Cafe Laut Semare, Cita-Cita Kemandirian dalam Kenikmatan Kuliner
loading...
A
A
A
SURABAYA - Program pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan melalui banyak jalan. Salah satunya adalah penguatan di bidang usaha kuliner dan kepariwisataan dengan memanfaatkan potensi laut di Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, melalui pembukaan kafe yang didukung Husky CNOOC Madura Limited (HCML).
Cafe Laut Semare dibuka resmi pada 29 Agustus 2019. Kafe ini berhasil mengubah citra negatif desa, yang semula identik dengan desa tawuran menjadi destinasi wisata dengan hamparan hutan bakau. "Pengunjungnya rata-rata seribu orang per hari sebelum pandemi," kata Manajer Cafe Laut Semare Ahmad Nauval, Selasa (20/10/2020). (Baca:Jawa Timur Sudah Kembali Membuka Destinasi Wisata)
Sebelum ada kafe, di sana hanya ada jembatan kayu ulin yang dibangun PT HCML sepanjang 100 meter dan lebar 1,5 meter untuk tempat bersandar perahu nelayan pada 2015. Kepala Desa Semare Yazid Abdi ingin membangun warung apung di sana, karena lokasinya indah untuk menikmati senja dan fajar. Tahun 2018, pemerintah desa mulai membangun joglo berukuran 200 meter persegi yang menjorok di atas laut. Jembatan yang dibangun HCML menjadi akses masuk menuju joglo tersebut.
Namun ternyata joglo saja tak cukup untuk memperoleh nilai tambah bagi pemerintah dan masyarakat desa. Saat itu, joglo tak bisa dikembangkan menjadi warung dengan pendanaan dari badan usaha milik desa (Bumdes), karena membutuhkan payung hukum peraturan bupati. Awal 2019, sejumlah perwakilan pemuda dan pemerintah desa menemui bagian kehumasan HCML untuk berdiskusi mengenai peluang pengembangan joglo tersebut.
HCML pun siap membantu. Juli 2019, pengurus Bumdes Semare Mandiri Sejahtera dan sejumlah perwakilan pemuda pun mendapat pelatihan selama tiga hari di Pandaan, Pasuruan. "Manajemen dulu diperbaiki. Kalau manajemen bagus, kami percaya bisa mengembangkan usaha ini," kata Direktur Utama Bumdes Muhammad Samian.
Manager Regional Office HCML Hamim Tohari mengatakan, pihaknya membantu penyediaan pelatihan bagi kelompok sadar wisata (pokdarwis). Selain itu, HCML juga memfasilitasi peningkatan kapasitas manajerial di tim manajemen CLS.
Peningkatan kapasitas ini sangat penting, mengingat Café Laut Semare diharapkan bisa menjadi lumbung peningkatan perekonomian masyarakat Desa Semare. Kafe ini didirikan dengan payung hukum Peraturan Desa Semare Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Wisata Desa. (Baca: Berpetualang Menikmati Kopi di Kaki Gunung Susuru)
Kafe ini, menurut Hamim, bertujuan tiga hal. "Pertama, meningkatkan perekonomian desa. Kedua, mengurangi angka pengangguran, dan terakhir, memanfaatkan potensi laut Desa Semare," katanya. Ada enam lapak yang berjualan di kafe ini. Lima lapak masing-masing adalah perwakilan dari lima dusun. Sementara satu lapak dibangun pemerintah desa dan khusus menjual minuman.
Pemerintah desa dan pengelola kafe menerapkan ketentuan ketat: melarang siapapun minum minuman keras dan menggunakan obat terlarang di kafe tersebut. Pengunjung Cafe Laut Semare pun benar-benar dimanjakan, tak hanya dengan sajian kuliner makanan laut atau seafood nan sedap menggoyang lidah. Namun juga dengan aktivitas pelesir di laut. Mereka bisa beraktivitas sea boating atau naik perahu keliling pesisir Semare.
