Gubernur Siap Jadi Orang Pertama di Sulsel yang Disuntik Vaksin COVID-19
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Gubernur Sulsel , HM Nurdin Abdullah menyambut baik rencana vaksinasi yang kini sedang dipersiapkan skenarionya oleh pemerintah Indonesia. Kementerian Kesehatan bahkan tengah mengatur alur pendistribusian vaksin yang akan disalurkan hingga ke daerah.
Nurdin bahkan menyatakan kesiapannya menjadi orang pertama di Sulsel yang disuntik vaksin COVID-19 , jika pemerintah Indonesia melalui tim vaksinasi sudah resmi mengumumkan dan mendistribusikan vaksin. “Iya (siap), dong. Masa' iya pemerintah sudah pastikan vaksin itu tidak masalah, ya kita harus memberi contoh,” tegasnya, Rabu (19/11/2020).
Apalagi, Presiden RI Joko Widodo juga sudah menyatakan kesiapannya menjadi orang pertama yang divaksin COVID-19 . Nurdin menegaskan, upaya pemerintah dalam pencegahan virus corona harus didukung.
“Jadi Bapak Presiden memberikan contoh yang baik bahwa vaksin ini sangat penting dilakukan. Supaya kita terbebas dari virus corona, " sambung dia.
Hanya saja, Nurdin mengaku masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan vaksinasi tersebut. Termasuk kuota jatah vaksin dan jadwal distribusinya di tiap provinsi, utamanya Sulsel.
Sampai vaksinasi tersebut resmi dilakukan, mantan bupati Bantaeng ini meminta masyarakat tidak khawatir dengan vaksin yang disiapkan pemerintah. Dia meyakini, persiapan vaksinasi itu sudah melalui tahap uji klinis, sehingga aman untuk semua warga.
“Itu bukti bahwa pemerintah serius ingin menghadirkan vaksin. Jangan khawatir. Jangan mendengar berita macam-macam. Itu suatu keyakinan dari pemerintah. Makanya, kalau sudah ada instruksi, vaksin untuk Sulsel 5 juta, misalnya, kita siapkan untuk vaksin," tegas Nurdin.
Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulse l mulai mempersiapkan tenaga kesehata n yang akan melakukan vaksin. Sebanyak 1.099 tenaga vaksinator pun tengah dilatih.
Kepala Dinkes Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari mengemukakan, pelatihan tersebut dilakukan menyambut rencana distribusi vaksin. Ribuan tenaga kesehatan yang dilatih itu berasal dari kabupaten/kota di Sulsel.
Menurutnya, prosedur vaksinasi tidak boleh sembarangan. Makanya petugas yang bertindak sebagai vaksinator, harus orang berkompeten yang sudah dilatih sebelumnya. "Kita latih sebanyak 1.099 orang sebagai persiapan," ujar Ichsan kepada SINDOnews.
Dia melanjutkan, ribuan tenaga kesehatan itu dilatih di Balai Pelatihan Kesehatan yang difasilitasi oleh pemprov Sulsel .
Sementara terkait kuota vaksin untuk Sulsel, Ichsan belum bisa memastikan. Meski sebelumnya dikabarkan Sulsel bakal mendapat jatah sebanyak 5 juta vaksin dari pemerintah Indonesia. "Jumlahnya belum ada. Apalagi kan bisa saja berubah kuotanya. Artinya, kita menunggu dari Kementerian Kesehatan saja dulu kepastiannya terkait vaksin ini," urai dia.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan mencanangkan proses vaksinasi COVID-19 . Sebagai langkah awal diprioritaskan kepada tenaga kesehatan . Kemenkes menentukan kelompok kriteria yang diprioritaskan dalam proses vaksinasi COVID-19. Salah satunya, diutamakan untuk para tenaga kesehatan.
Selanjutnya, anggota TNI-Polri , lalu ASN yang bekerja di sektor pelayanan publik, serta para guru. Dengan pertimbangan, mereka dianggap bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam aktivitasnya.
