Animo Tinggi, Anak Muda Jabar Ramai-ramai Daftar Program Petani Milenial
loading...
A
A
A
BANDUNG - Program Petani Milenial Juara yang digulirkan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil disambut antusias para anak muda di Jabar. Ribuan calon petani milenial pun mendaftarkan diri dalam program tersebut.
Dua pekan lebih sejak pertama kali digaungkan Ridwan Kamil, sedikitnya 6.000 calon petani milenial telah mendaftar melalui situs https://petanimilenial.jabarprov.go.id/. Ridwan Kamil sendiri menargetkan, 5.000 anak muda Jabar bergabung dalam program tersebut.
"Pendaftaran program Petani Milenial masih terus berjalan hingga kini. Sedangkan, waktu penutupan akan diinfokan kembali," ujar Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Benny Bachtiar, Jumat (12/2/2021).
Menurutnya, anak muda yang paling banyak mendaftar berasal dari kawasan Bandung Raya, seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang dan Garut.
Profil para pendaftar sekitar 45 persen berumur 20-24 tahun dan 28 persen berumur 25-29 tahun. Pendaftar didominasi laki-laki sekitar 87 persen sedangkan perempuan 13 persen.
Setelah mendaftar, para calon petani milenial ini akan disaring secara administrasi, salah satunya terkait pemenuhan syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan.
"Kemudian, calon petani akan menjalani skrining teknis di perangkat daerah. Setelah lolos, pemuda ini akan dilatih lebih dalam sebelum terjun ke lapangan," katanya.
Lebih lanjut Benny menuturkan, program Petani Milenial Juara tidak hanya mencakup bidang pertanian, melainkan juga peternakan, perikanan, dan perkebunan.
"Komoditas akan sangat variatif. Untuk pertanian, mulai dari jagung, jahe, ubi-ubian, sampai tanaman holtikultura. Di sektor perkebunan adalah serehwangi, madu, dan jamur tiram," sebutnya.
"Selain itu, budidaya penggemukan domba, ayam boiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik," kata Benny.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar menyatakan, akan mengarahkan petani milenial untuk mengembangkan burung puyuh.
Menurut Kepala DKPP Jabar, Jafar Ismail, burung puyuh dipilih karena hanya membutuhkan lahan 50 meter persegi dengan waktu pemeliharaan hanya 60 menit per hari.
Satu unit peternakan dengan 1.000 ekor burung puyuh membutuhkan investasi Rp22 juta. Dengan perhitungan kasar, kata Jafar, keberhasilan bertelur mencapai 70-80 persen dimana telur yang dapat diproduksi sekitar 800 butir per hari dengan nilai jual Rp240.000.
"Setelah dipotong biaya produksi, keuntungan bersih Rp80.000 per hari atau Rp2,4 juta per bulan. Itu dari 1.000 ekor, kalau dua kali lipatnya tentu keuntungan bertambah," terang dia.
Jafar menyebutkan, berdasarkan pengalaman, para petani burung puyuh dapat mencapai balik modal (break event point) pada bulan ke sembilan.
"Petani milenial ini peluang di masa pandemi. Pertanian sangat dibutuhkan dalam situasi apapun karena urusan makan tidak bisa ditunda- tunda," ujarnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar, Ajat Sudrajat menuturkan, salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi calon petani milenial, yakni harus memiliki pengalaman dalam bidang pertanian minimal empat bulan.
"Karena ini kaitanya dengan kredit, risikonya akan tinggi jika modal disalurkan ke orang yang belum pernah mengenal pertanian sama sekali," jelasnya.
Menurut Ajat, untuk tahap awal, pihaknya akan mengarahkan petani milenial untuk membudidayakan jagung dan ubi jepang. Jagung dan ubi jepang dipilih sebagai komoditas andalan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluncurkan terobosan besar lewat program revolusi pertanian 4.0 di provinsi yang dipimpinnya.
Baca juga: Pacu Pemulihan Ekonomi, Disperkim Jabar Renovasi 31.500 Rutilahu Senilai Rp560 Miliar
Melalui akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Gubernur yang akrab disapa Emil itu siap meminjamkan lahan-lahan subur milik Pemprov Jabar seluas masing-masing 2.000 meter persegi untuk 5.000 anak-anak muda Jabar. Artinya, total luasan lahan yang disiapkan mencapai 1.000 hektare.
"DICARI 5000 ANAK MUDA JAWA BARAT YANG MAU BELA NEGARA DENGAN MENJADI PETANI 4.0," tulis Emil, Rabu (27/1/2021).
"Daripada nganggur dan banyak rebahan melamun karena covid, mending gabung aja," sambung dia.
Baca juga: Liburan saat Pandemi, Ini Destinasi Wisata Bandung yang Banyak Dikunjungi
Tidak hanya meminjamkan lahan subur, Emil pun menyiapkan permodalan dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (bank bjb). Bahkan, kata Emil, produk pertanian yang dikembangkan para milenial itu bakal langsung dibeli oleh PT Agro Jabar, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar yang fokus menggarap agrobisnis.
