minggu (17/5/2020) positif COVID-19. Perempuan itu tertular dari suaminya yang terpapar COVID-19 dari tempat kerjanya di Indogrosir.
“Saat ini di Sleman sudah terjadi transmisi lokal COVID-19,” kata kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo, Minggu (17/5/2020) sore.
Joko menjelaskan sebagai tindaklanjutnya sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19, untuk memutus mata rantai penyebaran corona, yaitu dengan tracking (melacak) dan rapid diagnostic test (RDT) atau tes cepat bagi yang kontak erat dengan kasus pasien COVID-19 tersebut. Sehingga dengan mengetahui hasilnya segera dapat melaukan tindakan. “Ini yang kami lakukan, tracking disertai rapid tes untuk kontak erat kasus positif corona,” jelasnya.
Di singgung apakah sudah saatnya Sleman memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Joko mengatakan secara epidemologis sudah memenuhi syarat untuk PSBB, namun hal itu masih dipertimbangkan. Sebagai solusinya akan mengetatkan penerapan protokol kesehatan seperti PSBB.“Meski sudah memenuhi syarat untuk PSBB, tapi tidak harus PSBB juga,” terangnya.
Sementara hingga Minggu (17/5/2020) kasus positif COVID-19 di Sleman bertambah tiga orang. Selain kasus 201, dua lagi yakni kasus 197 berjenis kelamin perempuan usia 42 tahun warga Depok dirawat di RSA UGM. Kemudian kasus 198 jenis kelamin laki-laki usia 32, warga Depok dirawat di RS Bhayangkara Polda DIY.
“Kasus 197 adalah karyawan Indogrosir terpapar klaster Indogrosir , kasus 198 terpapar jamaah tabligh, kasus 201 terpapar klaster indogrosir,” paparnya.
Sementara untuk kasus positif COVID-19 di Sleman, bertambah tiga orang, sembuh satu orang dan yang meninggal belum diketahui positif atau negatif COVID-9 tiga orang. Sehingga dengan tiga penambahan positif dan satu sembuh menjadi 76 orang. Dari jumlah ini, empat orang meninggal, 34 dirawat diberbagai rumah sakit rujukan di Sleman dan sembuh 32 orang.
Untuk PDP yang masih proses meninggl menjadi 13 orang. Sebab sebelumnya 10 orang. Tiga PDP yang meninggal, peremuan usia 64, laki-laki usia 56 dan laki-laki usia 64 tahun.(Baca juga : Klaster Indogrosir Terus Bertambah, Total Kasus Corona DIY 199 Kasus )
PDP hingga Minggu (17/5/2020) total ada 536 kasus. Dari jumlah ini, 378 negagtif, 81 proses (13 meninggal 67 masih dalam proses) dan 76 positif. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1775, terdiri dari 1289 selesai proses pemantauan dan 488 masih dalam proses.
Joko menambahkan untuk klaster Indogrosir sendiri, Minggu (17/5/2020) bertambah dua orang. Satu warga Sleman dan satu warg Bantul, PDP kasus 199 jenis kelamin perempuan usia 33 tahun. Dengan bertambahnya dua orang, maka total dari 60 yang reaktif COVID-19 menjadi 34 orang. 16 warg Sleman, 12 warga Bantul, serta masing-masing dua orang warga Gunungkidul, Kulonprogo dan kota Yogyakarta.
Lihat Juga: Sandiaga Uno Resmikan Hotel Masjid Jogokaryan di Kaliurang, Dorong Peningkatan Ekonomi Umat
“Saat ini di Sleman sudah terjadi transmisi lokal COVID-19,” kata kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Joko Hastaryo, Minggu (17/5/2020) sore.
Joko menjelaskan sebagai tindaklanjutnya sesuai dengan protokol kesehatan COVID-19, untuk memutus mata rantai penyebaran corona, yaitu dengan tracking (melacak) dan rapid diagnostic test (RDT) atau tes cepat bagi yang kontak erat dengan kasus pasien COVID-19 tersebut. Sehingga dengan mengetahui hasilnya segera dapat melaukan tindakan. “Ini yang kami lakukan, tracking disertai rapid tes untuk kontak erat kasus positif corona,” jelasnya.
Di singgung apakah sudah saatnya Sleman memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Joko mengatakan secara epidemologis sudah memenuhi syarat untuk PSBB, namun hal itu masih dipertimbangkan. Sebagai solusinya akan mengetatkan penerapan protokol kesehatan seperti PSBB.“Meski sudah memenuhi syarat untuk PSBB, tapi tidak harus PSBB juga,” terangnya.
Sementara hingga Minggu (17/5/2020) kasus positif COVID-19 di Sleman bertambah tiga orang. Selain kasus 201, dua lagi yakni kasus 197 berjenis kelamin perempuan usia 42 tahun warga Depok dirawat di RSA UGM. Kemudian kasus 198 jenis kelamin laki-laki usia 32, warga Depok dirawat di RS Bhayangkara Polda DIY.
“Kasus 197 adalah karyawan Indogrosir terpapar klaster Indogrosir , kasus 198 terpapar jamaah tabligh, kasus 201 terpapar klaster indogrosir,” paparnya.
Sementara untuk kasus positif COVID-19 di Sleman, bertambah tiga orang, sembuh satu orang dan yang meninggal belum diketahui positif atau negatif COVID-9 tiga orang. Sehingga dengan tiga penambahan positif dan satu sembuh menjadi 76 orang. Dari jumlah ini, empat orang meninggal, 34 dirawat diberbagai rumah sakit rujukan di Sleman dan sembuh 32 orang.
Untuk PDP yang masih proses meninggl menjadi 13 orang. Sebab sebelumnya 10 orang. Tiga PDP yang meninggal, peremuan usia 64, laki-laki usia 56 dan laki-laki usia 64 tahun.(Baca juga : Klaster Indogrosir Terus Bertambah, Total Kasus Corona DIY 199 Kasus )
PDP hingga Minggu (17/5/2020) total ada 536 kasus. Dari jumlah ini, 378 negagtif, 81 proses (13 meninggal 67 masih dalam proses) dan 76 positif. Sedangkan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 1775, terdiri dari 1289 selesai proses pemantauan dan 488 masih dalam proses.
Joko menambahkan untuk klaster Indogrosir sendiri, Minggu (17/5/2020) bertambah dua orang. Satu warga Sleman dan satu warg Bantul, PDP kasus 199 jenis kelamin perempuan usia 33 tahun. Dengan bertambahnya dua orang, maka total dari 60 yang reaktif COVID-19 menjadi 34 orang. 16 warg Sleman, 12 warga Bantul, serta masing-masing dua orang warga Gunungkidul, Kulonprogo dan kota Yogyakarta.
Lihat Juga: Sandiaga Uno Resmikan Hotel Masjid Jogokaryan di Kaliurang, Dorong Peningkatan Ekonomi Umat
(nun)