Pukulan Telak untuk Pembelot Top Korut, Kim Jong-un Masih Hidup
loading...
A
A
A
SEOUL - Di tengah rumor yang menyebutnya sakit keras bahkan meninggal dunia, Kim Jong-un, diktator muda Korea Utara (Korut) mengejutkan dunia dengan muncul dalam kondisi sehat.
Kemunculannya di Pabrik Pupuk Fosfat Sunchon sekaligus menjadi pukulan telak untuk kredibilitas para pembelot top Korut di Korea Selatan yang ikut mengumbar rumor tak benar tersebut.
Salah satu pembelot top Korea Utara yang menanggung malu adalah Thae Yong Ho. Dia adalah bekas wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris yang pernah mengelola dana rahasia untuk rezim Kim.
Thae melarikan diri ke Korea Selatan pada tahun 2016 dan merupakan salah satu dari sepasang pembelot yang terpilih sebagai anggota Parlemen di Korea Selatan dalam pemilu bulan lalu.
"Saya sadar bahwa salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota Parlemen adalah dengan harapan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara," kata Thae dalam sebuah pernyataan.
"Saya merasakan kesalahan dan tanggung jawab yang berat," katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (4/5/2020). "Apa pun alasannya, saya meminta maaf kepada semua orang."
Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih sebagai anggpta Parlemen di Korea Selatan, Ji Seong-ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa dia 99 persen yakin Kim Jong-un telah meninggal setelah operasi kardiovaskular dan sebuah pengumuman resmi akan datang secepatnya pada hari Sabtu.
Ji, yang diundang untuk menghadiri pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tahun 2018, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada hari Senin.
Ji mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa dia telah menerima informasi tentang kematian Kim Jong-un dari sumber yang tidak bisa dia ungkapkan. Dia menambahkan dia mencalonkan diri untuk jabatan anggota Parlemen guna menarik perhatian pada pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara.
Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan mengkritik pasangan pembelot itu karena kecerobohan yang bisa lebih serius daripada hanya memberi informasi yang salah kepada publik.
Salah satu anggota Partai Demokrat mengatakan mereka harus dikeluarkan dari Komite Intelijen dan Pertahanan Parlemen.
Daily NK, outlet berita Korea Selatan yang dijalankan oleh para pembelot Korea Utara, melaporkan pada bulan April bahwa Kim sedang pulih dari operasi kardiovaskular, yang kemudian memicu spekulasi internasional tentang kesehatannya.
Kemunculannya di Pabrik Pupuk Fosfat Sunchon sekaligus menjadi pukulan telak untuk kredibilitas para pembelot top Korut di Korea Selatan yang ikut mengumbar rumor tak benar tersebut.
Salah satu pembelot top Korea Utara yang menanggung malu adalah Thae Yong Ho. Dia adalah bekas wakil duta besar Korea Utara untuk Inggris yang pernah mengelola dana rahasia untuk rezim Kim.
Thae melarikan diri ke Korea Selatan pada tahun 2016 dan merupakan salah satu dari sepasang pembelot yang terpilih sebagai anggota Parlemen di Korea Selatan dalam pemilu bulan lalu.
"Saya sadar bahwa salah satu alasan mengapa banyak dari Anda memilih saya sebagai anggota Parlemen adalah dengan harapan analisis dan proyeksi yang akurat tentang masalah Korea Utara," kata Thae dalam sebuah pernyataan.
"Saya merasakan kesalahan dan tanggung jawab yang berat," katanya lagi, seperti dikutip Reuters, Senin (4/5/2020). "Apa pun alasannya, saya meminta maaf kepada semua orang."
Seorang pembelot terkemuka lainnya yang terpilih sebagai anggpta Parlemen di Korea Selatan, Ji Seong-ho, mengatakan dalam sebuah wawancara media bahwa dia 99 persen yakin Kim Jong-un telah meninggal setelah operasi kardiovaskular dan sebuah pengumuman resmi akan datang secepatnya pada hari Sabtu.
Ji, yang diundang untuk menghadiri pidato kenegaraan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada tahun 2018, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada hari Senin.
Ji mengatakan kepada Reuters pada hari Jumat bahwa dia telah menerima informasi tentang kematian Kim Jong-un dari sumber yang tidak bisa dia ungkapkan. Dia menambahkan dia mencalonkan diri untuk jabatan anggota Parlemen guna menarik perhatian pada pelanggaran hak asasi manusia di Korea Utara.
Partai Demokrat yang berkuasa di Korea Selatan mengkritik pasangan pembelot itu karena kecerobohan yang bisa lebih serius daripada hanya memberi informasi yang salah kepada publik.
Salah satu anggota Partai Demokrat mengatakan mereka harus dikeluarkan dari Komite Intelijen dan Pertahanan Parlemen.
Daily NK, outlet berita Korea Selatan yang dijalankan oleh para pembelot Korea Utara, melaporkan pada bulan April bahwa Kim sedang pulih dari operasi kardiovaskular, yang kemudian memicu spekulasi internasional tentang kesehatannya.
(nfl)