Cuti Lebaran Digeser Idul Adha, DPR Nilai Tidak Terlalu Berpengaruh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah berencana menggeser cuti bersama Lebaran 2020 ke Hari Raya Idul Adha pada akhir Juli mendatang. Opsi tersebut disampaikan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo di Jakarta, Senin (4/5/2020).
Sebelumnya, ada opsi cuti bersama Lebaran 2020 akan digeser pada Desember. Menurut Doni, usul tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko. Presiden Jokowi lantas meminta usulan Moeldoko dikaji dan dipertimbangkan.
Menanggapi opsi ini, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat Anwar Hafid mengatakan, saat ini kondisinya memang tidak normal sehingga semua kebijakan sifatnya darurat. Namun, Anwar mempertanyakan esensi dari penundaan cuti bersama tersebut karena saat ini sebenarnya juga sudah terlalu banyak libur akibat pemberlakuan social distancing dan kebijakan bekerja dari rumah (work from home).
"Sebenarnya kalau cuti bersama apa pengaruhnya ya? Mungkin pengaruhnya pada mudik iya. Sebenarnya sekarang juga kita kan juga libur. Sebenarnya justru ke depan karena ini terlalu banyak libur, ke depan jangan terlalu banyak libur. Libur ini sudah cukup, apalagi sampai Lebaran, cuma bedanya ini tidak mudik. Mungkin kepentingannya di situ," kata Anwar Hafid, Senin (4/5/2020).
Menurutnya, jika melihat pada produktivitas kerja, sekarang ini sudah terlalu banyak waktu untuk istirahat di rumah. Namun, kebijakan tersebut bisa dipahami jika alasan pemerintah menunda cuti lebaran karena untuk kepentingan mudik untuk memberikan kesempatan masyarakat bertemu keluarga di kampung atau kembali ke daerah.
"Pada prinsipnya kalau melihat kepentingan produktivitas, sekarang ini sudah kebanyakan libur. Cuma kalau perspektifnya mudik, itu tepat ditunda karena sekarang mudik ditiadakan. Tapi itu namanya bukan cuti Lebaran, tapi cuti mudik, cuti pulang kampung. Jadi gak usah dibawa sampai ke Idul Adha, masak juga cuti lebaran sampai banyak," katanya.
Sebelumnya, ada opsi cuti bersama Lebaran 2020 akan digeser pada Desember. Menurut Doni, usul tersebut disampaikan oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko. Presiden Jokowi lantas meminta usulan Moeldoko dikaji dan dipertimbangkan.
Menanggapi opsi ini, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Demokrat Anwar Hafid mengatakan, saat ini kondisinya memang tidak normal sehingga semua kebijakan sifatnya darurat. Namun, Anwar mempertanyakan esensi dari penundaan cuti bersama tersebut karena saat ini sebenarnya juga sudah terlalu banyak libur akibat pemberlakuan social distancing dan kebijakan bekerja dari rumah (work from home).
"Sebenarnya kalau cuti bersama apa pengaruhnya ya? Mungkin pengaruhnya pada mudik iya. Sebenarnya sekarang juga kita kan juga libur. Sebenarnya justru ke depan karena ini terlalu banyak libur, ke depan jangan terlalu banyak libur. Libur ini sudah cukup, apalagi sampai Lebaran, cuma bedanya ini tidak mudik. Mungkin kepentingannya di situ," kata Anwar Hafid, Senin (4/5/2020).
Menurutnya, jika melihat pada produktivitas kerja, sekarang ini sudah terlalu banyak waktu untuk istirahat di rumah. Namun, kebijakan tersebut bisa dipahami jika alasan pemerintah menunda cuti lebaran karena untuk kepentingan mudik untuk memberikan kesempatan masyarakat bertemu keluarga di kampung atau kembali ke daerah.
"Pada prinsipnya kalau melihat kepentingan produktivitas, sekarang ini sudah kebanyakan libur. Cuma kalau perspektifnya mudik, itu tepat ditunda karena sekarang mudik ditiadakan. Tapi itu namanya bukan cuti Lebaran, tapi cuti mudik, cuti pulang kampung. Jadi gak usah dibawa sampai ke Idul Adha, masak juga cuti lebaran sampai banyak," katanya.
(nfl)