Khofifah Resmikan IGD Penyakit Menular RSUD Dr. Soetomo, Pertama di Indonesia

Senin, 07 Desember 2020 - 05:05 WIB
loading...
Khofifah Resmikan IGD Penyakit Menular RSUD Dr. Soetomo, Pertama di Indonesia
Gubernur Khofifah Indar Parawansa didampingi Sekdaprov Heru Tjahjono meninjau IRD Penyakit Menular RSUD dr Soetomo yang menjadi satu0satunya di Indonesia.Foto/ist
A A A
SURABAYA - Pemprov Jawa Timur terus berikhtiar meningkatkan pelayanan secara kuantitatif dan kualitatif baik bagi pasien COVID-19 maupun penyakit menular lainnya.

Untuk itu, bertempat di RSUD Dr. Soetomo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Instalasi Gawat Darurat (IGD) khusus penyakit menular.

Peresmian IGD penyakit menular di RSUD Dr. Soetomo ini merupakan bagian dari hospital disaster plan tahap ketiga, yakni pengembangan IGD khusus Covid-19. Hospital Disaster Plan yang disiapkan RSUD Dr. Soetomo ini untuk memberikan penanganan sebaik mungkin apabila terjadi lonjakan pasien, yakni melalui optimalisasi penanganan pasien dan juga pengorganisasian secara profesional. Dan merupakan IGD penyakit menular pertama di Indonesia.

(Baca juga: Khofifah Ajak Masyarakat Gunakan Hak Pilih dan Jaga Pilkada Aman Kondusif )

Nantinya, pasien yang masuk ke RSUD Dr. Soetomo akan dilakukan screening atau investigasi terlebih dahulu dengan penapisan melalui scoring system. Scoring penapisan secara cepat melalui informasi dan data obyektif ini dilakukan untuk ketepatan diagnosa secara cepat dalam upaya keselamatan pasien, petugas, dan lingkungan rumah sakit.

Kriteria scoring penapisan pasien terduga Covid-19 terbagi tiga yakni score 1-4 (resiko rendah), score 5-19 (resiko sedang), serta score lebih dari 20 (resiko tinggi). Pasien dengan score kurang dari 4 akan ditindaklanjuti di ruang khusus non menular. Sedangkan pasien dengan score lebih dari 4 akan ditindaklanjuti ke ruangan khusus menular.

Gubernur Khofifah menyebut, peresmian IGD penyakit menular di RSUD Dr. Soetomo ini menjadi suatu upaya yang dilakukan rumah sakit ini untuk memberikan proteksi keamanan dan keselamatan baik bagi dokter, tenaga kesehatan, pasien, maupun lingkungan rumah sakit.

Dimana dengan adanya scoring penapisan pasien di awal, maka bisa dilakukan proses identifikasi untuk memisahkan dan memilah antara pasien satu dengan lainnya, terutama bagi pasien Covid-19 dan penyakit menular lainnya.

“Sistem scoring ini akan memudahkan bagi siapapun yang menggunakan terutama kepada seluruh staf di rumah sakit. Ini menjadi bagian yang penting sehingga dari skor yang ada mereka sudah bisa mengambil keputusan pasien ini dibawa ke bagian apa, ruang apa, dan seterusnya. Termasuk memudahkan rumah sakit menjawab pertanyaan dari pasien dan keluarganya misalnya kenapa mereka dibawa ke ruangan ini dan seterusnya,” katanya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2914 seconds (0.1#10.140)