"Saya belum bisa bicara banyak dulu soal vaksin. Karena kita tunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan . Soal bagaimana skenario dan distribusi vaksinnya. Kita siapkan saja dulu pelatihan kepada tenaga yang akan melakukan vaksin," tandas Ichsan.
Nurdin bahkan menyatakan kesiapannya menjadi orang pertama di Sulsel yang disuntik vaksin COVID-19 , jika pemerintah Indonesia melalui tim vaksinasi sudah resmi mengumumkan dan mendistribusikan vaksin. “Iya (siap), dong. Masa' iya pemerintah sudah pastikan vaksin itu tidak masalah, ya kita harus memberi contoh,” tegasnya, Rabu (19/11/2020).
Apalagi, Presiden RI Joko Widodo juga sudah menyatakan kesiapannya menjadi orang pertama yang divaksin COVID-19 . Nurdin menegaskan, upaya pemerintah dalam pencegahan virus corona harus didukung.
“Jadi Bapak Presiden memberikan contoh yang baik bahwa vaksin ini sangat penting dilakukan. Supaya kita terbebas dari virus corona, " sambung dia.
Hanya saja, Nurdin mengaku masih menunggu petunjuk dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan vaksinasi tersebut. Termasuk kuota jatah vaksin dan jadwal distribusinya di tiap provinsi, utamanya Sulsel.
Sampai vaksinasi tersebut resmi dilakukan, mantan bupati Bantaeng ini meminta masyarakat tidak khawatir dengan vaksin yang disiapkan pemerintah. Dia meyakini, persiapan vaksinasi itu sudah melalui tahap uji klinis, sehingga aman untuk semua warga.
“Itu bukti bahwa pemerintah serius ingin menghadirkan vaksin. Jangan khawatir. Jangan mendengar berita macam-macam. Itu suatu keyakinan dari pemerintah. Makanya, kalau sudah ada instruksi, vaksin untuk Sulsel 5 juta, misalnya, kita siapkan untuk vaksin," tegas Nurdin.
Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulse l mulai mempersiapkan tenaga kesehata n yang akan melakukan vaksin. Sebanyak 1.099 tenaga vaksinator pun tengah dilatih.
Kepala Dinkes Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari mengemukakan, pelatihan tersebut dilakukan menyambut rencana distribusi vaksin. Ribuan tenaga kesehatan yang dilatih itu berasal dari kabupaten/kota di Sulsel.
Menurutnya, prosedur vaksinasi tidak boleh sembarangan. Makanya petugas yang bertindak sebagai vaksinator, harus orang berkompeten yang sudah dilatih sebelumnya. "Kita latih sebanyak 1.099 orang sebagai persiapan," ujar Ichsan kepada SINDOnews.
Dia melanjutkan, ribuan tenaga kesehatan itu dilatih di Balai Pelatihan Kesehatan yang difasilitasi oleh pemprov Sulsel .
Sementara terkait kuota vaksin untuk Sulsel, Ichsan belum bisa memastikan. Meski sebelumnya dikabarkan Sulsel bakal mendapat jatah sebanyak 5 juta vaksin dari pemerintah Indonesia. "Jumlahnya belum ada. Apalagi kan bisa saja berubah kuotanya. Artinya, kita menunggu dari Kementerian Kesehatan saja dulu kepastiannya terkait vaksin ini," urai dia.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan mencanangkan proses vaksinasi COVID-19 . Sebagai langkah awal diprioritaskan kepada tenaga kesehatan . Kemenkes menentukan kelompok kriteria yang diprioritaskan dalam proses vaksinasi COVID-19. Salah satunya, diutamakan untuk para tenaga kesehatan.
Selanjutnya, anggota TNI-Polri , lalu ASN yang bekerja di sektor pelayanan publik, serta para guru. Dengan pertimbangan, mereka dianggap bersentuhan langsung dengan masyarakat dalam aktivitasnya.
"Saya belum bisa bicara banyak dulu soal vaksin. Karena kita tunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan . Soal bagaimana skenario dan distribusi vaksinnya. Kita siapkan saja dulu pelatihan kepada tenaga yang akan melakukan vaksin," tandas Ichsan.
(luq)