"Pendaftaran akan dimulai minggu depan. Daripada jadi pengangguran kan?" sebut Emil.
Dua pekan lebih sejak pertama kali digaungkan Ridwan Kamil, sedikitnya 6.000 calon petani milenial telah mendaftar melalui situs https://petanimilenial.jabarprov.go.id/. Ridwan Kamil sendiri menargetkan, 5.000 anak muda Jabar bergabung dalam program tersebut.
"Pendaftaran program Petani Milenial masih terus berjalan hingga kini. Sedangkan, waktu penutupan akan diinfokan kembali," ujar Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar, Benny Bachtiar, Jumat (12/2/2021).
Menurutnya, anak muda yang paling banyak mendaftar berasal dari kawasan Bandung Raya, seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kabupaten Sumedang dan Garut.
Profil para pendaftar sekitar 45 persen berumur 20-24 tahun dan 28 persen berumur 25-29 tahun. Pendaftar didominasi laki-laki sekitar 87 persen sedangkan perempuan 13 persen.
Setelah mendaftar, para calon petani milenial ini akan disaring secara administrasi, salah satunya terkait pemenuhan syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan.
"Kemudian, calon petani akan menjalani skrining teknis di perangkat daerah. Setelah lolos, pemuda ini akan dilatih lebih dalam sebelum terjun ke lapangan," katanya.
Lebih lanjut Benny menuturkan, program Petani Milenial Juara tidak hanya mencakup bidang pertanian, melainkan juga peternakan, perikanan, dan perkebunan.
"Komoditas akan sangat variatif. Untuk pertanian, mulai dari jagung, jahe, ubi-ubian, sampai tanaman holtikultura. Di sektor perkebunan adalah serehwangi, madu, dan jamur tiram," sebutnya.
"Selain itu, budidaya penggemukan domba, ayam boiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik," kata Benny.
Sementara itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar menyatakan, akan mengarahkan petani milenial untuk mengembangkan burung puyuh.
Menurut Kepala DKPP Jabar, Jafar Ismail, burung puyuh dipilih karena hanya membutuhkan lahan 50 meter persegi dengan waktu pemeliharaan hanya 60 menit per hari.
Satu unit peternakan dengan 1.000 ekor burung puyuh membutuhkan investasi Rp22 juta. Dengan perhitungan kasar, kata Jafar, keberhasilan bertelur mencapai 70-80 persen dimana telur yang dapat diproduksi sekitar 800 butir per hari dengan nilai jual Rp240.000.
"Setelah dipotong biaya produksi, keuntungan bersih Rp80.000 per hari atau Rp2,4 juta per bulan. Itu dari 1.000 ekor, kalau dua kali lipatnya tentu keuntungan bertambah," terang dia.
Jafar menyebutkan, berdasarkan pengalaman, para petani burung puyuh dapat mencapai balik modal (break event point) pada bulan ke sembilan.
"Petani milenial ini peluang di masa pandemi. Pertanian sangat dibutuhkan dalam situasi apapun karena urusan makan tidak bisa ditunda- tunda," ujarnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar, Ajat Sudrajat menuturkan, salah satu persyaratan teknis yang harus dipenuhi calon petani milenial, yakni harus memiliki pengalaman dalam bidang pertanian minimal empat bulan.
"Karena ini kaitanya dengan kredit, risikonya akan tinggi jika modal disalurkan ke orang yang belum pernah mengenal pertanian sama sekali," jelasnya.
Menurut Ajat, untuk tahap awal, pihaknya akan mengarahkan petani milenial untuk membudidayakan jagung dan ubi jepang. Jagung dan ubi jepang dipilih sebagai komoditas andalan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meluncurkan terobosan besar lewat program revolusi pertanian 4.0 di provinsi yang dipimpinnya.
Baca juga: Pacu Pemulihan Ekonomi, Disperkim Jabar Renovasi 31.500 Rutilahu Senilai Rp560 Miliar
Melalui akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Gubernur yang akrab disapa Emil itu siap meminjamkan lahan-lahan subur milik Pemprov Jabar seluas masing-masing 2.000 meter persegi untuk 5.000 anak-anak muda Jabar. Artinya, total luasan lahan yang disiapkan mencapai 1.000 hektare.
"DICARI 5000 ANAK MUDA JAWA BARAT YANG MAU BELA NEGARA DENGAN MENJADI PETANI 4.0," tulis Emil, Rabu (27/1/2021).
"Daripada nganggur dan banyak rebahan melamun karena covid, mending gabung aja," sambung dia.
Baca juga: Liburan saat Pandemi, Ini Destinasi Wisata Bandung yang Banyak Dikunjungi
Tidak hanya meminjamkan lahan subur, Emil pun menyiapkan permodalan dari PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (bank bjb). Bahkan, kata Emil, produk pertanian yang dikembangkan para milenial itu bakal langsung dibeli oleh PT Agro Jabar, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jabar yang fokus menggarap agrobisnis.
"Pendaftaran akan dimulai minggu depan. Daripada jadi pengangguran kan?" sebut Emil.
(boy)