Situbondo dan Lumajang Jadi Zona Merah COVID-19, Euforia Berlebihan Penyebab Utama
loading...
A
A
A
MALANG - Kepala Staf Korem (Kasrem) 083/BDJ, Kodam V/Brawijaya Letkol Inf Akhmad Juni Toa menjelaskan perkembangan penanganan COVID-19 di dua wilayahnya menjadi zona merah yaitu di Lumajang dan Situbondo.
Ada beberapa penyebab terjadinya klaster COVID-19 . Bahkan, salah satu penyebab di Kabupaten Situbondo itu klaster pejabat.
"Tentu saat dilonggarkan PSBB dan bangga terhadap situasi zona kuning, mungkin euforia berlebihan sehingga aktivitas masyarakat diaktifkan kembali, pemerintah aktif kembali dengan program-program mungkin yang lain," kata Akhmad di Markas Korem 083/BDJ, Kodam V/Brawijaya, Malang, Jawa Timur, kemarin.
Di dua wilayah ini kondisinya belum membaik. Seperti di Lumajang peningkatan statusnya itu masih terjadi di beberapa sektor.
"Bahkan di klaster medis kemudian juga klaster pejabat ada, klaster masyarakat juga ada. Dan ini lebih kepada lintas klaster saya lihat, sehingga kemarin Pangdam V Brawijaya memimpin langsung. Mengendalikan langsung penerapan beberapa langkah untuk mengurangi dampak yang akan timbul meningkatnya angka COVID-19 di dua kabupaten itu," jelasnya.
Sementara Malang, lanjut Akhmad, secara keseluruhan masih merah di kabupaten. Aksi demo beberapa waktu lalu diduga menjadi pemicu kerumunan yang berdampak pada tingginya angka penularan COVID-19.
(Baca juga: Jelang Penentuan Bupati Lamongan, Artis Ibu Kota Blusukan ke Pasar Tradisional)
"Penyebab utamanya adalah euforia yang berlebihan melihat info grafis yang kuning, atau info grafis yang rendah sehingga itu berpengaruh pada rasa aman kita. Dan itu kemarin banyak pemicunya, ada klaster pasca demonstrasi Undang-undang Cipta Kerja. Malang ini memang jadi langganan demonstrasi karena sebagai salah satu episentrum nasional bagi masyarakat untuk menyuarakan suara-suara mereka," paparnya.
Ia mengimbau, selama pandemi masyarakat diharapkan bisa menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan.
(Baca juga: Berkah Pandemi COVID-19, Dari Pengusaha Songkok jadi Perajin Face Shield)
"Karena sekarang lebih terkenal dengan klaster kantor, ada klaster pejabat. Bupati saya kemarin sudah meninggal dunia, Bupati Situbondo. Karena itu jangan lengah, menganggap teman kita aman, menganggap teman kita tidak akan menularkan. Padahal kita juga berpotensi menularkan kepada orang lain. Tetap jaga protokol COVID-19 di manapun Anda berada," tutur Akhmad.
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
Ada beberapa penyebab terjadinya klaster COVID-19 . Bahkan, salah satu penyebab di Kabupaten Situbondo itu klaster pejabat.
"Tentu saat dilonggarkan PSBB dan bangga terhadap situasi zona kuning, mungkin euforia berlebihan sehingga aktivitas masyarakat diaktifkan kembali, pemerintah aktif kembali dengan program-program mungkin yang lain," kata Akhmad di Markas Korem 083/BDJ, Kodam V/Brawijaya, Malang, Jawa Timur, kemarin.
Di dua wilayah ini kondisinya belum membaik. Seperti di Lumajang peningkatan statusnya itu masih terjadi di beberapa sektor.
"Bahkan di klaster medis kemudian juga klaster pejabat ada, klaster masyarakat juga ada. Dan ini lebih kepada lintas klaster saya lihat, sehingga kemarin Pangdam V Brawijaya memimpin langsung. Mengendalikan langsung penerapan beberapa langkah untuk mengurangi dampak yang akan timbul meningkatnya angka COVID-19 di dua kabupaten itu," jelasnya.
Sementara Malang, lanjut Akhmad, secara keseluruhan masih merah di kabupaten. Aksi demo beberapa waktu lalu diduga menjadi pemicu kerumunan yang berdampak pada tingginya angka penularan COVID-19.
(Baca juga: Jelang Penentuan Bupati Lamongan, Artis Ibu Kota Blusukan ke Pasar Tradisional)
"Penyebab utamanya adalah euforia yang berlebihan melihat info grafis yang kuning, atau info grafis yang rendah sehingga itu berpengaruh pada rasa aman kita. Dan itu kemarin banyak pemicunya, ada klaster pasca demonstrasi Undang-undang Cipta Kerja. Malang ini memang jadi langganan demonstrasi karena sebagai salah satu episentrum nasional bagi masyarakat untuk menyuarakan suara-suara mereka," paparnya.
Ia mengimbau, selama pandemi masyarakat diharapkan bisa menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker dan mencuci tangan.
(Baca juga: Berkah Pandemi COVID-19, Dari Pengusaha Songkok jadi Perajin Face Shield)
"Karena sekarang lebih terkenal dengan klaster kantor, ada klaster pejabat. Bupati saya kemarin sudah meninggal dunia, Bupati Situbondo. Karena itu jangan lengah, menganggap teman kita aman, menganggap teman kita tidak akan menularkan. Padahal kita juga berpotensi menularkan kepada orang lain. Tetap jaga protokol COVID-19 di manapun Anda berada," tutur Akhmad.
Lihat Juga: Pilgub Jatim 2024, Khofifah-Emil Dapat Nomor Urut 2, Luluk-Lukman 1 dan Risma-Gus Hans 3
(boy)