14 Orang di India Tewas Digilas Kereta saat Tertidur di Rel
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Kereta api menggilas 14 orang yang tertidur di rel saat mereka dalam perjalanan pulang ke desa asal mereka.
Para korban tersebut pulang ke desa setelah kehilangan pekerjaanya akibat lockdown guna mencegah penyebaran virus Corona.
India menerapkan lockdown selama delapan minggu untuk mencegah penyebaran virus Corona. Akibatnya, puluhan ribu orang di PHK dan mereka berjalan kaki pulang ke kampung halaman dari kota-kota besar di India. Mereka berjalan kaki setelah operasional angkutan umum ditangguhkan.
Pihak kepolisian India mengatakan parakorbanitu sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan baja dan berjalan kaki pulang ke desa mereka di negara bagian Madhya Pradesh.
"Mereka telah berjalan sepanjang malam, mereka kelelahan dan tertidur di rel," kata seorang petugas polisi seperti dikutip dari Global News, Jumat (8/5/2020).
Seorang pejabat setempat mengatakan, parakorban yang nahas itu mungkin berpikir kereta tidak beroperasi karena penerapan lockdown.
Kementerian Kereta Api mengatakan masinis telah mencoba menghentikan kereta barang yang dikemudikannya saat melihat parakorban berada di atas rel di negara bagian barat Maharashtra. Otoritas itu pun tengah melakukan penyelidikan.
Menurut juru bicara Kementerian Kereta Api, C.H. Rakesh, empat belas orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
"Saya baru saja mendengar berita sedih tentang buruh yang tewas di tabrak kereta, pekerjaan untuk menyelamatkan korban sedang berlangsung," kata Menteri Perkeretaapian Indian, Piyush Goyal, di Twitter.
Ucapan bela sungkawa juga disampaikan oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi. Melalui akun Twitternya, Modi mengaku sedih dengan jatuhnya korban dalam kecelakaan kereta api tersebut dan akan memberikan bantuan yang dimungkinkan.
“Terkejut dengan kematian pekerja migran yang ditabrak kereta api. Kita harus malu dengan cara kita memperlakukan pembangun bangsa kita,” kata Rahul Gandhi, pemimpin partai oposisi utama di Kongres.
Selama seminggu terakhir, beberapa pemerintah negara bagian menghadapi tekanan publik untuk mengorganisir kereta api dan bus guna membawa kembali para buruh ke kampung halamannya.
Banyak yang menempuh jarak yang sangat jauh dalam panas terik melalui ladang dan hutan untuk pulang ke kampung halaman.
Para korban tersebut pulang ke desa setelah kehilangan pekerjaanya akibat lockdown guna mencegah penyebaran virus Corona.
India menerapkan lockdown selama delapan minggu untuk mencegah penyebaran virus Corona. Akibatnya, puluhan ribu orang di PHK dan mereka berjalan kaki pulang ke kampung halaman dari kota-kota besar di India. Mereka berjalan kaki setelah operasional angkutan umum ditangguhkan.
Pihak kepolisian India mengatakan parakorbanitu sebelumnya bekerja di sebuah perusahaan baja dan berjalan kaki pulang ke desa mereka di negara bagian Madhya Pradesh.
"Mereka telah berjalan sepanjang malam, mereka kelelahan dan tertidur di rel," kata seorang petugas polisi seperti dikutip dari Global News, Jumat (8/5/2020).
Seorang pejabat setempat mengatakan, parakorban yang nahas itu mungkin berpikir kereta tidak beroperasi karena penerapan lockdown.
Kementerian Kereta Api mengatakan masinis telah mencoba menghentikan kereta barang yang dikemudikannya saat melihat parakorban berada di atas rel di negara bagian barat Maharashtra. Otoritas itu pun tengah melakukan penyelidikan.
Menurut juru bicara Kementerian Kereta Api, C.H. Rakesh, empat belas orang tewas dan lima lainnya luka-luka.
"Saya baru saja mendengar berita sedih tentang buruh yang tewas di tabrak kereta, pekerjaan untuk menyelamatkan korban sedang berlangsung," kata Menteri Perkeretaapian Indian, Piyush Goyal, di Twitter.
Ucapan bela sungkawa juga disampaikan oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi. Melalui akun Twitternya, Modi mengaku sedih dengan jatuhnya korban dalam kecelakaan kereta api tersebut dan akan memberikan bantuan yang dimungkinkan.
“Terkejut dengan kematian pekerja migran yang ditabrak kereta api. Kita harus malu dengan cara kita memperlakukan pembangun bangsa kita,” kata Rahul Gandhi, pemimpin partai oposisi utama di Kongres.
Selama seminggu terakhir, beberapa pemerintah negara bagian menghadapi tekanan publik untuk mengorganisir kereta api dan bus guna membawa kembali para buruh ke kampung halamannya.
Banyak yang menempuh jarak yang sangat jauh dalam panas terik melalui ladang dan hutan untuk pulang ke kampung halaman.
(vit)