Sedekah Gunung, Medium Penyampaian Dawuh Merapi

Sabtu, 02 Januari 2021 - 21:21 WIB
loading...
Sedekah Gunung, Medium...
Hajat Caosan Sedekah Gunung digelar di Padepokan Prasetya Budya seyogyanya menjadi medium penyampaian Dawuh (pesan yang harus dikerjakan) dari Merapi yang diterima Prasetyadi Wibawa selaku sesepuh Padepokan Prasetya Budya. Foto Ist
A A A
YOGYAKARTA - Hajat Caosan Sedekah Gunung digelar jelang tengah malam di Padepokan Prasetya Budya pada 24 Desember lalu. Hajat ini seyogyanya menjadi medium penyampaian Dawuh (pesan yang harus dikerjakan) dari Merapi yang diterima Prasetyadi Wibawa selaku sesepuh Padepokan Prasetya Budya.

Dalam pemahaman Jawa, Gunung merupakan citra dari sumber kehidupan, kekuatan, dan kemanunggalan dengan Sang Pencipta. Gunung juga bisa menjadi metafor bagi ruang antara ‘dunia atas’ dan ‘dunia bawah’.

Dia menjadi sinkronisasi empat unsur kehidupan: tanah, air, udara, dan api. Itu sebabnya, dalam banyak hajatan penting Jawa, simbolisasi Gunung berbentuk tumpeng selalu ada.

(Baca: Gunung Merapi Terus Keluarkan Suara Gemuruh, Waspadai Awan Panas dan Lahar)

Pun dalam Caosan Sedekah Gunung ini. Terdapat lima buah tumpeng yang terdiri dari: empat tumpeng putih mewakili empat unsur kehidupan dan satu tumpeng kuning sebagai perlambang menyambut tahun baru. Keberadaanya dimaknai sebagai simbolisasi caosan syukur dalam wujud tumpeng dan doa bersama. Caosan itu sendiri dimaknai sebagai persembahan terhadap Alam.

Pak Pras sapaan akrab Prasetyadi Wibawa menjelaskan, Dawuh yang didapat perihal perkembangan Merapi yang diyakini juga menjadi gambaran kosmik secara umum. Caosan Sedekah Gunung juga dibarengi Pasang Tumbal di aliran Sungai. Hal tersebut diyakini sebagai benteng keselamatan bagi khalayak, khususnya sekitar Merapi.

Gunung Merapi sendiri dianggap sakral karena diyakini bertalian erat dengan kosmologi Jawa dan tak bisa dipisahkan dari sejarah panjang peradaban Jawa. Dalam slametan bertajuk Sedekah Gunung ini, Pak Pras juga menegaskan peran vital Merapi bagi Jawa, bahkan Indonesia. Merapi dianggap sebagai pusat yang memiliki pengaruh besar bagi alam sekitarnya.

Terkait dengan aktivitas vulkanik Merapi belakangan ini, Pak Pras menegaskan tidak satu orang pun yang bisa memprediksi erupsi Merapi. “Kapan Merapi akan erupsi itu tidak bisa diprediksi. Namun Merapi selalu memberikan tanda-tanda,” ujarnya dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Sabtu (2/1/2021).

Menurut Pras, pedoman yang bisa dijadikan acuan dalam membaca gejala erupsi adalah perpaduan teknologi, pengalaman erupsi 2010, dan kearifan lokal. Karenanya Pras meminta warga agar tidak terpengaruh wacana yang dapat menimbulkan kepanikan selama erupsi berlangsung.

(Baca Juga: Siklus 10 Tahunan Merapi Terlewati dan Munculnya Awan Semar, Ini Pesan Sang Juru Kunci)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3293 seconds (0.1#10.140)