Usai Videonya Viral, Warga Buat Pernyataan Penolakan Deklarasi Jundullah
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Usai video deklarasi pembentukan Jundullah (Tentara Allah) di sebuah masjid di Kampung Sasak Bubur, RT 04/03, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, Kecamatan Bandung Barat (KBB), yang viral di media sosial, unsur Muspika langsung bergerak cepat.
Aparat pemerintahan desa, kecamatan, Kapolsek, serta Danramil langsung datang ke lokasi untuk menetralisir keadaan. Mereka memberikan pemahaman agar warga jangan mudah terperdaya, khususnya terkait dengan deklarasi Jundullah yang videonya viral. (Baca juga: Beredar Deklarasi Pembentukan Kelompok Jundullah di Bandung Barat, Ada Apa?)
"Kami tadi sudah berkumpul dengan unsur Muspika dan warga. Hasilnya dibuat surat pernyataan bersama oleh warga yang ditandatangani di atas materai," kata Kepala Desa Mekarmukti Andriawan Burhanudin kepada SINDOnews, Selasa (5/1/2021).
Surat pernyataan bersama itu ditandatangani oleh sebanyak 14 warga yang hadir pada saat deklarasi. Isi dari pernyataan tersebut adalah, bahwa warga Kampung Cicalengka/Sasak Bubur RT 04/03, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, KBB , membatalkan deklarasi Jundullah .
Selain membatalkan, warga juga menolak deklaras Jundullah yang dipimpin ustaz Erwan Sa'ad di Masjid Jami Lembur Sawah, pada Jumat 1 Januari 2021 pukul 13.00 WIB. Dipimpin oleh ustaz Ali, jamaah di masjid tersebut mengatakan, jika penolakan dan pembatalan deklarasi dilakukan bukan atas paksaan atau intervensi pihak manapun. (Baca juga: Soal Rapid Tes Antigen, Dinkes Siapkan Formulasi Teknis di Lapangan)
Andriawan menerangkan, acara deklarasi tersebut tanpa diketahui oleh warga sebelumnya sehingga banyak yang merasa kaget. Ketika itu warga usai salat Jumat diminta untuk tidak dulu pulang oleh ustaz Erwan Sa'ad. Tidak lama kemudian mereka berbaris dan membacakan tulisan yang isinya deklarasi Jundullah. Karena merasa tidak enak warga lalu mengikuti kata-kata yang dibacakan.
"Jadi warga itu tidak tahu mau dekklarasi, spontanitas usai salat jumat diminta jangan dulu pulang. Pas udahnya baru warga kaget dan sempat mengkomunikasikan ke pengurus. Mereka ngakunya gak enak ke pa ustaz (Erwan Sa'ad) karena sering ngisi pengajian di masjid itu," tuturnya.
Aparat pemerintahan desa, kecamatan, Kapolsek, serta Danramil langsung datang ke lokasi untuk menetralisir keadaan. Mereka memberikan pemahaman agar warga jangan mudah terperdaya, khususnya terkait dengan deklarasi Jundullah yang videonya viral. (Baca juga: Beredar Deklarasi Pembentukan Kelompok Jundullah di Bandung Barat, Ada Apa?)
"Kami tadi sudah berkumpul dengan unsur Muspika dan warga. Hasilnya dibuat surat pernyataan bersama oleh warga yang ditandatangani di atas materai," kata Kepala Desa Mekarmukti Andriawan Burhanudin kepada SINDOnews, Selasa (5/1/2021).
Surat pernyataan bersama itu ditandatangani oleh sebanyak 14 warga yang hadir pada saat deklarasi. Isi dari pernyataan tersebut adalah, bahwa warga Kampung Cicalengka/Sasak Bubur RT 04/03, Desa Mekarmukti, Kecamatan Cihampelas, KBB , membatalkan deklarasi Jundullah .
Selain membatalkan, warga juga menolak deklaras Jundullah yang dipimpin ustaz Erwan Sa'ad di Masjid Jami Lembur Sawah, pada Jumat 1 Januari 2021 pukul 13.00 WIB. Dipimpin oleh ustaz Ali, jamaah di masjid tersebut mengatakan, jika penolakan dan pembatalan deklarasi dilakukan bukan atas paksaan atau intervensi pihak manapun. (Baca juga: Soal Rapid Tes Antigen, Dinkes Siapkan Formulasi Teknis di Lapangan)
Andriawan menerangkan, acara deklarasi tersebut tanpa diketahui oleh warga sebelumnya sehingga banyak yang merasa kaget. Ketika itu warga usai salat Jumat diminta untuk tidak dulu pulang oleh ustaz Erwan Sa'ad. Tidak lama kemudian mereka berbaris dan membacakan tulisan yang isinya deklarasi Jundullah. Karena merasa tidak enak warga lalu mengikuti kata-kata yang dibacakan.
"Jadi warga itu tidak tahu mau dekklarasi, spontanitas usai salat jumat diminta jangan dulu pulang. Pas udahnya baru warga kaget dan sempat mengkomunikasikan ke pengurus. Mereka ngakunya gak enak ke pa ustaz (Erwan Sa'ad) karena sering ngisi pengajian di masjid itu," tuturnya.
(don)