Calon Kapolri Komjen Pol Gatot Eddy, Mengawali Karir di Blitar, Dikenal Rajin Puasa Senin-Kamis

Selasa, 29 Desember 2020 - 21:29 WIB
loading...
Calon Kapolri Komjen Pol Gatot Eddy, Mengawali Karir di Blitar, Dikenal Rajin Puasa Senin-Kamis
Nama Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono disebut-sebut masuk bursa kandidat calon Kapolri. Di awal karir Gatot pernah berdinas di Blitar. Foto/Dok.SINDOnews/Yulianto
A A A
BLITAR - Nama Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono disebut-sebut masuk dalam bursa kandidat pengganti Kapolri Jenderal Pol Idham Azis. Di awal karir pernah berdinas di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Sehingga nama Gatot Eddy Pramono tidak asing bagi sebagian warga Kabupaten Blitar.

(Baca juga: Bursa Calon Kapolri Pengganti Idham, Tiga Sosok Ini Dinilai Punya Peluang)

"Kalau bagi warga Blitar nama Pak Gatot terdengar akrab," tutur Nurkhamim, mantan kepala Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar kepada SINDOnews, Selasa (29/12/2020).

(Baca juga: Kompolnas Ungkap 3 Kriteria Utama Sosok yang Bakal Jadi Kapolri)

Gatot Eddy Pramono lulus Akpol tahun 1988. Begitu rampung pendidikan dengan pangkat Letnan Dua, dia langsung menjabat Wakapolsek Wlingi, Kabupaten Blitar. Karir Gatot terus merangkak naik. Masih di tahun yang sama (1988), laki laki kelahiran Solok, Sumatera Barat 28 Juni 1965 tersebut diangkat menjadi Kapolsek Srengat dengan pangkat Letnan Satu.

"Saat menjabat Kapolsek Srengat namanya populis di masyarakat. Terutama wilayah Kecamatan Srengat dan sekitarnya," kata Nurkhamim yang pernah menjabat kepala desa selama dua periode. Gatot dikenal memiliki kemampuan komunikasi yang bagus di masyarakat. Terutama dalam menegakkan aturan. Gatot selalu mengedepankan nilai kemanusiaan. "Orangnya ramah dan santai dengan siapa saja. Njawani," kenang Nurkhamim.

Nurkhamim masih ingat bagaimana Gatot memperlakukan para pemakai jalan yang kepergok melanggar ketertiban lalu lintas. Saat itu siang hari. Tidak sedikit pengendara motor yang tidak mengenakan helm. Mereka, kata Nurkhamim, sebagian besar pelajar. Apa yang dilakukan Gatot?. Mereka yang terjaring operasi ketertiban itu, lanjut Nurkhamim, tidak ditilang. Para pelajar hanya dihukum menghafalkan Pancasila serta menyanyikan lagu Indonesia Raya di depan umum.

"Hukuman model pendekatan seperti itu dilakukan Pak Gatot saat menjabat Kapolsek Srengat. Artinya sudah dilakukan jauh waktu sebelum ngetrend saat ini," terang Nurkhamim. Berbeda dengan pelanggar lalu lintas di luar kelompok pelajar. Sopir truk misalnya. Mereka yang kepergok tidak tertib lalu lintas, Gatot menerapkan hukuman yang bersifat olahraga. Yakni meminta mereka push up di depan umum. Ada juga yang squat jump. "Dan ternyata hal itu lebih efektif membuat jera," kata Nurkhamim.

Tiga tahun menjadi Kapolsek Srengat, Gatot mutasi ke Semarang. Pada tahun 1991 ia menjabat Komandan Peleton Taruna Akabri Semarang. Posisi ini diemban tidak lama. Masih di tahun yang sama (1991) Gatot geser menjadi Perwira Administrasi Operasi Pusat Komando Pusat Komando dan Pengendalian Kepolisian Daerah Metro Jaya. Hanya berlangsung setahun. Pada tahun 1992 menjabat Perwira Menengah Kepolisian Daerah Metro Jaya.

Di tempat baru selalu tidak lebih 1-2 tahun. Karir Gatot terus menanjak. Naik pangkat sekaligus berganti ganti jabatan strategis. Pada tahun 2002 Gatot menjabat Kepala Satuan Pidana Umum Direktorat Reserse Kriminal Polda Jatim. Hanya dua tahun menjabat, pada tahun 2005 Gatot Eddy Pramono kembali ke Kabupaten Blitar sebagai Kapolres Blitar. Meski 17 tahun meninggalkan Blitar (sejak 1988), bagi Gatot, Blitar bukan daerah baru.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1611 seconds (0.1#10.140)