Wakil Ketua DPR RI Tinjau Smelter Milik Kalla Group di Bua

Senin, 16 November 2020 - 15:18 WIB
loading...
A A A
Dikatakan putra kelahiran Gorontalo ini, Indonesia butuh investor karena Indonesia memiliki sumber daya yang cukup besar. Namun ia berharap, setiap daerah memperhatikan investor lokal.

"Sebelum kita menarik investor luar, kita tarik dulu investor lokal, kalau perlu kita mulai dari tingkat desa. Dan Luwu bisa memulai ini bagi petani dan di bidang perikanan," katanya.

Disebutkan politikus partai Nasdem ini, di tengah pandemi COVID-19 , yang mendorong perekonomian Indonesia ada pada bidang UKM. Bahkan data ini telah dirilis oleh pemerintah. Ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah di daerah kata dia, meningkatkan industri pertanian dan memperhatikan pelaku UKM.

"Kalau kita selalu bergantung ke perusahaan asing maka kita tidak bisa berkembang dengan cepat dan baik. Sekarang bagaimana kita memperkuat NKRI di era globalisasi. Lahirnya undang-undang omnibuslaw diharapkan mampu menjadi dasar berkembangnya para pelaku UKM maupun industri besar dari pelaku lokal," sebutnya.

Mewakili Bupati Luwu, Asisten II Pemkab Luwu, Andi Pallanggi menyampaikan semboyan Tanah Luwu yakni "Wanua Mappatuo Naewai Alena". "Motto atau semboyan ini bermakna Luwu daerah yang mampu untuk hidup dan menghidupi wilayahnya sendiri," ujarnya.

Disebutkan Pallanggi, dari luas wilayah Kabupaten Luwu memiliki potensi pertanian dan kelautan atau perikanan yang cukup besar. Dari potensi ini tidaklah salah jika Luwu bisa mandiri dan menjadi penyangga pangan di kawasan Indonesia bagian timur.

"Kami juga memiliki potensi wisata yang cukup besar, karena wilayah Luwu terdiri dari dataran tinggi berupa pegunungan kemudian dataran rendah dan laut berupa pantai. Selain itu, Luwu juga memiliki potensi tambang di sejumlah titik, di antaranya Galena di Walenrang dan Walenrang Barat, emas di Latimojong dan biji besi di Bajo Barat," sebutnya.



Potensi ini kata Asisten II sangat menarik bagi investor untuk berinvestasi di Kabupaten Luwu. Beberapa yang sedang berlangsung itu di antaranya pabrik kayu tripleks milik PT Sumber Graha Sejahtera (SGS) yang masuk dalam perusahaan besar Sampoerna Group .

Selain itu Kalla Group juga telah melakukan investasi pabrik pengolahan nikel berupa pabrik smelter dengan nilai investasi diperkirakan mencapai Rp7 triliun lebih. Sementara proses eksploitasi perusahaan tambang emas PT Masmindo di area pegunungan Latimojong.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1323 seconds (0.1#10.140)