Pangi Syarwi: Jika Tim Nasrul Abit Keberatan dengan Hasil Survei, Tunjukan Data Lain
loading...
A
A
A
PADANG - Pengama Politik, Pangi Syarwi Chaniago, menyebutkan bahwa sebagai lembaga survei menilai tidak etis apabila ada tindakan yang menyalahkan lembaga survei lain. “Iya, makanya saya sebagai lembaga survei tidak etis menyalahkan lembaga orang,” ucap Pangi.
Pangi melanjutkan, bahwa menyalahkan lembaga survei adalah tindakan yang tidak tepat. “Tidak tepat menyalahkan, karena kalau nanti kita survei kita tidak siap juga untuk dibilang pesanan, dibilang nanti lembaga yang dianggap abal-abal,” kata Pangi lagi.
Pangi meneruskan, harusnya sebuah data dijawab dengan menunjukan data kembali, bukan sekedar opini . “Ya biar data nanti silahkan survei lagi, silahkan survei lagi Nasrul Abit, survei lagi Mahyeldi, kan gitu aja,” beber Pangi.
Pangi juga menyebutkan bahwa mtodologi dan sample tiap lembaga survei tentunya berbeda, oleh karena itu untuk apa harus meributkan hasil survei oranglain. “Hasil survei mereka kan punya metodologi sendiri, punya sample sendiri, jadi tidak perlu kita ributkan hasil survei orang, biar saja,” tutur Pangi.
Pada akhirnya menurut Pangi, harusnya kritik dan ketidaksetujuan terhadap hasil survei oranglain dijawab dengan hasil survei juga. “Dijawab dengan survei juga (harusnya-red),” jelas Pangi. (Baca: Coba Bunuh Diri, Cewek ABG di Bali Ceburkan Diri ke Laut).
Sebelumnya, Erizal, yang merupakan politisi juga sekaligus peneliti, menyampaikan keberatannya dengan hasil survei Poltracking Indonesia yang baru saja merilis hasil surveinya dengan memenangkan Mulyadi dan Ali Mukhni. Erizal menuduh Poltracking Indonesia menerima pesanan dari Mulyadi-Ali Mukhni.
Pangi melanjutkan, bahwa menyalahkan lembaga survei adalah tindakan yang tidak tepat. “Tidak tepat menyalahkan, karena kalau nanti kita survei kita tidak siap juga untuk dibilang pesanan, dibilang nanti lembaga yang dianggap abal-abal,” kata Pangi lagi.
Pangi meneruskan, harusnya sebuah data dijawab dengan menunjukan data kembali, bukan sekedar opini . “Ya biar data nanti silahkan survei lagi, silahkan survei lagi Nasrul Abit, survei lagi Mahyeldi, kan gitu aja,” beber Pangi.
Pangi juga menyebutkan bahwa mtodologi dan sample tiap lembaga survei tentunya berbeda, oleh karena itu untuk apa harus meributkan hasil survei oranglain. “Hasil survei mereka kan punya metodologi sendiri, punya sample sendiri, jadi tidak perlu kita ributkan hasil survei orang, biar saja,” tutur Pangi.
Pada akhirnya menurut Pangi, harusnya kritik dan ketidaksetujuan terhadap hasil survei oranglain dijawab dengan hasil survei juga. “Dijawab dengan survei juga (harusnya-red),” jelas Pangi. (Baca: Coba Bunuh Diri, Cewek ABG di Bali Ceburkan Diri ke Laut).
Sebelumnya, Erizal, yang merupakan politisi juga sekaligus peneliti, menyampaikan keberatannya dengan hasil survei Poltracking Indonesia yang baru saja merilis hasil surveinya dengan memenangkan Mulyadi dan Ali Mukhni. Erizal menuduh Poltracking Indonesia menerima pesanan dari Mulyadi-Ali Mukhni.
(nag)