Alat Sensor Pendeteksi Gempa di Bengkulu Hilang Dicuri
loading...
A
A
A
BENGKULU - Alat sensor pendeteksi gempa bumi milik Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu , yang dipasang di gedung sensor Desa Taba Renah, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, hilang dicuri.
Sensor pendeteksi gempa itu hilang satu perangkat. Mulai dari 1 set parabola, 1 unit regulator, 1 buah sensor dan 1 set sistem penangkal petir. Akibatnya, Stasiun Geofisika Kelas III, Kepahiang, BMKG Bengkulu mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp159 juta. (Baca Juga: Gempa 5,1 SR Guncang Bengkulu, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami)
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, Litman mengatakan, alat sensor pendeteksi gempa dan seluruh perangkat pendukung diduga dicuri. Di mana kejadian tersebut diketahui pada Kamis (12/11/2020). (Baca Juga: Gempa Berpusat di Darat Guncang Bengkulu, Warga Rasakan Guncangan Kuat)
Saat itu, kata Litman, salah satu petugas Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, hendak mengecat gedung sensor guna pemeliharaan. Namun, ketika dicek alat sensos dan pendukungnya sudah tidak ada di dalam gedung. (Baca Juga: Indonesia Miliki 295 Patahan, Doni Ingatkan Masyarakat Potensi Gempa Bumi)
“Alat kita yang di Curup (Taba Renah) hilang, diduga dicuri. Sehingga kita tidak mendapatkan rekaman dari sensor terdekat dalam pendeteksi gempa. Kejadian ini sudah kita laporkan ke pihak berwajib,'' kata Litman, Kamis (17/12/2020).
Sensor pendeteksi gempa itu hilang satu perangkat. Mulai dari 1 set parabola, 1 unit regulator, 1 buah sensor dan 1 set sistem penangkal petir. Akibatnya, Stasiun Geofisika Kelas III, Kepahiang, BMKG Bengkulu mengalami kerugian yang ditaksir mencapai Rp159 juta. (Baca Juga: Gempa 5,1 SR Guncang Bengkulu, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami)
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, Litman mengatakan, alat sensor pendeteksi gempa dan seluruh perangkat pendukung diduga dicuri. Di mana kejadian tersebut diketahui pada Kamis (12/11/2020). (Baca Juga: Gempa Berpusat di Darat Guncang Bengkulu, Warga Rasakan Guncangan Kuat)
Saat itu, kata Litman, salah satu petugas Stasiun Geofisika Kelas III Kepahiang, BMKG Bengkulu, hendak mengecat gedung sensor guna pemeliharaan. Namun, ketika dicek alat sensos dan pendukungnya sudah tidak ada di dalam gedung. (Baca Juga: Indonesia Miliki 295 Patahan, Doni Ingatkan Masyarakat Potensi Gempa Bumi)
“Alat kita yang di Curup (Taba Renah) hilang, diduga dicuri. Sehingga kita tidak mendapatkan rekaman dari sensor terdekat dalam pendeteksi gempa. Kejadian ini sudah kita laporkan ke pihak berwajib,'' kata Litman, Kamis (17/12/2020).
(nic)