PDIP Anggap Kekalahan di Blitar Peristiwa Luar Biasa
loading...
A
A
A
KEDIRI - Kekalahan pasangan petahana Kabupaten Blitar Rijanto- Marheinis Urip Widodo dalam hitung cepat mengejutkan PDI Perjuangan .
Wakil Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Jawa Timur, Budi Sulistyono menyebut, kalahnya paslon petahana (dalam hitung cepat) yang diusung PDIP di Kabupaten Blitar, sebagai peristiwa yang luar biasa. Sebab Kabupaten Blitar bagi PDIP merupakan salah satu daerah sakral.
(BACA JUGA : Mohamed Salah Pemain Liverpool Tersubur di Liga Champions )
"Daerah sakral (Kabupaten Blitar). Luar biasa itu kalau sampai lepas,” ujar Budi Sulistyono alias Kanang saat berada di Posko Pemenangan Cabup Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kabupaten Kediri Rabu malam (9/12/2020). (Baca Juga: Jungkalkan Paslon PDIP di Kandang Banteng, Makde Rachmad: Sekarang Kosong-kosong)
Dari hasil hitung cepat Pilkada Kabupaten Blitar, paslon Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, meraih kemenangan 56,53%.Paslon nomor 02 tersebut menang di 15 kecamatan. Sedangkan paslon petahana Rijanto-Marheinis Urip Widodo yang diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PPP hanya meraup 39,54%. Paslon nomor 01 tersebut hanya menang di tujuh kecamatan. (Baca Juga: Aduh...Besok Coblosan, Hari Ini Sekretaris KPU Kota Blitar Dinyatakan Positif COVID-19)
Kanang mengaku sangat tidak menyangka jagonya bakal kalah. Dia melihat cabup dan cawabup Kabupaten Blitar (Rijanto dan Marheinis) sama sama incumbent. Menurutnya, seorang incumbent sudah mengerti apa yang dilakukan untuk menang. Jalan apa yang harus ditempuh. Apa yang harus dibicarakan. Apa yang harus dilangkahkan, kata Kanang, seorang petahana harusnya sudah mengerti. Karenannya sejak awal dia mengaku optimis paslon Rijanto- Marheinis bakal menang. "Awalnya saya optimistis betul. Tapi tiba tiba begini, saya gak ngerti," kata Kanang yang saat ini menjabat sebagai Bupati Ngawi.
(BACA JUGA : Asyiik, 1.000 Penonton Boleh Minum Bir sambil Nonton Joshua vs Pulev )
Kendati demikian, meski selalu dianggap di atas angin, seorang paslon incumbent sebenarnya berada pada posisi tidak mudah. Kebaikan dan keburukan paslon incumbent sama sama mudah dilihat. Kalau buruk, kata Kanang pendatang baru sebagai l penantang akan mudah mengalahkan.
Sebaliknya jika baik, sehebat apapun penantang akan sulit mengalahkan. "Orang kalau di atas nek apik ketok apike, nek elek ketok eleke (Orang kalau di atas kalau baik terlihat kebaikannya, kalau jelek terlihat jeleknya)," tambah Kanang. (Baca Juga: Gibran dan Bobby Menang Pilkada, Pemimpin Muda Hasil Kaderisasi PDIP Bertambah)
Kabupaten Blitar sejak awal menjadi daerah yang tidak dikhawatirkan. Karena dianggap sebagai daerah yang tidak dicemaskan, Kabupaten Blitar termasuk daerah yang dilepas. Perhatian partai (PDI P) menurut Kanang lebih fokus kepada Kota Blitar yang lebih dicemaskan. Sebab yang dilawan paslon besutan PDIP adalah putra mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar (Muh Samanhudi Anwar) yang diketahui begitu mengakar.
(BACA JUGA : Habib Rizieq Tersangka, MUI Minta Polisi Tak Tebang Pilih )
Bisa jadi karena fokus di Kota Blitar, kata Kanang Kabupaten Blitar justru akhirnya kalah. Sementara di Kota Blitar PDI Perjuangan berhasil mempertahankan kemenangan. Kemungkinan lain, diakui Kanang bisa jadi karena faktor teledor. "Bisa jadi seperti itu (teledor). Ini jauh dari sangkaan kita (kekalahan Kabupaten Blitar)," papar Kanang.
Karena dianggap sebagai peristiwa yang luar biasa, Kanang juga menegaskan, Kabupaten Blitar menjadi bagian daerah yang akan dievaluasi partai. Kemudian juga Mojokerto dan Ponorogo. (Baca Juga: Aipda Edi Anggota Bhabinkamtibmas Terkapar Diserang Pisau saat Buka Logistik Pilkada)
PDI Perjuangan menargetkan kemenangan di atas 12 daerah dari 19 daerah di Jawa Timur yang menggelar pilkada serentak. Namun dari data sementara yang masuk, kemenangan yang diraih PDI Perjuangan hanya 11 daerah. "Pasti ada evaluasi partai. Terutama Blitar," pungkasnya.
