Gubernur Sulsel Kunjungi Tana Beru, Desa Asal Lahirnya Kapal Pinisi

Kamis, 04 Februari 2021 - 15:25 WIB
loading...
Gubernur Sulsel Kunjungi...
Gubernur Sulsel, HM Nurdin Abdullah mengunjungi lokasi pembuatan kapal pinisi di Tana Beru, Kabupaten Bulukumba. Foto: Humas Pemprov Sulsel
A A A
BULUKUMBA - Gubernur Sulsel , HM Nurdin Abdullah melakukan kunjungan di Tana Beru, Kelurahan Tana beru, Kabupaten Bulukumba. Tana Beru merupakan desa di mana kapal tradisional masyarakat Bugis Makassar, pinisi dibuat.

Kedatangannya di Tana Beru ia lakukan di sela-sela kunjungan kerjanya di kabupaten berjuluk Panrita Lopi tersebut, Kamis (4/2/2021).



Nurdin mengatakan, kapal pinisi memiliki nilai historis yang tinggi. Kapal ini juga banyak dipesan oleh berbagai negara dengan harga miliaran. Bahkan banyak beroperasi di daerah wisata Indonesia. Nurdin berharap, daerah wisata di Sulsel juga menggunakan kapal ini.

"Kapal ini asli Bulukumba," kata Nurdin Abdullah .

Nurdin bilang, pembuatan kapal pinisi di Bulukumba adalah potensi yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Infrastruktur di lokasi pembuatan kapal pinisi ini kata dia harus dihadirkan dengan baik.

"Di Mandala Ria sudah hadir toilet yang bagus, akses jalan yang bagus dan ruang serbaguna. Semoga ini bisa digunakan dengan baik," sebutnya.

Nurdin juga menanyakan kendala apa yang dihadapi oleh para pembuat kapal, salah satunya, Rusdi Mulyadi yang akrab disapa Haji Ulli, yang saat ini tengah mengerjakan lima kapal.



Dalam kesempatan itu, Ulli meminta agar pemerintah memberikan dukungan dengan mempermudah material bahan pembuatan kapal masuk ke Sulsel. "Kami cuma minta dukungan pemerintah untuk mempermudah masuknya material. Material dari Kendari," pinta Ulli.

Ulli menyampaikan, kemampuan membuat kapal diwarisi dari orang tuanya, Haji Muslim Baso. Ia merekrut tenaga kerja dari warga setempat sebagai upaya pelestarian budaya dari nenek moyang.

Ia menjelaskan, pemesan kapal kebanyakan datang dari luar negeri, sebanyak 75 persen. Pemesan biasanya melakukan survei terlebih dulu sebelum memesan. Tanpa promosi, karyanya dikenal dari unggahan sosial media para wisatawan.

"Rata-rata mereka melakukan survei. Saya berkomunikasi langsung, kalau rumit pakai penerjemah bahasa. Kapal ini investasinya besar, otomatis orang melalui tahap survei dulu. Kami tidak pernah upload di medsos . Cuma pengunjung datang foto-foto meminta izin (upload), kami bilang silahkan itu bagian dari promosi," ungkapnya.



Saat Nurdin berkunjung, Ulli dan pekerjanya sedang mengerjakan kapal pesanan pengusaha asal Kalimantan keturunan Bugis . Kapal yang dipesan memiliki panjang 50 meter, lebar 13 meter dan tinggi badan 5,3 meter, dengan harga mencapai miliaran rupiah.

"Ini besar dan dari bahan kayu terpilih, badan kapal menggunakan kayu besi semua. Kalau masuk di struktur bangunan atas itu ada campuran kayu besi dan kayu jati. Kami hanya membuat kapalnya , interior dikerjakan oleh pihak lain. Kapal dikerjakan sembilan orang dengan penyelesaiannya dua tahun," jelasnya.

Dalam mengerjakan kapal , terkadang mereka tidak menggunakan desain. Desain digunakan ketika ada pesanan dengan spesifikasi khusus, misalnya dalam jumlah kabin dan kamar.

Ia menyampaikan harapannya kepada pemerintah agar bisa menghadirkan fasilitas docking kapal .



"Harapan kami, semoga Pak Gub bisa fasilitasi di pusat. Yang mau berinvestasi di sini terutama untuk membangun docking untuk perawatan kapal . Karena sangat lucu kita ahli pembuat kapal di sini tetapi sarana memperbaiki untuk perawatan kapal tidak ada," ungkapnya.

Dalam kunjungan ini, Gubernur sekaligus meresmikan Masjid Al Muslimin yang disediakan termasuk bagi wisatawan untuk beribadah.
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1935 seconds (0.1#10.24)