BPBD KBB-BMKG Pasang Alat Pendeteksi Longsor di Lima Kecamatan
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Lima kecamatan di Kabupaten Bandung Barat (KBB) dipasang alat pendeteksi longsor oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) KBB. Lima kecamatan yang dianggap rawan itu adalah Kecamatan Cililin, Cikalong, Cisarua, Ngamprah, dan Saguling.
"Kami telah pasang alat pendeteksi dini ketika terjadi longsor. Itu bekerja sama dengan BMKG dan baru ada lima kecamatan yang sudah terpasang," terang Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo, Kamis (15/10/2020). (Baca: DLH Bandung Barat Investigasi Longsor Tambang Batu Kapur di Cipatat)
Dirnya berharap alat tersebut bisa dipasang di semua kecamatan yang ada di KBB. Sebab 16 kecamatan dari mulai di wilayah utara hingga selatan memiliki tingkat kerawanan terhadap terjadinya bencana longsor dan pergerakan tanah.
Menurutnya, secara geografis wilayah KBB didominasi oleh kawasan perbukitan. Tingkat kemiringan terutama di dekat tempat tinggal atau permukiman warga berada di kemiringan 25-30 derajat. Sehingga meski kecil tapi potensi longsornya tetap ada.
"Cara bekerja alat itu dengan mengirimkan sinyal berupa sirine bahaya longsor, bila getarannya melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan," kata dia. (Baca: Galian Tambang di KBB Longsor, Tiga Kendaraan Tertimpa)
Alat tersebut juga memiliki kemampuan mendeteksi curah hujan yang dapat memicu longsor dan mendeteksi kelembaban tanah. Termasuk mendeteksi perubahan kemiringan tanah, mendeteksi ketinggian muka air tanah, mengukur percepatan pergerakan tanah, dan mengirimkan data ke stasiun pusat kendali.
"Meski ada alat ini, masyarakat tetap diimbau untuk selalu waspada jika sewaktu-waktu ada tanda bakal terjadinya longsor. Segera pergi ke tempat aman," pungkasnya.
"Kami telah pasang alat pendeteksi dini ketika terjadi longsor. Itu bekerja sama dengan BMKG dan baru ada lima kecamatan yang sudah terpasang," terang Kepala BPBD KBB Duddy Prabowo, Kamis (15/10/2020). (Baca: DLH Bandung Barat Investigasi Longsor Tambang Batu Kapur di Cipatat)
Dirnya berharap alat tersebut bisa dipasang di semua kecamatan yang ada di KBB. Sebab 16 kecamatan dari mulai di wilayah utara hingga selatan memiliki tingkat kerawanan terhadap terjadinya bencana longsor dan pergerakan tanah.
Menurutnya, secara geografis wilayah KBB didominasi oleh kawasan perbukitan. Tingkat kemiringan terutama di dekat tempat tinggal atau permukiman warga berada di kemiringan 25-30 derajat. Sehingga meski kecil tapi potensi longsornya tetap ada.
"Cara bekerja alat itu dengan mengirimkan sinyal berupa sirine bahaya longsor, bila getarannya melampaui nilai ambang batas yang ditetapkan," kata dia. (Baca: Galian Tambang di KBB Longsor, Tiga Kendaraan Tertimpa)
Alat tersebut juga memiliki kemampuan mendeteksi curah hujan yang dapat memicu longsor dan mendeteksi kelembaban tanah. Termasuk mendeteksi perubahan kemiringan tanah, mendeteksi ketinggian muka air tanah, mengukur percepatan pergerakan tanah, dan mengirimkan data ke stasiun pusat kendali.
"Meski ada alat ini, masyarakat tetap diimbau untuk selalu waspada jika sewaktu-waktu ada tanda bakal terjadinya longsor. Segera pergi ke tempat aman," pungkasnya.
(don)