Dihantam Badai Pandemi, Ekonomi Jateng Merosot 5,2% Jadi 2,6%
loading...
A
A
A
SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut badai pandemi Covid-19 telah menggerogoti sektor perekonomian. Pelaku usaha kecil dan mikro paling terkena dampak, hingga gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) tak terhindarkan.
“Dengan pandemi ini, ekonomi merosot, Jawa Tengah turun pertumbuhannya dari sekira 5,2% kemarin sekarang menjadi 2,6 %. Dan yang paling terkena adalah memang ekonomi kecil, yang mikro,” Ganjar saat diksusi online dengan pelaku UMKM dan Blibli.com, Kamis (14/5/2020).
Ganjar pun menyampaikan program Jogo Tonggo untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19. Selain pelaku usaha kecil, banyak pula buruh yang kehilangan pekerjaan sehingga tak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Program Jogo Jonggo ini menjaga tetangga. Apa yang dijaga? Dari aspek kesehatan, sosial, keamanan, terus kemudian hiburannya, juga ada namanya ekonomi. Mereka kena PHK, jualannya enggak laku, dirumahkan. Macam-macam,” terangnya.
Dia pun mengakui masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan hinga terjadi gejolak di masyarakat. Selain terus dilakukan perbaikan data, masyarakat juga diminta tak mudah berkeluh kesah namun menciptakan kreasi di tengah pandemi.
“Tim Jogo Tonggo ini terdiri dari relawan-relawan, kita minta yang ekonomi untuk mencatat siapa kena PHK, yang dirumahkan enggak bisa dagang. Terus kemudian kamu mau ngapain? Sementara kamu mau ngapain, kita ngasih bantuan-bantuan,” jelas dia.( )
“Kita bantu dulu, yang penting bisa makan dulu, maka lumbung pangan perlu dibangun. Pada tingkat ini berapa bulan? 3 bulan, 6 bulan, setahun? Menurut saya 3 bulan aja (cukup). Dengan 3 bulan makan dan dapur yang sudah dijamin, maka mari kita rethinking, kita mikir lagi,” cetusnya.
“Dengan pandemi ini, ekonomi merosot, Jawa Tengah turun pertumbuhannya dari sekira 5,2% kemarin sekarang menjadi 2,6 %. Dan yang paling terkena adalah memang ekonomi kecil, yang mikro,” Ganjar saat diksusi online dengan pelaku UMKM dan Blibli.com, Kamis (14/5/2020).
Ganjar pun menyampaikan program Jogo Tonggo untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19. Selain pelaku usaha kecil, banyak pula buruh yang kehilangan pekerjaan sehingga tak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Program Jogo Jonggo ini menjaga tetangga. Apa yang dijaga? Dari aspek kesehatan, sosial, keamanan, terus kemudian hiburannya, juga ada namanya ekonomi. Mereka kena PHK, jualannya enggak laku, dirumahkan. Macam-macam,” terangnya.
Dia pun mengakui masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan hinga terjadi gejolak di masyarakat. Selain terus dilakukan perbaikan data, masyarakat juga diminta tak mudah berkeluh kesah namun menciptakan kreasi di tengah pandemi.
“Tim Jogo Tonggo ini terdiri dari relawan-relawan, kita minta yang ekonomi untuk mencatat siapa kena PHK, yang dirumahkan enggak bisa dagang. Terus kemudian kamu mau ngapain? Sementara kamu mau ngapain, kita ngasih bantuan-bantuan,” jelas dia.( )
“Kita bantu dulu, yang penting bisa makan dulu, maka lumbung pangan perlu dibangun. Pada tingkat ini berapa bulan? 3 bulan, 6 bulan, setahun? Menurut saya 3 bulan aja (cukup). Dengan 3 bulan makan dan dapur yang sudah dijamin, maka mari kita rethinking, kita mikir lagi,” cetusnya.
(nun)