Penularan COVID-19 di Jabar Luar Biasa, Karawang dan Depok Masih Zona Merah

Selasa, 22 Desember 2020 - 16:47 WIB
loading...
Penularan COVID-19 di...
Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum menyebut, penularan COVID-19 di Provinsi Jabar luar biasa. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum mengumumkan hasil kajian epidemiologi COVID-19 selama sepekan terakhir tingkat penularan COVID-19 di Provinsi Jabar masih mengkhawatirkan.

Uu menyebutkan, dalam sepekan terakhir, tingkat reproduksi COVID-19 di Jabar berada di peringkat ketiga secara nasional. Kondisi tersebut menandakan penularan COVID-19 masih cukup masif.

"Artinya, ini masih Istiqomah, penyebarannya masih sangat luar biasa," ungkap Uu dalam konferensi pers yang diajarkan langsung melalui kanal Youtube Humas Pemprov Jabar dari Markas Polda Jabar, Kota Bandung, Selasa (22/12/2020).

Meski penularan COVID-19 masih mengkhawatirkan, namun pihaknya mengaku bersyukur karena daerah berisiko tinggi penularan COVID-19 atau zona merah di Provinsi Jabar berkurang signifikan dibandingkan pekan sebelumnya.

Pekan sebelumnya, terdapat delapan daerah berstatus zona merah COVID-19 di Jabar, yakni Kabupaten Garut, Majalengka, Karawang, Bekasi, Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kota Depok.

"Tapi kami syukur alhamdulillah, kemarin ada delapan yang zona risiko tinggi, sekarang tinggal dua, yaitu Kabupaten Karawang dan langganan Kota Depok sampai hari ini begitu adanya," sebutnya.

Lebih lanjut Uu mengatakan, untuk tingkat keterisian rumah sakit rujukan COVID-19 di Jabar kini berada di angka 75 persen atau menurun sedikit dibandingkan pekan sebelumnya yang berada di angka 76 persen. "Jadi lumayan ada penurunan dari hasil evaluasi kemarin," ujarnya.

Adapun keinginan untuk menyiapkan 15 gedung sebagai pusat isolasi, Uu mengakui bahwa hal itu belum terealisasi.

Dia beralasan, pihaknya masih melakukan persiapan, mulai dari tempat tidur hingga peralatan medis. "Artinya dalam waktu dekat ini, mudah-mudahan bisa digunakan," katanya.

Uu juga mengungkapkan bahwa dalam sepekan terakhir, terdapat penurunan jumlah tes COVID-19 dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Pengetesan PCR rata-rata berada di angka 30.000 tes atau menurun dibandingkan pekan sebelumnya yang mencapai 32.000 tes.

"Kita sudah melaksanakan 758.000 pengetesan. Sekarang ada penurunan karena memang satu dan lain hal," katanya.

(Baca juga: Punya Ilmu Kebal, Wanita di Indramayu Tiap Hari Makan Silet dan Kaca)

Berdasarkan laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar), dalam 10 hari terakhir, mulai 11 Desember hingga 21 Desember, terdapat penambahan 10.000 kasus baru dimana penambahan kasus baru tertinggi terjadi pada Rabu (16/12/2020) yang mencapai 1.434 kasus.

(Baca juga: 15,4 Juta Vaksin COVID-19 Bakal Dikirim untuk Warga Jawa Barat)

Sementara dalam sepekan terakhir, daerah penyumbang terbanyak kasus baru COVID-19, yakni Kota Bekasi yang mencapai 1.574 kasus disusul Kota Depok 1.315 kasus, Kabupaten Bekasi 719 kasus, Kabupaten Karawang 808 kasus, dan Kota Bogor 645 kasus.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3070 seconds (0.1#10.140)