Inflasi Tahunan Jabar 2,18%, Terendah Sejak 5 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
BANDUNG - Inflasi Jawa Barat sepanjang periode Januari hingga Desember 2020 tercatat sebesar 2,18%. Angka itu tercatat terendah selama kurun waktu lima tahun terakhir.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, akibat pandemi COVID-19 , ekonomi Jawa Barat ikut terdampak. Akibatnya, inflasi Jawa Barat tertekan, dan beberapa kali mengalami deflasi.
"Tahun ini inflasi yang paling rendah, dibanding beberapa tahun ke belakang, akibat pandemi. Juga lebih rendah dari 2019 server 3,21%," jelas Dyah, Senin (4/1/2021).
Data BPS, inflasi tertinggi sejak 2016 yaitu pada tahun 2017 sebesar 3,63%. Sementara terendah kedua terjadi pada 2016, sebesar 2,75%.
(Baca juga: Dicopot Dari Jabatan Wakil Dekan Unpad Karena Terlibat HTI, Ini Komentar AHS)
Lebih lanjut dia menjelaskan, angka inflasi tahun 2020 hanya didorong oleh inflasi yang terjadi selama 8 bulan. Sementara empat bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada Desember 2020, yaitu 0,52%.
(Baca juga: Alami Gangguan Jiwa, Ani Lolos Dari Jerat Hukum Penghinaan Pancasila)
Menurut dia, inflasi Desember 2020 disebabkan adanya beberapa komoditi yang mulai merangkak naik. Seperti cabai merah, cabai rawit, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sementara penyebab deflasi karena turunnya harga emas perhiasan, deterjen, kentang, dan bawang merah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, akibat pandemi COVID-19 , ekonomi Jawa Barat ikut terdampak. Akibatnya, inflasi Jawa Barat tertekan, dan beberapa kali mengalami deflasi.
"Tahun ini inflasi yang paling rendah, dibanding beberapa tahun ke belakang, akibat pandemi. Juga lebih rendah dari 2019 server 3,21%," jelas Dyah, Senin (4/1/2021).
Data BPS, inflasi tertinggi sejak 2016 yaitu pada tahun 2017 sebesar 3,63%. Sementara terendah kedua terjadi pada 2016, sebesar 2,75%.
(Baca juga: Dicopot Dari Jabatan Wakil Dekan Unpad Karena Terlibat HTI, Ini Komentar AHS)
Lebih lanjut dia menjelaskan, angka inflasi tahun 2020 hanya didorong oleh inflasi yang terjadi selama 8 bulan. Sementara empat bulan lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi pada Desember 2020, yaitu 0,52%.
(Baca juga: Alami Gangguan Jiwa, Ani Lolos Dari Jerat Hukum Penghinaan Pancasila)
Menurut dia, inflasi Desember 2020 disebabkan adanya beberapa komoditi yang mulai merangkak naik. Seperti cabai merah, cabai rawit, tomat, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Sementara penyebab deflasi karena turunnya harga emas perhiasan, deterjen, kentang, dan bawang merah.
(boy)