Tanjakan Naga di Punclut, Tak Ramah Bagi Pengemudi Karbitan

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 22:23 WIB
loading...
Tanjakan Naga di Punclut, Tak Ramah Bagi Pengemudi Karbitan
Tanjakan Naga di jalur alternatif Punclut dari Bandung menuju Lembang atau sebaliknya yang kerap membuat banyak kendaraan menyerah akibat tidak kuat menanjak. Foto/SINDOnews/Adi Haryanto
A A A
BANDUNG BARAT - Jalur alternatif Bandung -Lembang melalui Punclut atau sebaliknya, menjadi salah satu jalan yang banyak dilalui untuk menghindari kemacetan di ruas jalan utama Setiabudi-Lembang.

Namun di balik rutenya yang lebih pendek serta keindahan panoramanya, jalur ini ternyata menyimpan kerawanan. Ini dikarenakan keberadaan jalan menanjak dan berkelok sepanjang 200 meter yang oleh warga sekitar disebut Tanjakan Naga. (Baca juga: Urai Kemacetan, Contraflow Diberlakukan di Tol Cikampek-Jakarta )

Dikatakan begitu, karena jalannya yang menanjak, sempit berkelok, dan berbahaya, seperti naga. Tidak jarang kendaraan baik motor atau mobil harus menyerah karena tidak kuat menanjak saat melintasi jalur alternatif tersebut. Terlebih saat kondisi sedang hujan lebat dan macet. (Baca juga: Libur Panjang Bandung Diserbu Wisatawan saat Pandemi, Ini Kata Wakil Wali Kota )

"Setiap harinya selalu ada mobil atau motor yang mogok di tengah jalan karena tak kuat menanjak," kata seorang warga sekitar Rahman, Sabtu (31/10/2020).

Dia menyarankan bagi pengemudi yang baru bisa mengendarai mobil atau motor sebaiknya berpikir dua kali kalau mau menempuh rute ini. Perlu kesabaran dan pengemudi yang mahir untuk bisa sukses melahap tanjangan sepanjang 200 meter tersebut.

"Jika tidak, biasanya kendaraan mati mesin di tengah jalan, mogok, atau mundur lagi," kata dia.

Pada akhirnya, karena sering terjadi kejadian seperti itu warga mulai inisiatif menyiapkan ganjal. Aksi ganjal atau dorong mobil dan motor sering terlihat terutama saat weekend atau libur panjang seperti sekarang ini. Sebab banyak warga yang melalui jalur Punclut untuk wisata ke Lembang atau wisata kuliner.

"Di sini memang banyak tempat istirahat, makan, atau rekreasi. Jadi sebelum ke Lembang biasanya santai dulu di Punclut. Lama ke lamaan banyak yang tahu jalan sini jadi sering macet," kata dia seraya mengaku kadang ada pengemudi yang memberi uang ketika dibantu saat mobilnya mogok.

Seorang warga Lembang yang setiap hari beraktivitas melalui jalur Punclut, Kurnaefi, mengatakan, sudah saatnya jalur Punclut ada pelebaran. Pasalnya kendaraan yang melintas ke jalur itu sudah padat, sehingga ketika ada kendaraan mogok maka berakibat kepada kemacetan panjang.

"Kalau macet ya udah mobil stag gak bisa gerak, gak ada ruang akselerasi buat nyalip karena jalannya pas-pasan," kata dia.

Sementara itu, Kasatlantas Polres Cimahi AKP Susanti Samaniah mengatakan, jalur Punclut tidak disarankan untuk kendaraan berbadan besar. "Jalurnya sempit dan curam juga, jadi harus hati-hatian. Mobil minibus juga mesti ekstra waspada kalau lewat ke Punclut," kata dia.
(nth)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1763 seconds (0.1#10.140)