Jadi Tradisi Jaga Lingkungan, Hatabosi Marancar di Tapsel Menuju Warisan Dunia

Minggu, 24 Januari 2021 - 06:52 WIB
loading...
Jadi Tradisi Jaga Lingkungan,...
Bupati Tapsel, Syahrul M Pasaribu; Pimpinan Komisi XI Gus Irawan Pasaribu; Komunitas Orangutan, Fahrizal Siregar; tokoh masyarakat Tapsel, Dolly Pasaribu, foto bersama di tugu Kalpataru. Foto/SINDOnews/Zia Nasution
A A A
TAPANULI SELATAN - Komunitas Hatabosi menuju warisan dunia sebagai simbol lingkungan . Sebab, komunitas tersebut sudah mendapatkan pengakuan dari negara melalui penghargaan Kalpataru.



"Saya yakin, apabila tradisi menjaga lingkungan (Hatabosi) di Kecamatan Marancar (Desa Hatabosi) ini bisa terjaga, maka akan menjadi warisan dunia," ujar Komunitas Orangutan Indonesia, Fahrian Siregar ketika menghadiri acara peresmian tugu Kalpataru di Tanjung Dolok, Kecamatan Marancar, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumut.



Menurutnya, selain Hatabosi, ada dua tradisi lagi di dunia yang mirip dengan yang ada di Haunatas yaitu di Subang, Bali, dan Satoyama, Jepang. Dijelaskannya, Hatabosi merupakan budaya kearifan lokal masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan menjaga kualitas air.



Yang paling menarik lagi kata Fahrian, seluruh lapisan masyarakat terlibat langsung untuk menjaga lingkungan terutama kualitas air. Para petani diberikan air sesuai dengan luas lahan yang dimilikinya. Selanjutnya, petani memiliki kewajiban membayar upah sesuai dengan penghasilan yang didapatnya.



Bahkan, untuk mendapatkan tali air, seluruh warga yang ada di Desa Hatabosi bekerjasama untuk memahat batu cadas agar ketersediaan air tetap terjaga berkelanjutan "Saya yakin, apabila ini dijaga terus, maka Komunitas Hatabosi akan menjadi warisan dunia," tandasnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2376 seconds (0.1#10.140)