Dukung Pembangunan, Ridwan Kamil Minta AMS Terus Jaga Kondusivitas Jabar
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyatakan, keberadaan Angkatan Muda Siliwangi (AMS) berperan penting dalam menjaga kondusivitas sosial dan politik di Provinsi Jabar.
Sebagai organisasi kemasyarakatan tertua di Jabar, kehadiran AMS selama ini pun dinilainya telah berperan besar dalam mendukung jalannya roda pembangunan di provinsi yang dipimpinnya.
"Tidak ada pembangunan tanpa kondusivitas. AMS salah satunya, menjaga dasar-dasar pembangunan, yakni menjaga kondusivitas sosial politik melalui peran-peran berbasis kewilayahan," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri kegiatan Milangkala ke-54 Tahun AMS di Kantor Pusat AMS, Jalan Braga, Kota Bandung, Senin (9/11/2020) malam.
Menurutnya, kondusivitas menjadi kata kunci yang sangat penting bagi Pemprov Jabar dalam melakukan pembangunan.
Pasalnya, pembangunan tidak akan pernah terlaksana dengan baik jika terjadi gejolak di tengah-tengah masyarakat.
"Kalau parasea (bertengkar), maka tidak akan mungkin pembangunan bisa dilaksanakan, maka kondusivitas itu sangat mahal. AMS selama ini berperan dalam menjaga kodusivitas Jawa Barat," tegasnya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun berharap, di usianya yang kini telah menginjak 54 tahun, AMS mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini, yakni pandemi COVID-19.
Sebab, kata kang Emil menekankan, organsiasi yang baik adalah organisasi yang mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru, mulai dari kegiatan, operasional, substansi, dan lain-lain. "Semangat AMS 54 tahun lalu adalah ketangguhan. Dibuktikan dengan semangat mau berubah," katanya.
Kang Emil pun sangat menyambut baik upaya AMS yang telah memberikan berbagai macam pelatihan di bidang pertanian, khususnya bagi para anggota milenialnya di tengah pandemi.
Menurutnya, program AMS tersebut sejalan dengan pola ekonomi Jabar yang mengusung konsep pembangunan ekonomi desa digital.
Sementara itu, Ketua DPP AMS, Noery Ispandji Firman menjelaskan, pihaknya telah memutuskan bahwa AMS harus mandiri di tengah pandemi COVID-19.
Menurutnya, di usianya yang sudah 54 tahun, AMS harus lebih matang dalam setiap langkah dan tindakan. "Dengan kata lain, AMS garus lebih bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," tegasnya. (Baca juga: Dorong Konsumsi Masyarakat, Grab Gelar Festival Kuliner Berhadiah Rp1 Miliar)
Oleh karenanya, lanjut Neory, sejak enam bulan terakhir, AMS memutuskan kembali membangun desa dengan menggelar pelatihan pertanian, peternakan, dan perikanan. Saat ini, AMS fokus melakukan pelatihan di beberapa desa di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Kuningan. (Baca juga: Pasien COVID-19 Meninggal saat Menjalani Perawatan di Ruang Isolasi RSUD Dokter Soekardjo)
"Di Kuningan ada budidaya lele. Kemudian di Sukabumi, AMS membina Desa Asparagus, Desa Lemon, dan Desa Naga Merah. Jadi, saat ini, sudah banyak masyarakat yang biasanya kerja di kota kembali ke desa untuk mengelola tanah kelahirannya," terangnya.
Bersama bupati Sukabumi, lanjut Noery, AMS sepakat merangkul anak-anak muda untuk mengelola tanah desa. Sehingga, mereka bisa berkarya untuk bisa menghasilkan ketahanan pangan, minimal di daerahnya sendiri dan ketika sudah besar hadirnya, bisa diekspor ke luar negeri.
