Pupuk Langka, Ratusan Petani Demo Di Gedung DPR D Pemalang
loading...
A
A
A
PEMALANG - Kelangkaan pupuk sering terjadi di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Termasuk pada musim tanam tahun 2020 pada musim tanam ketiga. Terkait hal itu, ratusan petani menggerudug gedung DPRD Pemalang dan dinas terkait, Rabu (16/9/2020).
Ratusan petani ini datang ke gedung dewan membawa traktor dan membentangkan sepanduk. Mereka menuntut agar kelangkaan pupuk bisa segera teratasi. (Baca juga: Petani Mulai Mengeluh, Stok Pupuk untuk Desember Digeser ke September )
Koordinator aksi Andi Rustono menjelaskan, dampak kelangkaan pupuk akan berdampak buruk sikap dan hasil produksi hasil tani. "Perlu dipahami bahwa musim tanam tiga ini lebih banyak didominasi komuditi tanam jenis padi, jagung, singkong dan komuditi holtikultura lainya. Petani sangat membutuhkan pupuk sehingga harus ada titik temu antara agen penyedia pupuk dan para petani,” kata Andi, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Pemalang Hard Adventure, Ajang Adu Nyali di Kaki Gunung Slamet )
Menurut Andi, kelangkaan pupuk urea tidak terlepas dari tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan dan DPRD Kabupaten Pemalang agar bisa memfasilitasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kalangan petani berharap sedini mungkin dan segera menyelesaikan masalah mengenai kelangkaan pupuk yang menjadi momok para petani setiap tahun.
"Kami membutuhkan pupuk sekitar 6 kuintal per haktare lahan. Saat ini pupuk subsidi sangat susah, untuk menggunakan pupuk non subsidi , petani tidak kuat karena terlalu mahal," jelas soerang petani yang ikut aksi, Hadi.
Harga pupuk subsidi di kalangan petani saat ini Rp1.800 per kg dan bahkan kadang ada yang sampai Rp2.000 per kg . Sedangkan harga pupuk non subsidi berkisar Rp6.000 per kg.
Dalam aksi, ratusan petani melakukan long mach, dari sekretariat petani di Bojongbata, Kecamatan Taman, ke gedung DPRD Pemalang dilengkapi spanduk dan pamflet dan puluhan mesin traktor.
Setelah melakukan orasi di depan gedung dewan, sebanyak 15 orang perwakilan massa petani ditemui Anggota DPRD dan Dinas Pertanian Pemalang.
"Kami sering mendapatkan keluhan pupuk bersubsidi seperti ini. Kami dari DPRD Pemalang, juga telah meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk bisa memenuhi kebutuhan pupuk petani tersebut," jelas Ketua DPRD Pemalang Agus Sukoco.
Dari data yang ada, kebutuhan pupuk bersubsidi sebanyak 26.000 ton per tahun dan saat ini baru tersalurkan 19.000 ton.
"Kekurangan sebanyak 7.000 ton sudah disepakati oleh DPRD, perwakilan petani dan Dinas Pertanian, akan disalurkan mulai besok, agar kelangkaan pupuk segera teratasi," jelas ketua DPRD Pemalang.
Ratusan petani ini datang ke gedung dewan membawa traktor dan membentangkan sepanduk. Mereka menuntut agar kelangkaan pupuk bisa segera teratasi. (Baca juga: Petani Mulai Mengeluh, Stok Pupuk untuk Desember Digeser ke September )
Koordinator aksi Andi Rustono menjelaskan, dampak kelangkaan pupuk akan berdampak buruk sikap dan hasil produksi hasil tani. "Perlu dipahami bahwa musim tanam tiga ini lebih banyak didominasi komuditi tanam jenis padi, jagung, singkong dan komuditi holtikultura lainya. Petani sangat membutuhkan pupuk sehingga harus ada titik temu antara agen penyedia pupuk dan para petani,” kata Andi, Rabu (16/9/2020). (Baca juga: Pemalang Hard Adventure, Ajang Adu Nyali di Kaki Gunung Slamet )
Menurut Andi, kelangkaan pupuk urea tidak terlepas dari tanggungjawab Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Perdagangan dan DPRD Kabupaten Pemalang agar bisa memfasilitasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut.
Kalangan petani berharap sedini mungkin dan segera menyelesaikan masalah mengenai kelangkaan pupuk yang menjadi momok para petani setiap tahun.
"Kami membutuhkan pupuk sekitar 6 kuintal per haktare lahan. Saat ini pupuk subsidi sangat susah, untuk menggunakan pupuk non subsidi , petani tidak kuat karena terlalu mahal," jelas soerang petani yang ikut aksi, Hadi.
Harga pupuk subsidi di kalangan petani saat ini Rp1.800 per kg dan bahkan kadang ada yang sampai Rp2.000 per kg . Sedangkan harga pupuk non subsidi berkisar Rp6.000 per kg.
Dalam aksi, ratusan petani melakukan long mach, dari sekretariat petani di Bojongbata, Kecamatan Taman, ke gedung DPRD Pemalang dilengkapi spanduk dan pamflet dan puluhan mesin traktor.
Setelah melakukan orasi di depan gedung dewan, sebanyak 15 orang perwakilan massa petani ditemui Anggota DPRD dan Dinas Pertanian Pemalang.
"Kami sering mendapatkan keluhan pupuk bersubsidi seperti ini. Kami dari DPRD Pemalang, juga telah meminta kepada Pemerintah Kabupaten Pemalang untuk bisa memenuhi kebutuhan pupuk petani tersebut," jelas Ketua DPRD Pemalang Agus Sukoco.
Dari data yang ada, kebutuhan pupuk bersubsidi sebanyak 26.000 ton per tahun dan saat ini baru tersalurkan 19.000 ton.
"Kekurangan sebanyak 7.000 ton sudah disepakati oleh DPRD, perwakilan petani dan Dinas Pertanian, akan disalurkan mulai besok, agar kelangkaan pupuk segera teratasi," jelas ketua DPRD Pemalang.
(nth)