Kisah Gunung Merapi dan Nyi Gadung Melati, Janda Cantik Penjaga Gerbang Merapi

Sabtu, 23 Januari 2021 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Gunung Merapi dan Nyi Gadung Melati, Janda Cantik Penjaga Gerbang Merapi
Warga mengungsi ke tempat yang lebih aman saat gunung merapi meletus. Foto: Dok/SINDONews
A A A

Keberadaan Gunung Merapi menjadi bagian dari warga lereng di empat kabupaten di DIY dan Jawa tengah. Di balik erupsi yang sering terjadi, Gunung Merapi selalu memberikan manfaat bagi warga sekitar dengan kesuburan tanahnya.

Sangat wajar jika warga di lereng Merapi enggan pindah meskipun terkadang bahaya mengancam mereka. Kepercayaan bahwa Merapi tidak pernah ingkar janji dan selalu memberikan tanda, menjadikan warga sangat damai berada di lereng gunung api teraktif di Indonesia itu.



Di balik kenyamanan tersebut, warga juga percaya ada yang menunggu gunung tersebut. Salah satunya adalah Nyi Gadung Melati. Sosok perempuan cantik yang sudah janda inilah yang dipercaya memberikan kesuburan dan alam yang hijau di lereng Merapi.

Kisah Gunung Merapi dan Nyi Gadung Melati, Janda Cantik Penjaga Gerbang Merapi


Nyai Gadung Melati, tokoh ini menurut kepercayaan Jawa memiliki tugas memelihara kehijauan tanaman Merapi. Selain Nyi Gadung Melati, di puncak Merapi juga dipercaya ada sebuah Keraton yang mirip dengan keraton Mataram, sehingga ada yang mengatur hirarki pemerintahan. Keraton Merapi itu menurut kepercayaan masyarakat setempat diperintah oleh kakak beradik yaitu Empu Rama dan Empu Permadi.



Seperti halnya pemerintahan sebagai Kepala Negara (Empu Rama dan Empu Permadi) melimpahkan kekuasaannya kepada Kyai Sapu Jagad yang bertugas mengatur keadaan alam Gunung Merapi. Berikutnya ada juga Nyai Gadung Melati, tokoh ini bertugas memelihara kehijauan tanaman Merapi. Ada Kartadimeja yang bertugas memelihara ternak keraton dan sebagai komando pasukan makhluk halus.

Kisah Gunung Merapi dan Nyi Gadung Melati, Janda Cantik Penjaga Gerbang Merapi


Kartadimeja juga tokoh yang disukai penduduk, karena acapkali memberi tahu kapan Merapi akan meletus dan apa yang harus dilakukan penduduk untuk menyelamatkan diri. Sementara, Nyi Gadung Melati juga dipercaya menunggu gunung Wutoh yang berada di bawah Merapi. Gunung Wutoh ini juga dipercaya sebagai pintu masuk Keraton Merapi.



Pada awalnya Nyi Gadung Melati tunggal bersama anak semata Wayangnya Nini Kelabang Retno. Anaknya pun meminta ibunya membuatkan taman yang asri. Namun karena gersang dia pun membuat sayembara, barang siapa bisa membuat aliran air dan membuat asri pekarangannya, maka akan diambil menjadi menantu untuk anaknya yang sangat cantik, Nini Klabang Retno.

Kisah Gunung Merapi dan Nyi Gadung Melati, Janda Cantik Penjaga Gerbang Merapi


Akhirnya datang Ki Ageng Sukuh dan mampu melaksanakan tugas. Namun sayang Nyi Gadung Melati ini ingkar janji lantaran melihat ki Ageng Sukuh sudah tua. Ki Ageng Sukuh pun menjadi murka setelah daya upaya dilakukan namun Nyi Gadung Melati ingkar. Akhirnya ki Ageng Sukuh mengutuknya menjadi patung.

Namun banyak warga mengatakan bahwa Nyi Gadung Mlati masih di sekitar Merapi meskipun tidak terlihat. Bahkan mitos Nyai Gadung Melati ini juga tersimpan dalam bentuk lukisan di Museum Vulkanologi.



Salah satu pelaku spiritual Ki Sumiran mengatakan, Nyai Gadung Melati menjadi bagian dari Merapi dan kerajaan Mataram. Hal ini diperkuat dengan sesajen Labuhan yangrutin digelar Keraton Yogyakarta juga menempatkan semekan Gadung Melati.

Kisah Gunung Merapi dan Nyi Gadung Melati, Janda Cantik Penjaga Gerbang Merapi


“Ini memang mitos, namun banyak keyakinan pelaku spiritual Jawa yang mengakui keberadaan Nyi Gadung Melati. Sekilas memang seperti Nyi Roro Kidul namun berbeda, dia juga sering mengenakan kemben warna hijau,” tuturnya.

Dilanjutkannya, cerita Gadung Melati ini banyak di sekitar Merapi dan juga bagian wilayah Kerajaan Mataram. Namun semua bermuara di antara Merapi dan kerajaan Mataram. Bahkan cerita Desa Wonosari juga berkaitan dengan Gadung Melati. “Di sana ada kampung namanya Gadung Sari. Ini ada cerita terkait Gadung Melati juga,” pungkasnya. Suharjono
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 2.1015 seconds (0.1#10.140)