Wakil Ketua Bidang Kehormatan PDI Perjuangan Jawa Timur, Budi Sulistyono menyebut, kalahnya paslon petahana (dalam hitung cepat) yang diusung PDIP di Kabupaten Blitar, sebagai peristiwa yang luar biasa. Sebab Kabupaten Blitar bagi PDIP merupakan salah satu daerah sakral.
(BACA JUGA : Mohamed Salah Pemain Liverpool Tersubur di Liga Champions )
"Daerah sakral (Kabupaten Blitar). Luar biasa itu kalau sampai lepas,” ujar Budi Sulistyono alias Kanang saat berada di Posko Pemenangan Cabup Kediri Hanindhito Himawan Pramana di Kabupaten Kediri Rabu malam (9/12/2020). (Baca Juga: Jungkalkan Paslon PDIP di Kandang Banteng, Makde Rachmad: Sekarang Kosong-kosong)
Dari hasil hitung cepat Pilkada Kabupaten Blitar, paslon Rini Syarifah-Rachmad Santoso yang diusung koalisi PKB, PAN dan PKS, meraih kemenangan 56,53%.Paslon nomor 02 tersebut menang di 15 kecamatan. Sedangkan paslon petahana Rijanto-Marheinis Urip Widodo yang diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat dan PPP hanya meraup 39,54%. Paslon nomor 01 tersebut hanya menang di tujuh kecamatan. (Baca Juga: Aduh...Besok Coblosan, Hari Ini Sekretaris KPU Kota Blitar Dinyatakan Positif COVID-19)
Kanang mengaku sangat tidak menyangka jagonya bakal kalah. Dia melihat cabup dan cawabup Kabupaten Blitar (Rijanto dan Marheinis) sama sama incumbent. Menurutnya, seorang incumbent sudah mengerti apa yang dilakukan untuk menang. Jalan apa yang harus ditempuh. Apa yang harus dibicarakan. Apa yang harus dilangkahkan, kata Kanang, seorang petahana harusnya sudah mengerti. Karenannya sejak awal dia mengaku optimis paslon Rijanto- Marheinis bakal menang. "Awalnya saya optimistis betul. Tapi tiba tiba begini, saya gak ngerti," kata Kanang yang saat ini menjabat sebagai Bupati Ngawi.
(BACA JUGA : Asyiik, 1.000 Penonton Boleh Minum Bir sambil Nonton Joshua vs Pulev )
Kendati demikian, meski selalu dianggap di atas angin, seorang paslon incumbent sebenarnya berada pada posisi tidak mudah. Kebaikan dan keburukan paslon incumbent sama sama mudah dilihat. Kalau buruk, kata Kanang pendatang baru sebagai l penantang akan mudah mengalahkan.
Sebaliknya jika baik, sehebat apapun penantang akan sulit mengalahkan. "Orang kalau di atas nek apik ketok apike, nek elek ketok eleke (Orang kalau di atas kalau baik terlihat kebaikannya, kalau jelek terlihat jeleknya)," tambah Kanang. (Baca Juga: Gibran dan Bobby Menang Pilkada, Pemimpin Muda Hasil Kaderisasi PDIP Bertambah)
Kabupaten Blitar sejak awal menjadi daerah yang tidak dikhawatirkan. Karena dianggap sebagai daerah yang tidak dicemaskan, Kabupaten Blitar termasuk daerah yang dilepas. Perhatian partai (PDI P) menurut Kanang lebih fokus kepada Kota Blitar yang lebih dicemaskan. Sebab yang dilawan paslon besutan PDIP adalah putra mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar (Muh Samanhudi Anwar) yang diketahui begitu mengakar.
(BACA JUGA : Habib Rizieq Tersangka, MUI Minta Polisi Tak Tebang Pilih )
Bisa jadi karena fokus di Kota Blitar, kata Kanang Kabupaten Blitar justru akhirnya kalah. Sementara di Kota Blitar PDI Perjuangan berhasil mempertahankan kemenangan. Kemungkinan lain, diakui Kanang bisa jadi karena faktor teledor. "Bisa jadi seperti itu (teledor). Ini jauh dari sangkaan kita (kekalahan Kabupaten Blitar)," papar Kanang.
Karena dianggap sebagai peristiwa yang luar biasa, Kanang juga menegaskan, Kabupaten Blitar menjadi bagian daerah yang akan dievaluasi partai. Kemudian juga Mojokerto dan Ponorogo. (Baca Juga: Aipda Edi Anggota Bhabinkamtibmas Terkapar Diserang Pisau saat Buka Logistik Pilkada)
PDI Perjuangan menargetkan kemenangan di atas 12 daerah dari 19 daerah di Jawa Timur yang menggelar pilkada serentak. Namun dari data sementara yang masuk, kemenangan yang diraih PDI Perjuangan hanya 11 daerah. "Pasti ada evaluasi partai. Terutama Blitar," pungkasnya.
(nic)