Sungai Penuh Sampah, Warga Kapas Jaya Mengeluh

Senin, 26 Oktober 2020 - 17:39 WIB
loading...
Sungai Penuh Sampah, Warga Kapas Jaya Mengeluh
Machfud Arifin (MA), melihat kondisi sungai kumuh saat menyapa warga di perkampungan Kapas Jaya, Surabaya, Senin (26/10/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Warga Kapas Jaya Kelurahan Kapas Madya Baru puluhan tahun tak memiliki sanitasi jamban atau unit pembuangan air besar. Akibatnya kotoran besar langsung terbuang di kali. Ironisnya lagi Mereka hidup di pinggiran kali yang tak pernah disentuh pembangunan, akibatnya lingkungan kotor pun langsung dirasakan warga.

Sungai yang membentang di depan rumah warga sangat tidak terawat. Permukaan air penuh dengan sampah yang menimbulkan bau tak sedap. Ketua RW VIII Kapas Jaya Gunawan mengatakan, selama ini warga melakukan gotong royong untuk sekedar membangun plengsengan sungai. Permohonan warga agar dapat perhatian pemerintah sama sekali tidak membuahkan hasil.

"Yang paling dibutuhkan warga saya itu sanitasi jamban untuk pembuangan air besar, sudah saya ajukan berulang kali ke pemkot surabaya, tapi tidak pernah direspon, begitu pula nasib plengsengan kali, puluhan tahun tidak pernah tersentuh pembangunan," ungkapnya saat bertemu Calon Wali Kota Surabaya nomor urut 2 Machfud Arifin, Senin (26/10). (Baca: 16.000 KK Tak Miliki Fasilitas Sanitasi Dasar)

Gunawan menegaskan, Akibat dari tidak adanya perhatian pemkot pada warga pinggiran surabaya, menjadikan warga satu suara mengiginkan perubahan agar warga pinggiran ini bisa merasakan perhatian pemerintah, warga Kelurahan Kapas Madya Baru yakin paslon nomor 2 Machfud-Mujiaman mampu mewujudkan keinginan masyarakat, terutama warga pinggiran yang tidak pernah disentuh pembangunan.

"Visi-misi pak Machfud-Mujiaman sangat bagus, kawasan kumuh mau diperbaiki, kemiskinan mau dientas, dan akan membuka lapangan pekerjaan," ucapnya. (Baca: Tahun Ini, Dana Ziswaf Bulukumba untuk Air Bersih dan Sanitasi)

Calon Wali Kota Surabaya Machfud Arifin yang melihat langsung kondisi warga mengaku prihatin. Sebagian besar warga Kapas Jaya tidak memiliki sanitasi jamban. Mereka selama ini buang hajat langsung ke sungai yang berada di depan rumahnya. "Sungai itu harus kita rawat biar bagus, ini masih mending, di Asemrowo terus lagi di Krembangan itu airnya nggak kelihatan, untung pakai masker, kalau nggak baunya luar biasa,” ujarnya.

Alumni SMPN 1 Surabaya ini mengatakan, normalisasi kali menjadi salah satu programnya. Dimana sungai tidak hanya menjadi aliran air, tetapi bisa didesain menjadi tempat rekreasi yang bagus San memiliki nilai manfaat untuk warga, selain itu lingkungan menjadi lebih bersih dan otomatis warganya lebih sehat.

"Sepanjang warga punya niatan yang sama, maka sungai bisa jadi tempat wisata, pedagang kaki lima bisa kita tampung, jadi ini bisa menghasilkan PAD, membuka lapangan kerja juga kan," tegasnya. (Baca: Kontes Robotika Nasional, Surabaya Raih Dua Juara)

Arek Ketintang Surabaya ini meminta kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke sungai. Dengan begitu, selain pemerintah punya perhatian, warga juga bisa bekerja sama mendukung program pemerintah. "Saya terpilih urusan sungai ini cepat nanti diatasi," tukasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2154 seconds (0.1#10.140)