Menuju Digitalisasi Koperasi, Menkop dan UKM Jaring Aspirasi melalui FGD
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mendorong seluruh koperasi di Indonesia menjadi modern, baik dari segi tata pengelolaan ataupun aspek pemasaran. Hal tersebut sesuai dengan target dari Presiden Joko Widodo yang meminta seluruh koperasi di Indonesia menjadi koperasi yang modern di tahun 2024 agar menjadi lembaga yang bisa bersaing di era globalisasi.
"Amanat Presiden tahun 2024 koperasi harus modern. Itu yang coba didorong, melalui forum grup discusion (FGD) kami berusaha menampung aspirasi dari pelaku koperasi," kata Kepala Bagian Rencana dan Program, Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM Catur Susanto usai FGD Kewirausahaan Perempuan di Lembang, Selasa (27/10/2020). (Baca: Menteri Teten Ungkap Kunci yang iBsa Pulihkan UMKM, Apa Itu? )
Menurutnya, permasalahan besar entitas koperasi trennya dari sisi pengelolaan dan manajemen harus menyesuaikan dengan badan usaha lain. Perlu terobosan program dalam melakukan modernisasi koperasi baik dari segi dimensi usaha atau lembaganya.
Termasuk juga harus menyesuaikan dengan lingkungan internal dalam konsep pengembangannya. Modernisasi itu salah satunya adalah digitalisasi pengelolaan yang saat ini masih terbatas. Begitupun dengam UMKM dari sekitar 64 juta, baru sekitar 13% yang sudah digitalisasi.
Saat ini, terdapat sebanyak 123.000 koperasi mikro yang aktif di Indonesia. Sekitar 500 koperasi ada yang omzetnya sudah lebih dari Rp50 miliar, dan mereka akan didorong bisa ekspor. Sebab selama ini jarang koperasi yang bisa ekspor dan kebanyakan agregator melalui tangan kedua atau ketiga.
"Disinilah perlunya digitalisasi organisasi kelembagaan badan usaha supaya koperasi bisa maju. Targetnya di 2024 nanti ada 400-500 koperasi modern yang berdiri," sebutnya.(Baca: Pemerintah Targetkan 10 Juta UMKM Melek Digital Tahun Ini )
Salah seorang pelaku koperasi dan UMKM yang bergerak di pengelolaan Jamur Tiram, Marien Nadila mengatakan, FGD sangat bermanfaat karena bisa mencari ilmu dalam pengelolaan koperasi dan UMKM. Dirinya yang mendapatkan bantuan permodalan usaha mikro Rp2,4 juta melalui Koperasi Pasundan juga ingin mengarah ke digital dalam pengelolaan usahanya.
"Ke depan persaingan sudah digital dan itu tidak bisa terelakan. Makanya saya berterima kasih atas bantuan yang diterima dan akan dimanfaatkan dalam pengembangan usaha," kata pengelola UMKM Lestarikan Alam di Pasirhalang, Cisarua, KBB, ini.
"Amanat Presiden tahun 2024 koperasi harus modern. Itu yang coba didorong, melalui forum grup discusion (FGD) kami berusaha menampung aspirasi dari pelaku koperasi," kata Kepala Bagian Rencana dan Program, Biro Perencanaan Kementerian Koperasi dan UKM Catur Susanto usai FGD Kewirausahaan Perempuan di Lembang, Selasa (27/10/2020). (Baca: Menteri Teten Ungkap Kunci yang iBsa Pulihkan UMKM, Apa Itu? )
Menurutnya, permasalahan besar entitas koperasi trennya dari sisi pengelolaan dan manajemen harus menyesuaikan dengan badan usaha lain. Perlu terobosan program dalam melakukan modernisasi koperasi baik dari segi dimensi usaha atau lembaganya.
Termasuk juga harus menyesuaikan dengan lingkungan internal dalam konsep pengembangannya. Modernisasi itu salah satunya adalah digitalisasi pengelolaan yang saat ini masih terbatas. Begitupun dengam UMKM dari sekitar 64 juta, baru sekitar 13% yang sudah digitalisasi.
Saat ini, terdapat sebanyak 123.000 koperasi mikro yang aktif di Indonesia. Sekitar 500 koperasi ada yang omzetnya sudah lebih dari Rp50 miliar, dan mereka akan didorong bisa ekspor. Sebab selama ini jarang koperasi yang bisa ekspor dan kebanyakan agregator melalui tangan kedua atau ketiga.
"Disinilah perlunya digitalisasi organisasi kelembagaan badan usaha supaya koperasi bisa maju. Targetnya di 2024 nanti ada 400-500 koperasi modern yang berdiri," sebutnya.(Baca: Pemerintah Targetkan 10 Juta UMKM Melek Digital Tahun Ini )
Salah seorang pelaku koperasi dan UMKM yang bergerak di pengelolaan Jamur Tiram, Marien Nadila mengatakan, FGD sangat bermanfaat karena bisa mencari ilmu dalam pengelolaan koperasi dan UMKM. Dirinya yang mendapatkan bantuan permodalan usaha mikro Rp2,4 juta melalui Koperasi Pasundan juga ingin mengarah ke digital dalam pengelolaan usahanya.
"Ke depan persaingan sudah digital dan itu tidak bisa terelakan. Makanya saya berterima kasih atas bantuan yang diterima dan akan dimanfaatkan dalam pengembangan usaha," kata pengelola UMKM Lestarikan Alam di Pasirhalang, Cisarua, KBB, ini.
(don)