Selain itu, mereka juga bisa menikmati sajian makanan dengan melihat aktifitas nelayan setempat melaut. Para nelayan ini mencari kerang dan kupang untuk sajian kuliner khas pesisir, di atas café yang terbuat dari kayu ulin.
Cafe Laut Semare dibuka resmi pada 29 Agustus 2019. Kafe ini berhasil mengubah citra negatif desa, yang semula identik dengan desa tawuran menjadi destinasi wisata dengan hamparan hutan bakau. "Pengunjungnya rata-rata seribu orang per hari sebelum pandemi," kata Manajer Cafe Laut Semare Ahmad Nauval, Selasa (20/10/2020). (Baca:Jawa Timur Sudah Kembali Membuka Destinasi Wisata)
Sebelum ada kafe, di sana hanya ada jembatan kayu ulin yang dibangun PT HCML sepanjang 100 meter dan lebar 1,5 meter untuk tempat bersandar perahu nelayan pada 2015. Kepala Desa Semare Yazid Abdi ingin membangun warung apung di sana, karena lokasinya indah untuk menikmati senja dan fajar. Tahun 2018, pemerintah desa mulai membangun joglo berukuran 200 meter persegi yang menjorok di atas laut. Jembatan yang dibangun HCML menjadi akses masuk menuju joglo tersebut.
Namun ternyata joglo saja tak cukup untuk memperoleh nilai tambah bagi pemerintah dan masyarakat desa. Saat itu, joglo tak bisa dikembangkan menjadi warung dengan pendanaan dari badan usaha milik desa (Bumdes), karena membutuhkan payung hukum peraturan bupati. Awal 2019, sejumlah perwakilan pemuda dan pemerintah desa menemui bagian kehumasan HCML untuk berdiskusi mengenai peluang pengembangan joglo tersebut.
HCML pun siap membantu. Juli 2019, pengurus Bumdes Semare Mandiri Sejahtera dan sejumlah perwakilan pemuda pun mendapat pelatihan selama tiga hari di Pandaan, Pasuruan. "Manajemen dulu diperbaiki. Kalau manajemen bagus, kami percaya bisa mengembangkan usaha ini," kata Direktur Utama Bumdes Muhammad Samian.
Manager Regional Office HCML Hamim Tohari mengatakan, pihaknya membantu penyediaan pelatihan bagi kelompok sadar wisata (pokdarwis). Selain itu, HCML juga memfasilitasi peningkatan kapasitas manajerial di tim manajemen CLS.
Peningkatan kapasitas ini sangat penting, mengingat Café Laut Semare diharapkan bisa menjadi lumbung peningkatan perekonomian masyarakat Desa Semare. Kafe ini didirikan dengan payung hukum Peraturan Desa Semare Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Wisata Desa. (Baca: Berpetualang Menikmati Kopi di Kaki Gunung Susuru)
Kafe ini, menurut Hamim, bertujuan tiga hal. "Pertama, meningkatkan perekonomian desa. Kedua, mengurangi angka pengangguran, dan terakhir, memanfaatkan potensi laut Desa Semare," katanya. Ada enam lapak yang berjualan di kafe ini. Lima lapak masing-masing adalah perwakilan dari lima dusun. Sementara satu lapak dibangun pemerintah desa dan khusus menjual minuman.
Pemerintah desa dan pengelola kafe menerapkan ketentuan ketat: melarang siapapun minum minuman keras dan menggunakan obat terlarang di kafe tersebut. Pengunjung Cafe Laut Semare pun benar-benar dimanjakan, tak hanya dengan sajian kuliner makanan laut atau seafood nan sedap menggoyang lidah. Namun juga dengan aktivitas pelesir di laut. Mereka bisa beraktivitas sea boating atau naik perahu keliling pesisir Semare.
Selain itu, mereka juga bisa menikmati sajian makanan dengan melihat aktifitas nelayan setempat melaut. Para nelayan ini mencari kerang dan kupang untuk sajian kuliner khas pesisir, di atas café yang terbuat dari kayu ulin.