Perjuangan dr Wachyudi Raih Magister, Ujian Tesis saat Terpapar COVID-19 dengan Alat Bantu Pernapasan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Kondisi dr Wachyudi Muchsin belum pulih betul. Dokter koboi itu baru saja keluar dari Ruang ICU khusus pasien COVID-19 setelah dinyatakan positif dengan gajala cukup berat.
Hasil foto pnemonia bilateral menunjukkan 80% paru-parunya terlihat putih pucat.Namun kondisi itu tidak menyurutkan tekadnya untuk meraih gelar magister kesehatan (M Kes). Saat mengikuti ujian tesis secara virtual di Ruang Perawatan Private Care Center (PCC) RSUP dr Wahidin Sudirohusodo , Kamis (4/2),alat bantu masih terlihat terpasang di hidungnya.
Perjuangan dr Koboi membuahkan hasil. Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar itu resmi menyandang gelar magister kesehatan atau M.Kes dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. IPK 3,28.
Dia mengatakan, keberhasilan meraih gelar magister di saat terpapar COVID-19 tak luput dari dukungan dan doa orang-orang yang menyayanginya. Keluarga, sahabat dan kerabat diakuinya menjadi obat mujarab untuk bisa tetap bertahan.
Saat mengikuti ujian tutup, dia masih merasa sesak. Selang oksigen belum dilepas meski sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Namun kondisi itu perlahan mulai membaik. Dua kali swab tes hasilnya menunjukkan negatif. “Alhamdulillah saya bisa melewati semua ini dengan baik, dan itu karena doa dan semangat dari keluarga dan sahabat semua," kata dr Wachyudi, Jumat (5/2/2021).
Dia menceritakan, meraih gelar magister tidak mudah. Nyaris menyerah dan tidak fokus menyelesaikan tesis. Apalagi sebagai Humas IDI Makassar, waktunya banyak tersita karena sibuk menjadi relawan dan menangani pandemi di Kota Makassar dan daerah lain di Sulawesi Selatan. Apalagi saat dinyatakan positif COVID-19 .
Dia dilarikan ke RS Awal Bros Makassar karena sesak napas yang tak kunjung reda dengan proses sangat cepat. Dia bahkan di rujuk ke RSUD Wahidi Sudirohusodo karena pnemonia di kedua paru-parunya semakin meluas.
Kondisinya drop dan dirawat di Ruang ICU RSUD dr Wahidin Sudirohusodo. Saturasinya menurun, sesak semakin berat. Bahkan dia juga kehilangan nafsu makan dan minum dengan instensitas demam sangat tinggi.“Rupanya saat itu virus korona sudah menyerang sampai ke paru-paru," ucap dia.
Di saat kritis itulah, dia mengingat semua kebaikan yang Allah SWT berikan. Dia percaya di tengah kesulitan ada kemudahan. Spirit pantang menyerah itulah yang dia coba bangun setiap hari. Semangat untuk sembuh dan berjuang melawan COVID-19 dari ruang Infection Center COVID-19.
Di tengah kondisinya, dia juga memikirkan jadwal ujian yang sudah disusun sebelum terpapar Covid-19. Suatu kesyukuran karena Pascasarjana UMI memberi waktu sampai dia mulai pulih. Paling tidak, dia sudah keluar dari ICU.
“Ini semuan karena doa. Jangan anggap enteng doa-doa. Saya percaya bisa seperti sekarang karena ada banyak doa dan cinta dari keluarga dan sahabat," tutur dia. Tentu di samping itu ada tangan dingin dari tim medis. Peran mereka dinilai sangat penting, apalagi di kondisi kritis seperti saat ini.
Dalam tesisnya, Yudi mengangkat judul “faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Makassar". Tesis ini menganalisis faktor predisposisi terhadap pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Makassar dan menganalisis faktor penguat terhadap protokol kesehatan COVID-19. “Kepatuhan menjadi kunci utama terhadap upaya memberantas dan mencegah terjadinya penularan," tegas dia.
Secara khusus dia menyampaikan terima kasih kepada para penguji dan pembimbing yang tak lelah menyemangatinya. Dr H Reza Aril Ahri SKM MKes, Dr Arman SKM MKes, dr Drs H Haeruddin SKM MKes, Dr Hj Een Kurnaesih SKM MKes, dan Dr dr HA Muh Multazam MKes.
