Mayor TNI AD Eks Ajudan Menhan Ryamizard Ini Rela Pensiun dari Militer Demi Bangun Kampung Halaman
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Pilkada serentak 2020 telah usai. Saat ini tinggal menunggu waktu untuk pelantikan Bupati Gunungkidul terpilih Sunaryanta. Pensiunan TNI AD ini yang masih muda inipun digadang-gadang bisa melakukan perubahan meskipun lama waktu yang akan dijabat tidak sampai lima tahun.
Bahkan tokoh yang pernah menjadi ajudan pribadi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryachudu ini rela meninggalkan karir militer untuk bertarung di Pilkada Gunungkidul.
(Baca juga : Efikasi Sinovac Lampaui Standar WHO, Satgas Minta Masyarakat Tak Ragu Divaksin )
Bagi Sunaryanta pilihan itu memang berat. Namun demikian dia memiliki keyakinan dan konsekuensi dengan pilihan yang dijalaninya.
(Baca Juga: Kalah di Pilkada Gunungkidul, Immawan Wahyudi Siap Kembali ke Kampus)
"Bagi saya ini juga pengabdian. Jadi saya rela keluar dari Militer untuk membangun kampung halaman saya, Gunungkidul," ucap Sunaryanta kepada SINDOnews, Minggu (10/1/2021).
Dijelaskannya, selama mengikuti Jenderal Riyamizard dirinya banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan berbagai hal di berbagai wilayah dan negara lain. Dan hal inilah yang mendorong hatinya untuk kembali ke kampung halaman dan mengabdikan diri untuk memajukan kabupaten yang terkenal paling miskin di DIY ini.
(Baca juga : Jika Messi Pindah, Barcelona Cicil Sisa Pembayaran Bonus Senilai Rp 672 Miliar hingga 2025 )
"Gunungkidul memiliki semua sumber daya baik alam dan sumber daya manusia, namun belum optimal. Ini yang membuat saya berusaha keras untuk bisa ikut memajukan bersama masyarakat Gunungkidul, jangan sampai selalu memiliki image miskin, kekurangan air, banyak warga gantung diri, ini harus kita rubah bersama," kata tokoh yang snsgat suka dengan budaya dan olahraga ini.
(Baca: Datangi Sunaryanta, Bambang Wisnu - Benyamin Beri Ucapan Selamat)
Bagi Sunaryanta, memajukan Gunungkidul bersama masyarakat menjadi kata kunci di kepemimpinannya ke depan. Bagaimanapun kata dia, harus ada terobosan dengan jaringan nasional dan internasional untuk bisa memajukan Gunungkidul.
Anggaran Kabupaten dalam APBD sangat sulit untuk merubah Gunungkidul maju dalam waktu cepat amin perlu terobosan diluar APBD ya G sudah habis untuk belanja pegawai dan peruntukan pembangunan lainnya.
"Konsep pemberdayaan harus diperkuat. Konsepsi pangan tidak lagi ketahanan pangan namun kedaulatan pangan. Banyak potensi yang bisa kita kembangkan bersama dengan sentuhan teknologi dan juga jaringan pemasaran," beber dia.
(Baca juga : Krisis Politik: Para Sahabat Nabi Kirim Putra Mereka untuk Lindungi Khalifah Utsman )
Dia sangat yakin, kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan bisa diandalkan. Tentu saja, kata dia, harus diimbangi dengan pengetahuan, pendampingan hingga pada bagaimana jaringan di regional nasional dan internasional.
"APBD Gunungkidul kecil. Mustahil kita berbicara menaikkan kesejahteraan guru, dokter dan juga masyarakat dengan APBD kecil, makanya terobosan dan kerjasama pihak ketiga dan juga jaringan di nasional harus digenjot. Saya yakin bisa, tinggal bagaimana kemauan dan semangat yang ada, " ulas dia.
Diapun sudah siap mengajak segenap stake holder untuk bangkit dan berlari mengejar ketertinggalan."Saya sejak kecil hidup susah, bapak saya tani, jadi saya bisa rasakan bagaimana rasanya hidup susah. Sekarang waktunya semua bangkit, saya siap mendharmabaktikan untuk Gunungkidul, siapa lagi yang akan membangun Gunungkidul kalau bukan kita bersama," lanjut tokoh yang akrab disapa Pak Mayor ini.
Bagi Sunaryanta, keluar dari militer bukan tanpa alasan. Menjadikan Gunungkidul menjadi masa depan DIY adalah salah satu alasannya. Artinya langkah keluar dari TNI merupakan cara Sunaryanta mewakafkan diri untuk membangun kampung halaman.
