FMIPA UNS Ciptakan Ventilator Untuk Bantu Pernafasan Pasien Covid-19
loading...
A
A
A
SOLO - Program Studi (Prodi) Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menciptakan ventilator yang didesain khusus untuk membantu pernapasan pasien Covid-19.
Pengembangan ventilator ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi dampak buruk Covid-19 seperti yang telah terjadi dibeberapa negara di Eropa dan Amerika terutama terkait dengan kurangnya ventilator untuk pasien Covid-19.
Dengan latar belakang tersebut, Dr Ahmad Marzuki dan timnya dari Laboratorium Optik & Fotonika FMIPA UNS sejak awal Maret 2020 mencoba untuk menciptakan ventilator untuk membantu pernafasan bagi pasien Covid-19. Dengan tingkat kepadatan penduduk serta mobilitas penduduknya yang tinggi, Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi untuk terjadinya penularan Covid-19 secara cepat.
"Di Italia dan Amerika Serikat, Covid-19 menular sangat cepat. Terutama di dua negara ini, laju pertambahan warga Negara terinfeksi Covid-19 ini jauh di atas laju pertambahan pasien yang yang sembuh. Akibatnya rumah sakit kewalahan. Jumlah kamar perawatan yang tersedia tidak mencukupi. Hal lain adalah rumah sakit kekurangan ventilator yaitu alat bantu pernafasan yang sangat dibutuhkan oleh pasien akut terpapar Covid-19. Untuk itu, kami berinisiatif membuat alat ventilator supaya jika sewaktu-waktu negara kita ada dalam keadaan sangat membutuhkan ventilator dalam jumlah besar seperti yang terjadi di Itali dan USA, kita siap untuk membantunya. Namun kita berdoa semoga kita tidak sampai ada pada kondisi yang demikian" kata Ahmad Marzuki, Kamis (14/5/2020).
Alat bantu pernafasan yang sifatnya darurat ini tidak hanya dikembangkan oleh UNS. Banyak perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ikut serta mengembangkan alat ini, sebut saja misal Tim dari MIT, Oxford University, Rice University, ITB dan lain-lain. Ada perbedaan ventilator yang dikembangkan di UNS ini dengan yang lain. Ventilator versi UNS ini didesain untuk meminimalkan peluang tercampurnya kembali udara kotor yang dikeluarkan dari paru-paru pasien dengan udara bersih yang akan dimasukkan ke paru-paru pasien.
"Ventilator versi UNS ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang memungkinkan operator dapat mengatur kerja ventilator untuk disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi volume tidal, laju pernafasan, kadar O2 dan sebagainya. Hal ini yang menjadi kelebihan ventilator buatan FMIPA UNS dibanding ventilator lainnya," terangnya.
Untuk versi pertama ventilator buatan UNS ini harganya sangat terjangkau namun tetap dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dunia medis.
"Tim dari Prodi Fisika FMIPA UNS telah melakukan konsultasi ke Rumah Sakit (RS) UNS untuk masalah-masalah terkait dengan fungsi alat ini dan spesifikasi yang pas untuk standar medis," lanjut Marzuki.
Pihaknya akan terus mengembangkan ventilator pernapasan ini hingga ke standar medis dan tersertifikasi SNI, dalam waktu yang tidak lama akan siap menerima pesanan alat pernafasan ini jika terdapat klinik atau RS ada yang membutuhkan.
Dekan FMIPA UNS Solo, Harjana, Ph.D menambahkan, hadirnya ventilator pernapasan untuk pasien Covid-19 dari Prodi Fisika ini merupakan bagian dari inovasi yang dilakukan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. "Tim dari Laboratorium Optik & Fotonika FMIPA UNS akan terus mengembangkan alat ini," ucapnya.( )
Pengembangan ventilator ini sangat diperlukan untuk mengantisipasi dampak buruk Covid-19 seperti yang telah terjadi dibeberapa negara di Eropa dan Amerika terutama terkait dengan kurangnya ventilator untuk pasien Covid-19.
Dengan latar belakang tersebut, Dr Ahmad Marzuki dan timnya dari Laboratorium Optik & Fotonika FMIPA UNS sejak awal Maret 2020 mencoba untuk menciptakan ventilator untuk membantu pernafasan bagi pasien Covid-19. Dengan tingkat kepadatan penduduk serta mobilitas penduduknya yang tinggi, Indonesia memiliki potensi yang cukup tinggi untuk terjadinya penularan Covid-19 secara cepat.
"Di Italia dan Amerika Serikat, Covid-19 menular sangat cepat. Terutama di dua negara ini, laju pertambahan warga Negara terinfeksi Covid-19 ini jauh di atas laju pertambahan pasien yang yang sembuh. Akibatnya rumah sakit kewalahan. Jumlah kamar perawatan yang tersedia tidak mencukupi. Hal lain adalah rumah sakit kekurangan ventilator yaitu alat bantu pernafasan yang sangat dibutuhkan oleh pasien akut terpapar Covid-19. Untuk itu, kami berinisiatif membuat alat ventilator supaya jika sewaktu-waktu negara kita ada dalam keadaan sangat membutuhkan ventilator dalam jumlah besar seperti yang terjadi di Itali dan USA, kita siap untuk membantunya. Namun kita berdoa semoga kita tidak sampai ada pada kondisi yang demikian" kata Ahmad Marzuki, Kamis (14/5/2020).
Alat bantu pernafasan yang sifatnya darurat ini tidak hanya dikembangkan oleh UNS. Banyak perguruan tinggi baik di dalam negeri maupun luar negeri yang telah ikut serta mengembangkan alat ini, sebut saja misal Tim dari MIT, Oxford University, Rice University, ITB dan lain-lain. Ada perbedaan ventilator yang dikembangkan di UNS ini dengan yang lain. Ventilator versi UNS ini didesain untuk meminimalkan peluang tercampurnya kembali udara kotor yang dikeluarkan dari paru-paru pasien dengan udara bersih yang akan dimasukkan ke paru-paru pasien.
"Ventilator versi UNS ini dilengkapi dengan sistem kontrol yang memungkinkan operator dapat mengatur kerja ventilator untuk disesuaikan dengan keadaan pasien yang meliputi volume tidal, laju pernafasan, kadar O2 dan sebagainya. Hal ini yang menjadi kelebihan ventilator buatan FMIPA UNS dibanding ventilator lainnya," terangnya.
Untuk versi pertama ventilator buatan UNS ini harganya sangat terjangkau namun tetap dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dunia medis.
"Tim dari Prodi Fisika FMIPA UNS telah melakukan konsultasi ke Rumah Sakit (RS) UNS untuk masalah-masalah terkait dengan fungsi alat ini dan spesifikasi yang pas untuk standar medis," lanjut Marzuki.
Pihaknya akan terus mengembangkan ventilator pernapasan ini hingga ke standar medis dan tersertifikasi SNI, dalam waktu yang tidak lama akan siap menerima pesanan alat pernafasan ini jika terdapat klinik atau RS ada yang membutuhkan.
Dekan FMIPA UNS Solo, Harjana, Ph.D menambahkan, hadirnya ventilator pernapasan untuk pasien Covid-19 dari Prodi Fisika ini merupakan bagian dari inovasi yang dilakukan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. "Tim dari Laboratorium Optik & Fotonika FMIPA UNS akan terus mengembangkan alat ini," ucapnya.( )
(nun)