Semarang Dikepung Banjir Dipicu Kurangnya Resapan dan Penurunan Muka Tanah

Selasa, 09 Februari 2021 - 16:42 WIB
loading...
Semarang Dikepung Banjir...
Warga menerobos banjir di kawasan Kampung Kuningan, Semarang Utara, Jawa Tengah, Sabtu (6/2/2021). Foto/iNews.id/Ahmad Antoni
A A A
SEMARANG - Banjir bandang Kota Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu (6/2/2021) merupakan banjir terbesar selama 10 tahun terakhir dan lebih luas dari sebelumnya.



Pemerhati lingkungan, Munasik mengatakan, banyak faktor yang turut mendukung terjadinya banjir parah di Kota Semarang. Menurutnya, secara garis besar karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap aspek ekologi kota.



“Selain aspek hidrometeorologi, terganggunya ekologi kota memicu besarnya bencana banjor dan tanah longsor di kawasan kota,” kata Munasik, Selasa (9/2/2021).

Perubahan ekologi Kota Semarang ditandai oleh berkurangnya daerah resapan di kota bagian atas serta turunnya muka tanah (land subsidence) di kota bagian bawah.

“Sehingga, curah hujan yang seharusnya tersimpan di daerah resapan kota atas melimpas dan meluncur deras menuju kota bawah sehingga menimbulkan genangan pada titik-titik lokasi yang rendah terutama yang dilalui sungai atau saluran air,” katanya.

Dia menambahkan, dengan permasalahan penurunan muka tanah di kota bawah maka praktis genangan akan semakin meluas dan dalam, apalagi jika bersamaandengan saat rob (pasang) air laut.

Peningkatan pembangunan di kota atas Semarang, lanjut dia, ditengarai telah menjadi penyebab menurunnya daerah resapan. Hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya alih fungsi lahan.

“Meningkatnya permintaan rumah bagi warga kota telah meningkatkan pembangunan perumahan di kawasan hijau sehingga merubah fugsi lahan resapan menjadi Kawasan pemukiman, seperti di Tembalang, Banyumanik, Gunungpati, Mijen serta lahan atas Kabupaten Semarang dan sekitarnya,” kata Dosen Ilmu Kelautan Undip ini.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2057 seconds (0.1#10.140)