Walah Rek! Jelang Pilkada Surabaya Pemberian Kunci Rusun pun Dipolitisir

Rabu, 28 Oktober 2020 - 18:08 WIB
loading...
Walah Rek! Jelang Pilkada Surabaya Pemberian Kunci Rusun pun Dipolitisir
Wakil Ketua DPRD Surabaya, Laila Mufidah. Foto/Ist
A A A
SURABAYA - Ulah dan tingka Pemkot Surabaya dalam memenangkan Eri Cahyadi-Armuji semakin menjadi-jadi saja. Berbagai cara dilakukan agar jagoan Tri Rismaharini itu menang dalam Pilkada Surabaya 2020.

Terbaru, kalangan anggota DPRD Surabaya menerima laporan dari masyarakat tentang temuan pemberian kunci rumah susun (rusun) Pandugo diduga dipolitisir. Sebab, pemberian kunci untuk menempati rusun milik Pemkot Surabaya itu dilakukan pada momen kampanye Pilkada Surabaya.
BACA JUGA: Risma Diancam Penjara, PDIP Sebut Ada Pihak Khawatir Lihat Keunggulan Eri-Armuji

"Informasi yang kami terima mereka banyak yang sudah punya rumah tapi dapat jatah menempati rusun tersebut karena disinyalir mereka tim sukses Eri-Armuji," ujar Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah, Rabu (28/10/2020).

Laila menegaskan, fakta itu menunjukkan ketidak adilan Pemkot Surabaya. Karena tidak diawali dengan survei apakah mereka memenuhi syarat atau tidak. Tetapi yang jelas, apabila sudah memiliki rumah tidak boleh menempati rusun.

."Jadi nantinya akan disalah gunakan dan bisa disewakan, dia dapat keuntungan dari penyewa, padahal rusun itu harusnya diutamakan untuk warga surabaya yang tidak memiliki tempat tinggal,” ujarnya.

Anggota DPRD Surabaya dua periode ini mengatakan, seharusnya Pemkot Surabaya mengutamakan rakyat yang belum memiliki rumah. Sebab, saat ini waiting list atau masyarakat yang antri menempati rusun sekitar 10 ribu KK.
BACA JUGA: Dituduh Lakukan Ujaran Kebencian, Risma Dilaporkan ke Polda Jatim

"Pemkot menyakiti hati rakyatnya sendiri, pemkot hanya mengutamakan kepentingam Risma untuk memenangkan Eri-Armuji," ungkapnya.

Menurutnya, pembangunan rusun harus menjadi solusi di tengah populasi masyarakat Surabaya yang luar biasa tinggi. Tahun 1945 populasinya hanya berada di kisaran Rp250 ribu, namun tahun 2020 sudah meningkat pesat menjadi sekitar Rp 3 juta.

"Tapi ya kebangetan, yang punya rumah dikasih, yang benar-benar butuh nggak dapat, apalagi informasinya yang KTP luar Surabaya juga dikasih, saya berharap bu Risma benar-benar mengakhiri jabatannya dengan amanah,” tukasnya.
(vit)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3545 seconds (0.1#10.140)