Bunda! Tren Menstruasi Anak Semakin Dini, Apakah Edukasi Menstruasi Masih Dianggap Tabu?

Kamis, 12 November 2020 - 21:28 WIB
loading...
Bunda! Tren Menstruasi Anak Semakin Dini, Apakah Edukasi Menstruasi Masih Dianggap Tabu?
Teks foto : Website Charm Girls’ Talk. Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Beberapa penelitian mengungkapkan fakta terbaru mengenai usia menstruasi pertama kali atau (menarche) yang semakin dini dari zaman ke zaman.

Menarche kini dialami oleh anak perempuan yang usianya cenderung lebih muda. Jika sebelumnya menarche dialami oleh remaja perempuan berumur 11 – 14 tahun. Pada masa ini, di sebuah penelitian ditemukan bahwa anak perempuan sudah mengalami menstruasi pertama kali di umur 9-11 tahun.

Ahli Gizi, Beta Sindiana mengungkapkan, salah satu faktor dari semakin dininya usia menarche adalah gaya hidup dan pola makan, perkembangan tren gaya hidup dan pilihan makanan seperti restoran cepat saji. (BACA JUGA: Menstruasi Kerap Menggangu, Ini Cara Membantu Ubah Suasana Hati)

Sebut saja junk food (makanan tinggi kalori dan lemak namun rendah mikronutrien) juga menjadi faktor yang berhubungan dengan usia menarche yang lebih cepat.

Terdapat korelasi antara frekuensi konsumsi junk food dengan usia menarche. Ditemukan bahwa anak perempuan yang mengonsumsi junk food 2x per minggu, lebih banyak mengalami menarche dini (12 tahun) dari yang mengonsumsi junk food 2x per minggu," katanya saat peluncuran virtual website Charm Girls’ Talk, Kamis (12/11/2020) di Surabaya.

Beta menjelaskan, bahwa ternyata menarche dini memiliki dampak negatif pada anak. Menarche dini memiliki hubungan dengan meningkatnya risiko obesitas abdominal, kanker payudara, resistensi insulin, penyakit kardiovaskular, dan hipertensi.

Psikolog Anak, Devi Sani, yang turut hadir dalam peluncuran virtua Charm Girl’s Talk menjelaskan, masa pubertas, termasuk menarche di dalamnya memiliki banyak dampak psikis. Terutama pada anak yang baru pertama kali mengalami. (BACA JUGA: Tak Mau Sakit saat Menstruasi? Pilih dan Hindari Makanan Ini)

"Seperti perubahan fisik yang membingungkan, perubahan hormon, yang menimbulkan banyak pertanyaan bagi anak," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2019, 65% orang tua Indonesia tidak membicarakan tentang menstruasi ke anak, dan 45% orang tua Indonesia juga menganggap pembicaraan tentang menstruasi penting untuk dilakukan ke anak. Padahal, menstruasi memberikan beberapa perubahan dan dampak pada anak.

“Secara psikis, anak yang mengalami menstruasi pertama kali menjadi bingung harus bertanya ke siapa karena malu, dan cenderung tidak ingin membicarakannya pada siapapun, padahal, banyak hal-hal penting yang perlu diketahui oleh anak yang berkaitan dengan menstruasi,” tambah Devi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3105 seconds (0.1#10.140)