Talaud Diguncang 3 Kali Gempa Bumi, Begini Penjelasan BMKG
loading...
A
A
A
TALAUD - Kepulauan Talaud , Sulawesi Utara ( Sulut ) kembali diguncang gempa tektonik , Sekira pukul 22.37 Wita. Hasil analisis BMKG menunjukkan, gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=5,2.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,96 Lintang Utara dan 126,69 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 19 km arah Barat Daya Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 47 km.
Koordinator bidang Data dan Informasi BMKG Sulut, Edward H Mengko kepada MNC Media Portal Indonesia mengatakan, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat deformasi Lempeng Laut Maluku.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (Oblique Thrust Fault),” kata Mengko, Selasa (2/2/2021).
Guncangan gempabumi ini menurutnya dirasakan di daerah Melonguane dengan skala III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo M=4,7 dan M=4,2," ujar Mengko.
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tandasnya.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,96 Lintang Utara dan 126,69 Bujur Timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 19 km arah Barat Daya Kota Melonguane, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara pada kedalaman 47 km.
Koordinator bidang Data dan Informasi BMKG Sulut, Edward H Mengko kepada MNC Media Portal Indonesia mengatakan, dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat deformasi Lempeng Laut Maluku.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan mendatar naik (Oblique Thrust Fault),” kata Mengko, Selasa (2/2/2021).
Guncangan gempabumi ini menurutnya dirasakan di daerah Melonguane dengan skala III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami Hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya dua aktivitas gempabumi susulan dengan magnitudo M=4,7 dan M=4,2," ujar Mengko.
Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," tandasnya.
(nic)