"Dan saya memang yakin dan siap menjadikan Gunungkidul sebagai masa depan DIY, bukan masa lalu," pungkasnya.
Bahkan tokoh yang pernah menjadi ajudan pribadi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryachudu ini rela meninggalkan karir militer untuk bertarung di Pilkada Gunungkidul.
(Baca juga : Efikasi Sinovac Lampaui Standar WHO, Satgas Minta Masyarakat Tak Ragu Divaksin )
Bagi Sunaryanta pilihan itu memang berat. Namun demikian dia memiliki keyakinan dan konsekuensi dengan pilihan yang dijalaninya.
(Baca Juga: Kalah di Pilkada Gunungkidul, Immawan Wahyudi Siap Kembali ke Kampus)
"Bagi saya ini juga pengabdian. Jadi saya rela keluar dari Militer untuk membangun kampung halaman saya, Gunungkidul," ucap Sunaryanta kepada SINDOnews, Minggu (10/1/2021).
Dijelaskannya, selama mengikuti Jenderal Riyamizard dirinya banyak mendapatkan pengalaman dan pengetahuan berbagai hal di berbagai wilayah dan negara lain. Dan hal inilah yang mendorong hatinya untuk kembali ke kampung halaman dan mengabdikan diri untuk memajukan kabupaten yang terkenal paling miskin di DIY ini.
(Baca juga : Jika Messi Pindah, Barcelona Cicil Sisa Pembayaran Bonus Senilai Rp 672 Miliar hingga 2025 )
"Gunungkidul memiliki semua sumber daya baik alam dan sumber daya manusia, namun belum optimal. Ini yang membuat saya berusaha keras untuk bisa ikut memajukan bersama masyarakat Gunungkidul, jangan sampai selalu memiliki image miskin, kekurangan air, banyak warga gantung diri, ini harus kita rubah bersama," kata tokoh yang snsgat suka dengan budaya dan olahraga ini.
(Baca: Datangi Sunaryanta, Bambang Wisnu - Benyamin Beri Ucapan Selamat)
Bagi Sunaryanta, memajukan Gunungkidul bersama masyarakat menjadi kata kunci di kepemimpinannya ke depan. Bagaimanapun kata dia, harus ada terobosan dengan jaringan nasional dan internasional untuk bisa memajukan Gunungkidul.
Anggaran Kabupaten dalam APBD sangat sulit untuk merubah Gunungkidul maju dalam waktu cepat amin perlu terobosan diluar APBD ya G sudah habis untuk belanja pegawai dan peruntukan pembangunan lainnya.
"Konsep pemberdayaan harus diperkuat. Konsepsi pangan tidak lagi ketahanan pangan namun kedaulatan pangan. Banyak potensi yang bisa kita kembangkan bersama dengan sentuhan teknologi dan juga jaringan pemasaran," beber dia.
(Baca juga : Krisis Politik: Para Sahabat Nabi Kirim Putra Mereka untuk Lindungi Khalifah Utsman )
Dia sangat yakin, kemampuan masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan bisa diandalkan. Tentu saja, kata dia, harus diimbangi dengan pengetahuan, pendampingan hingga pada bagaimana jaringan di regional nasional dan internasional.
"APBD Gunungkidul kecil. Mustahil kita berbicara menaikkan kesejahteraan guru, dokter dan juga masyarakat dengan APBD kecil, makanya terobosan dan kerjasama pihak ketiga dan juga jaringan di nasional harus digenjot. Saya yakin bisa, tinggal bagaimana kemauan dan semangat yang ada, " ulas dia.
Diapun sudah siap mengajak segenap stake holder untuk bangkit dan berlari mengejar ketertinggalan."Saya sejak kecil hidup susah, bapak saya tani, jadi saya bisa rasakan bagaimana rasanya hidup susah. Sekarang waktunya semua bangkit, saya siap mendharmabaktikan untuk Gunungkidul, siapa lagi yang akan membangun Gunungkidul kalau bukan kita bersama," lanjut tokoh yang akrab disapa Pak Mayor ini.
Bagi Sunaryanta, keluar dari militer bukan tanpa alasan. Menjadikan Gunungkidul menjadi masa depan DIY adalah salah satu alasannya. Artinya langkah keluar dari TNI merupakan cara Sunaryanta mewakafkan diri untuk membangun kampung halaman.
"Dan saya memang yakin dan siap menjadikan Gunungkidul sebagai masa depan DIY, bukan masa lalu," pungkasnya.
(sms)