Baru Dibangun Dua Pekan, Tembok Penahan Jalan di Mojokerto Ambruk
loading...
A
A
A
MOJOKERTO - Tembok penahan jalan di Dusun Bantengan, Desa Bendung, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto , Jawa Timur jebol. Padahal, bangunan penahan jalan itu baru rampung dibangun dua pekan lalu.
Informasi yang dihimpun di lokasi, tembok penahan jalan itu diketahui jebol pada Sabtu kemarin (12/12). Bangunan sepanjang 50 meter itu ambruk terbawa derasnya aliran sungai. Kala itu hujan dengan intensitas tinggi menguyur wilayah tersebut.
Tak hanya membuat penahan jebol, derasnya aliran sungai juga membuat separo ruas jalan hanyut terbawa air. Menurut Hudin, 43, insiden runtuhnya tembok penahan jalan sepanjang 50 meter itu, terjadi sekira pukul 15.00 WIB.
(Baca juga: Mengkhawatirkan, Pantai Timur Surabaya Terpapar Mikroplastik )
"Jebol saat hujan lebat, bahkan air sampai meluber. Kemarin itu aliran air begitu deras karena curah hujan juga sangat tinggi," kata Hudin, saat ditemui di lokasi, Senin (14/12/2020).
Tembok penahan jalan itu, kata Hudin, baru rampung dibangun sekitar dua pekan lalu. Hal itu tampak pada beberapa bagian titik yang belum sepenuhnya diuruk. Menurutnya, pembangunan plengsengan itu guna memperlebar ruas jalan dari sebelumnya tiga meter menjadi enam meter.
Kondisi ini tentunya membahayakan warga setempat. Utamanya warga yang sering menggunakan ruas jalan tersebut untuk pergi ke sawah atau ke dusun lain. Bahkan, kondisi ruas jalan tersebut hanya mampu untuk dilintasi kendaraan roda dua saja.
"Kedalamannya mencapai dua meter, kalau tidak berhati-hati bisa terperosok. Apalagi saat hujan juga sudah sangat membahayakan jika dilewati, terlebih malam hari," terang Hudin.
(Baca juga: Kasus COVID-19 di Jatim Meningkat, Puluhan Warga Malah Bandel Tak Bermasker )
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengungkapkan, jebolnya tembok penahan jalan itu tergerus derasnya arus air hujan. Tak hanya merusak jalan, sekitar 1,5 hektare lahan padi yang siap ditanami rusak terendam banjir.
"Itu akses utama warga, tidak lewat jalan tersebut, warga harus memutar lebih jauh kurang lebih 5 kilometer," kata Zaini saat dikonfirmasi.
Zaini mengatakan, Pemkab Mojokerto sudah mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi ruas jalan yang hampir terputus akibat tembok penahan jalan yang jebol itu. Yakni dengan memasang glasing-glangsing berisi pasir dan tanah guna menghindari meluasnya ruas halan yang hanyut akibat derasnya aliran sungai
Informasi yang dihimpun di lokasi, tembok penahan jalan itu diketahui jebol pada Sabtu kemarin (12/12). Bangunan sepanjang 50 meter itu ambruk terbawa derasnya aliran sungai. Kala itu hujan dengan intensitas tinggi menguyur wilayah tersebut.
Tak hanya membuat penahan jebol, derasnya aliran sungai juga membuat separo ruas jalan hanyut terbawa air. Menurut Hudin, 43, insiden runtuhnya tembok penahan jalan sepanjang 50 meter itu, terjadi sekira pukul 15.00 WIB.
(Baca juga: Mengkhawatirkan, Pantai Timur Surabaya Terpapar Mikroplastik )
"Jebol saat hujan lebat, bahkan air sampai meluber. Kemarin itu aliran air begitu deras karena curah hujan juga sangat tinggi," kata Hudin, saat ditemui di lokasi, Senin (14/12/2020).
Tembok penahan jalan itu, kata Hudin, baru rampung dibangun sekitar dua pekan lalu. Hal itu tampak pada beberapa bagian titik yang belum sepenuhnya diuruk. Menurutnya, pembangunan plengsengan itu guna memperlebar ruas jalan dari sebelumnya tiga meter menjadi enam meter.
Kondisi ini tentunya membahayakan warga setempat. Utamanya warga yang sering menggunakan ruas jalan tersebut untuk pergi ke sawah atau ke dusun lain. Bahkan, kondisi ruas jalan tersebut hanya mampu untuk dilintasi kendaraan roda dua saja.
"Kedalamannya mencapai dua meter, kalau tidak berhati-hati bisa terperosok. Apalagi saat hujan juga sudah sangat membahayakan jika dilewati, terlebih malam hari," terang Hudin.
(Baca juga: Kasus COVID-19 di Jatim Meningkat, Puluhan Warga Malah Bandel Tak Bermasker )
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini mengungkapkan, jebolnya tembok penahan jalan itu tergerus derasnya arus air hujan. Tak hanya merusak jalan, sekitar 1,5 hektare lahan padi yang siap ditanami rusak terendam banjir.
"Itu akses utama warga, tidak lewat jalan tersebut, warga harus memutar lebih jauh kurang lebih 5 kilometer," kata Zaini saat dikonfirmasi.
Zaini mengatakan, Pemkab Mojokerto sudah mengambil langkah-langkah darurat untuk mengatasi ruas jalan yang hampir terputus akibat tembok penahan jalan yang jebol itu. Yakni dengan memasang glasing-glangsing berisi pasir dan tanah guna menghindari meluasnya ruas halan yang hanyut akibat derasnya aliran sungai
(msd)