Tanah Terus Bergerak, Warga Tegalwaru Purwakarta Enggan Mengungsi

Senin, 08 Februari 2021 - 16:14 WIB
loading...
Tanah Terus Bergerak, Warga Tegalwaru Purwakarta Enggan Mengungsi
Tanah di kampung CIrangkong, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta masih terus bergerak. Sementara sebagian warga memilih bertahan di rumah atau tidak mengungsi. (Foto: Istimewa)
A A A
PURWAKARTA - Sebagian warga Kampung Cirangkong, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta , memilih tetap bertahan di atas lahan yang terus bergerak. Meskipun pemerintah setempat sudah meminta warga agar mengungsi sementara ke rumah kerabatnya terdekat.

Bahkan, per pukul 12.00 WIB pun kembali terjadi gerakan tanah susulan hingga membuat dua rumah warga mulai ambles. Beberapa petugas dari TNI dan Polri serta aparat desa pun langsung memperingatkan warga agar waspada lantaran gerakan tanah kemungkinan akan terus terjadi. Baca juga: Purwakarta Butuh 580 Ribu Vaksin COVID-19 untuk Warga Berusia 18-59 Tahun

Apalagi hujan lebat yang mengguyur beberapa hari terakhir dikhawatirkan menjadi pemicu gerakan tanah susulan yang lebih besar. Situasi dan kondisi seperti itu tentunya membahayakan warga yang masih bertahan di rumah.

Camat Tegalwaru, Beny Primiadi, mengatakan, terdapat dua wilayah RT yang terdampak gerakan tanah. Sejak 2019 lalu, pergeseran tanah sudah terjadi. Hanya saja pada waktu itu pergeserannya perlahan. Berbeda dengan yang terjadi pada Minggu (7/2/2021), tanah bergerak cepat sehingga mengakibatkan sejumlah rumah rusak.

"Pada waktu itu juga sudah direkomendasikan agar warga direlokasi ke tempat lain. Tapi banyak di antara warga yang tetap bertahan. Termasuk kejadian kemarin, ada juga warga yang belum mengungsi. Alasannya rumah masih aman untuk ditempati,"kata Beny kepada MNC Portal Indonesia, Senin (8/2/2021).

Berdasarkan koordinasi dengan Pemerintahan Desa Pasanggrahan, terdapat satu lahan yang diperuntukkan relokasi. Lahan tersebut terbilang aman dan jauh dari lokasi gerakan tanah . Hanya saja, lahan itu berada di kawasan Perhutani. Sehingga perlu adanya kordinasi antara Pemkab Purwakarta dengan Perhutani dalam hal pemanfaatan lahan untuk relokasi.

Dia menyebutkan, terdapat tiga rumah roboh dan 35 rumah lainnya rusak (kerusakan beragam). Selain juga jalan desa terputus. Sementara secara keseluruhan di dua wilayah RT yang terjadi gerakan tanah terdapat 120 rumah.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1668 seconds (0.1#10.140)