Pelajar di Gowa Bunuh Diri Diduga Stres PJJ, Ini Kata Psikolog

Selasa, 20 Oktober 2020 - 07:14 WIB
loading...
A A A
"Betul (ada masalah lain sebelumnya), adanya faktor kepribadian seperti kecemasan yang tinggi, ketidak mampuan menangani masalah dan coping stress yang cenderung emotional bfocused coping bukan problem focused coping," ujarnya.

Dia menuturkan, peran orang tua juga diperlukan dalam berbagai sisi kehidupan anak, termasuk PJJ salah satunya. Hanya saja porsi pada tiap tingkatannya berbeda. "Untuk anak SD memang masih sangat dibutuhkam pengawasan orang tua, tapi untuk remaja sebenarnya pengawasa orang tua hanya perlu sesekali asal kemandirian anak sudah terbangun. Orang tua juga sebaiknya memahami tuntutan sekolah, tidak memberi beban lebih misalnya menuntut rangking, memarahi terus menerus, dan sebagainya," ungkap Shinta.

Perihal sistem PJJ ini, dia menyarankan agar pihak sekolah sebaiknya melakukan persamaan persepsi dengan orang tua agar selaras antara tuntutan sekolah dan sikap orang tua di rumah. Dalam sistem PJJ memang banyak sekali variasinya. (Baca juga: Bentrok Antar Pemuda di Baubau, Satu Orang Luka Parah Diparang )

Salah satunya adalah dengan tuntutan tugas yang tinggi. Ada baiknya semua pihak mengubah fokus dari pencapaian nilai (melalui pemberian tugas yang berlebihan) menjadi ke pemahaman akan materi belajarnya sendiri. Mendorong siswa untuk senang dan bahagia dalam belajar dengan memberi kesempatan mengeksploras ilmu. Tidak semua dibebankan pada siswa terutama harus terkoneksi jaringan.

"Banyak anak yang merasakan tekanan karena tidak memiliki kemampuan dalam mengendalikan jaringan (tidak punya gawai yang mendukung, tidak punya pulsa, tidak ada signal, dan sebagainya)," pungkasnya.

(eyt)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.0989 seconds (0.1#10.140)