Soal Kebangkrutan Saung Udjo, Disbudpar Usulkan Ada Insentif bagi Industri Pariwisata
loading...
A
A
A
BANDUNG - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung telah mengusulkan agar industri pariwisata yang terkena dampak pandemi COVID-19 bisa mendapat pendanaan atau intensif.
Menurut Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kania Sari, pihaknya tengah melakukan pendataan terhadap sejumlah sektor pariwisata dan kebudayaan lainnya yang kini sangat terdampak COVID-19. Selain itu, koordinasi dengan satgas penanganan corona juga terus berjalan. Baca juga: Travel Bandung-Cirebon Terguling di Pantura, 7 Penumpang Terluka
"Saya sudah berkoordinasi dengan Disparbud Jabar dan Kemenpar, serta DPR. Intinya adalah mudah-mudahan untuk bantuan dampak ke industri pariwisata bisa ditambah, selain hotel dan restoran juga objek wisata," kata dia, Minggu (24/1/2021).
Dia berharap, pemerintah pusat dapat merasakan himpitan pengelola sektor pariwisata dan kebudayaan seperti Saung Angklung Udjo (SAU). Pusat angklung ini terancam bangkrut akibat tidak ada pengunjung. Sehingga Ke depan, bantuan atau kerjasama antara pemerintah pusat dan pelaku pariwisata bisa terjalin.
"Kita mendiversi kegiatan kita jadi virtual salah satunya sambil menunggu mempersiapkan sertifikasi SDM-nya. Koordinasi sama Kemenpar CHSE, sertifikasi profesi untuk seniman kita siapkan sambil menunggu COVID-19 berlalu," kata dia. Baca Juga: Begini Cara Gurbenur Gorontalo Perjuangkan Nasib Pelajar Daerah
Lebih lanjut dia menjelaskan, terkait kondisi SAU, Pemkot Bandung tidak bisa berbuat banyak. Pemkot Bandung tidak bisa memberikan membantuan berupa pendanaan untuk Saung Angklung Udjo. Dia meminta, pengelola harus berinovasi mencari sumber bantuan lainnya. "Untuk bantuan pendanan Disbudpar gak ada dana," ujar Kenny.
Diakui dia, pandemi COVID-19 tidak hanya melumpuhkan Saung Angklung Udjo. Tetapi sektor industri pariwisata lainnya seperti pelaku usaha perhotelan, restoran serta seniman turut merasakan kondisi serupa. "Taman lalu lintas saat ini juga tidak bisa buka. Pasar baru destinasi wisata juga sudah 60 persen tenaga kerjanya kena dampak, sama Saung Angklung Udjo pengunjung sedikit. Kuncinya adalah bersabar dan syukuri segala sesuatu karena semua titipan," tuturnya.
Kenny mengusulkan, seluruh pengelola industri pariwisata ada baiknya membuat sejumlah langkah-langkah baru untuk tetap bertahan di tengah pandemik COVID-19. Konten kebudayaan saat ini bisa saja mengandalkan cara virtual.
Menurut Kepala Disbudpar Kota Bandung Dewi Kania Sari, pihaknya tengah melakukan pendataan terhadap sejumlah sektor pariwisata dan kebudayaan lainnya yang kini sangat terdampak COVID-19. Selain itu, koordinasi dengan satgas penanganan corona juga terus berjalan. Baca juga: Travel Bandung-Cirebon Terguling di Pantura, 7 Penumpang Terluka
"Saya sudah berkoordinasi dengan Disparbud Jabar dan Kemenpar, serta DPR. Intinya adalah mudah-mudahan untuk bantuan dampak ke industri pariwisata bisa ditambah, selain hotel dan restoran juga objek wisata," kata dia, Minggu (24/1/2021).
Dia berharap, pemerintah pusat dapat merasakan himpitan pengelola sektor pariwisata dan kebudayaan seperti Saung Angklung Udjo (SAU). Pusat angklung ini terancam bangkrut akibat tidak ada pengunjung. Sehingga Ke depan, bantuan atau kerjasama antara pemerintah pusat dan pelaku pariwisata bisa terjalin.
"Kita mendiversi kegiatan kita jadi virtual salah satunya sambil menunggu mempersiapkan sertifikasi SDM-nya. Koordinasi sama Kemenpar CHSE, sertifikasi profesi untuk seniman kita siapkan sambil menunggu COVID-19 berlalu," kata dia. Baca Juga: Begini Cara Gurbenur Gorontalo Perjuangkan Nasib Pelajar Daerah
Lebih lanjut dia menjelaskan, terkait kondisi SAU, Pemkot Bandung tidak bisa berbuat banyak. Pemkot Bandung tidak bisa memberikan membantuan berupa pendanaan untuk Saung Angklung Udjo. Dia meminta, pengelola harus berinovasi mencari sumber bantuan lainnya. "Untuk bantuan pendanan Disbudpar gak ada dana," ujar Kenny.
Diakui dia, pandemi COVID-19 tidak hanya melumpuhkan Saung Angklung Udjo. Tetapi sektor industri pariwisata lainnya seperti pelaku usaha perhotelan, restoran serta seniman turut merasakan kondisi serupa. "Taman lalu lintas saat ini juga tidak bisa buka. Pasar baru destinasi wisata juga sudah 60 persen tenaga kerjanya kena dampak, sama Saung Angklung Udjo pengunjung sedikit. Kuncinya adalah bersabar dan syukuri segala sesuatu karena semua titipan," tuturnya.
Kenny mengusulkan, seluruh pengelola industri pariwisata ada baiknya membuat sejumlah langkah-langkah baru untuk tetap bertahan di tengah pandemik COVID-19. Konten kebudayaan saat ini bisa saja mengandalkan cara virtual.
(don)