"Kita harus menyiapkannya dari sekarang. Sehingga, ke depan, kita bisa menjaga ketahanan pangan dengan baik," katanya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
Sebagai organisasi kemasyarakatan tertua di Jabar, kehadiran AMS selama ini pun dinilainya telah berperan besar dalam mendukung jalannya roda pembangunan di provinsi yang dipimpinnya.
"Tidak ada pembangunan tanpa kondusivitas. AMS salah satunya, menjaga dasar-dasar pembangunan, yakni menjaga kondusivitas sosial politik melalui peran-peran berbasis kewilayahan," ujar Ridwan Kamil saat menghadiri kegiatan Milangkala ke-54 Tahun AMS di Kantor Pusat AMS, Jalan Braga, Kota Bandung, Senin (9/11/2020) malam.
Menurutnya, kondusivitas menjadi kata kunci yang sangat penting bagi Pemprov Jabar dalam melakukan pembangunan.
Pasalnya, pembangunan tidak akan pernah terlaksana dengan baik jika terjadi gejolak di tengah-tengah masyarakat.
"Kalau parasea (bertengkar), maka tidak akan mungkin pembangunan bisa dilaksanakan, maka kondusivitas itu sangat mahal. AMS selama ini berperan dalam menjaga kodusivitas Jawa Barat," tegasnya.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu pun berharap, di usianya yang kini telah menginjak 54 tahun, AMS mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi saat ini, yakni pandemi COVID-19.
Sebab, kata kang Emil menekankan, organsiasi yang baik adalah organisasi yang mampu beradaptasi dengan kebiasaan baru, mulai dari kegiatan, operasional, substansi, dan lain-lain. "Semangat AMS 54 tahun lalu adalah ketangguhan. Dibuktikan dengan semangat mau berubah," katanya.
Kang Emil pun sangat menyambut baik upaya AMS yang telah memberikan berbagai macam pelatihan di bidang pertanian, khususnya bagi para anggota milenialnya di tengah pandemi.
Menurutnya, program AMS tersebut sejalan dengan pola ekonomi Jabar yang mengusung konsep pembangunan ekonomi desa digital.
Sementara itu, Ketua DPP AMS, Noery Ispandji Firman menjelaskan, pihaknya telah memutuskan bahwa AMS harus mandiri di tengah pandemi COVID-19.
Menurutnya, di usianya yang sudah 54 tahun, AMS harus lebih matang dalam setiap langkah dan tindakan. "Dengan kata lain, AMS garus lebih bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara," tegasnya. (Baca juga: Dorong Konsumsi Masyarakat, Grab Gelar Festival Kuliner Berhadiah Rp1 Miliar)
Oleh karenanya, lanjut Neory, sejak enam bulan terakhir, AMS memutuskan kembali membangun desa dengan menggelar pelatihan pertanian, peternakan, dan perikanan. Saat ini, AMS fokus melakukan pelatihan di beberapa desa di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Kuningan. (Baca juga: Pasien COVID-19 Meninggal saat Menjalani Perawatan di Ruang Isolasi RSUD Dokter Soekardjo)
"Di Kuningan ada budidaya lele. Kemudian di Sukabumi, AMS membina Desa Asparagus, Desa Lemon, dan Desa Naga Merah. Jadi, saat ini, sudah banyak masyarakat yang biasanya kerja di kota kembali ke desa untuk mengelola tanah kelahirannya," terangnya.
Bersama bupati Sukabumi, lanjut Noery, AMS sepakat merangkul anak-anak muda untuk mengelola tanah desa. Sehingga, mereka bisa berkarya untuk bisa menghasilkan ketahanan pangan, minimal di daerahnya sendiri dan ketika sudah besar hadirnya, bisa diekspor ke luar negeri.
"Kita harus menyiapkannya dari sekarang. Sehingga, ke depan, kita bisa menjaga ketahanan pangan dengan baik," katanya.
Lihat Juga: Dukung Pemerintahan Prabowo, Cagub Jabar Ahmad Syaikhu-Ilham Habibie Buat Program Telur Asih
(boy)