Lihat Juga: Diterbangkan ke Makassar Malam Ini, Jenazah AKP Ulil Ryanto Anshar Akan Dimakamkan di TPU Panaikang
Hasil foto pnemonia bilateral menunjukkan 80% paru-parunya terlihat putih pucat.Namun kondisi itu tidak menyurutkan tekadnya untuk meraih gelar magister kesehatan (M Kes). Saat mengikuti ujian tesis secara virtual di Ruang Perawatan Private Care Center (PCC) RSUP dr Wahidin Sudirohusodo , Kamis (4/2),alat bantu masih terlihat terpasang di hidungnya.
Perjuangan dr Koboi membuahkan hasil. Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar itu resmi menyandang gelar magister kesehatan atau M.Kes dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. IPK 3,28.
Dia mengatakan, keberhasilan meraih gelar magister di saat terpapar COVID-19 tak luput dari dukungan dan doa orang-orang yang menyayanginya. Keluarga, sahabat dan kerabat diakuinya menjadi obat mujarab untuk bisa tetap bertahan.
Saat mengikuti ujian tutup, dia masih merasa sesak. Selang oksigen belum dilepas meski sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Namun kondisi itu perlahan mulai membaik. Dua kali swab tes hasilnya menunjukkan negatif. “Alhamdulillah saya bisa melewati semua ini dengan baik, dan itu karena doa dan semangat dari keluarga dan sahabat semua," kata dr Wachyudi, Jumat (5/2/2021).
Dia menceritakan, meraih gelar magister tidak mudah. Nyaris menyerah dan tidak fokus menyelesaikan tesis. Apalagi sebagai Humas IDI Makassar, waktunya banyak tersita karena sibuk menjadi relawan dan menangani pandemi di Kota Makassar dan daerah lain di Sulawesi Selatan. Apalagi saat dinyatakan positif COVID-19 .
Dia dilarikan ke RS Awal Bros Makassar karena sesak napas yang tak kunjung reda dengan proses sangat cepat. Dia bahkan di rujuk ke RSUD Wahidi Sudirohusodo karena pnemonia di kedua paru-parunya semakin meluas.
Kondisinya drop dan dirawat di Ruang ICU RSUD dr Wahidin Sudirohusodo. Saturasinya menurun, sesak semakin berat. Bahkan dia juga kehilangan nafsu makan dan minum dengan instensitas demam sangat tinggi.“Rupanya saat itu virus korona sudah menyerang sampai ke paru-paru," ucap dia.
Di saat kritis itulah, dia mengingat semua kebaikan yang Allah SWT berikan. Dia percaya di tengah kesulitan ada kemudahan. Spirit pantang menyerah itulah yang dia coba bangun setiap hari. Semangat untuk sembuh dan berjuang melawan COVID-19 dari ruang Infection Center COVID-19.
Di tengah kondisinya, dia juga memikirkan jadwal ujian yang sudah disusun sebelum terpapar Covid-19. Suatu kesyukuran karena Pascasarjana UMI memberi waktu sampai dia mulai pulih. Paling tidak, dia sudah keluar dari ICU.
“Ini semuan karena doa. Jangan anggap enteng doa-doa. Saya percaya bisa seperti sekarang karena ada banyak doa dan cinta dari keluarga dan sahabat," tutur dia. Tentu di samping itu ada tangan dingin dari tim medis. Peran mereka dinilai sangat penting, apalagi di kondisi kritis seperti saat ini.
Dalam tesisnya, Yudi mengangkat judul “faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Makassar". Tesis ini menganalisis faktor predisposisi terhadap pelaksanaan protokol kesehatan COVID-19 di Kota Makassar dan menganalisis faktor penguat terhadap protokol kesehatan COVID-19. “Kepatuhan menjadi kunci utama terhadap upaya memberantas dan mencegah terjadinya penularan," tegas dia.
Secara khusus dia menyampaikan terima kasih kepada para penguji dan pembimbing yang tak lelah menyemangatinya. Dr H Reza Aril Ahri SKM MKes, Dr Arman SKM MKes, dr Drs H Haeruddin SKM MKes, Dr Hj Een Kurnaesih SKM MKes, dan Dr dr HA Muh Multazam MKes.
Lihat Juga: Diterbangkan ke Makassar Malam Ini, Jenazah AKP Ulil Ryanto Anshar Akan Dimakamkan di TPU Panaikang
(nic)