Dugaan Penipuan Sembako, Pelaku Kantongi Ratusan Juta Rupiah
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Penipuan berkedok paket sembako murah terjadi di tengah pandemi COVID-19 di Kota Palembang. Para korban mulai membuat laporan, baik ke Polda Sumsel maupun Polrestabes Palembang. Mereka mengaku menjadi korban dengan pelaku seorang wanita warga Jl. Gersik, Ilir Timur II, Palembang.
Salah satu korban, Fajri (35) warga Jalan Gersik, Sekip Tengah Kelurahan 9 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, menceritakan penipuan sambako murah terjadi sejak awal Maret ketika merebaknya virus Corona. ( Baca:Bupati Muara Enim Nonaktif Divonis 5 Tahun, Kuasa Hukum Sebut Tidak Fair )
Fajri yang telah membuat laporan ke Polda Sumsel ini mengaku tergiur karena bertetangga dengan pelaku. "Pelaku menjual sembako sejak bulan Maret. Pertama dengan kedua sembako yang pelaku jual lancar, namun selanjutnya mulai macet," ujarnya.
Karena murah dirinya tertarik untuk membeli dalam jumlah cukup banyak yang akan dibagikan kepada karyawannya. Namun hingga waktu yang dijanjikan, paket sembako tak kunjung datang, dan uang Rp18 juta hilang. "Kami sudah datangi rumahnya dan dia pura-pura pingsan dan besoknya tidak ada lagi di rumah," katanya.
Diduga korban paket sembako murah ini banyak. Mereka membeli paket sembako dalam jumlah banyak untuk dibagikan kembali ke warga yang terdampak Corona.
Seperti yang juga dialami Ummi Qodriyah, salah satu karyawan BUMN. Bersama pengacaranya, Randi Aritama, dia membuat laporan ke SPKT Polrestabes Palembang, Selasa (5/5/2020). Pasalnya, setelah uang Rp18 juta ditransfer, paket sembako tak kunjung datang sesuai perjanjian pada 2 Mei lalu.
Padahal paket sembako yang dibeli untuk membantu warga yang membutuhkan lainnya. "Ini kan untuk kegiatan sosial kami terhadap warga yang terdampak Corona," ujarnya, Selasa (5/5/2020).
Sementara itu, Kepala SPKT Polrestabes Palembang AKP Heri, melalui Kepala Unit I SPKT Ipda Ahmad Tamimi, membenarkan adanya laporan korban. "Laporan korban tentang dugaan penipuan sembako akan ditindaklanjuti oleh unit reskrim," kata Ipda Ahmad.
Berdasarkan penelusuran di sekitar kawasan Gersik yang merupakan bagian dari pemukiman padat penduduk dan terletak di pinggir Sungai Bendung, memang sebagian besar warga sekitar terbantu dengan paket sembako murah ini.
Wajar saja, dengan hanya uang Rp100 ribu, warga mendapatkan paket berisikan beras 10 kg, minyak 2 kg, terigu satu kg, mie goreng 10 bungkus. Jika dibeli dengan harga normal berkisar sekitar Rp170 ribu.
"Alhamdulillah saya dan tetangga beli satu paket, lancar. Karenanya kami tak menduga ini jadi ke polisi," ujar Agus, warga 9 Ilir.
Memang, lanjut Agus, saat itu ia bersama tetangganya memesan hanya satu paket pada pertengahan April. "Paketnya datang di ujung April, sudah bayar dulu menunggu lama baru datang. Tapi cuma beli satu paket. Kemudian ada lagi teman yang menawarkan lagi untuk beli lagi, dapat kabar ada yang melapor ke polisi, dak jadi beli lagi," kata marbot masjid ini.
Lihat Juga: Pilkada Palembang, Pasangan yang Diusung Partai Perindo Fitrianti-Nandriani Dapat Nomor 1
Salah satu korban, Fajri (35) warga Jalan Gersik, Sekip Tengah Kelurahan 9 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II, menceritakan penipuan sambako murah terjadi sejak awal Maret ketika merebaknya virus Corona. ( Baca:Bupati Muara Enim Nonaktif Divonis 5 Tahun, Kuasa Hukum Sebut Tidak Fair )
Fajri yang telah membuat laporan ke Polda Sumsel ini mengaku tergiur karena bertetangga dengan pelaku. "Pelaku menjual sembako sejak bulan Maret. Pertama dengan kedua sembako yang pelaku jual lancar, namun selanjutnya mulai macet," ujarnya.
Karena murah dirinya tertarik untuk membeli dalam jumlah cukup banyak yang akan dibagikan kepada karyawannya. Namun hingga waktu yang dijanjikan, paket sembako tak kunjung datang, dan uang Rp18 juta hilang. "Kami sudah datangi rumahnya dan dia pura-pura pingsan dan besoknya tidak ada lagi di rumah," katanya.
Diduga korban paket sembako murah ini banyak. Mereka membeli paket sembako dalam jumlah banyak untuk dibagikan kembali ke warga yang terdampak Corona.
Seperti yang juga dialami Ummi Qodriyah, salah satu karyawan BUMN. Bersama pengacaranya, Randi Aritama, dia membuat laporan ke SPKT Polrestabes Palembang, Selasa (5/5/2020). Pasalnya, setelah uang Rp18 juta ditransfer, paket sembako tak kunjung datang sesuai perjanjian pada 2 Mei lalu.
Padahal paket sembako yang dibeli untuk membantu warga yang membutuhkan lainnya. "Ini kan untuk kegiatan sosial kami terhadap warga yang terdampak Corona," ujarnya, Selasa (5/5/2020).
Sementara itu, Kepala SPKT Polrestabes Palembang AKP Heri, melalui Kepala Unit I SPKT Ipda Ahmad Tamimi, membenarkan adanya laporan korban. "Laporan korban tentang dugaan penipuan sembako akan ditindaklanjuti oleh unit reskrim," kata Ipda Ahmad.
Berdasarkan penelusuran di sekitar kawasan Gersik yang merupakan bagian dari pemukiman padat penduduk dan terletak di pinggir Sungai Bendung, memang sebagian besar warga sekitar terbantu dengan paket sembako murah ini.
Wajar saja, dengan hanya uang Rp100 ribu, warga mendapatkan paket berisikan beras 10 kg, minyak 2 kg, terigu satu kg, mie goreng 10 bungkus. Jika dibeli dengan harga normal berkisar sekitar Rp170 ribu.
"Alhamdulillah saya dan tetangga beli satu paket, lancar. Karenanya kami tak menduga ini jadi ke polisi," ujar Agus, warga 9 Ilir.
Memang, lanjut Agus, saat itu ia bersama tetangganya memesan hanya satu paket pada pertengahan April. "Paketnya datang di ujung April, sudah bayar dulu menunggu lama baru datang. Tapi cuma beli satu paket. Kemudian ada lagi teman yang menawarkan lagi untuk beli lagi, dapat kabar ada yang melapor ke polisi, dak jadi beli lagi," kata marbot masjid ini.
Lihat Juga: Pilkada Palembang, Pasangan yang Diusung Partai Perindo Fitrianti-Nandriani Dapat Nomor 1
(ihs)