Rumah Zakat Targetkan Bantu 50.000 UMKM, Bantu Hadapi Dampak Pandemi

Rabu, 09 September 2020 - 13:02 WIB
loading...
Rumah Zakat Targetkan...
CEO Rumah Zakat Nur Efendi didampingi Chief Waqaf Officer RZ Soleh Hidayat memberikan bantuan modal usaha wakaf UMKM secara simbolis, di Kantor Cabang Rumah Zakat, Jalan Turangga, Kota Bandung, Rabu (9/9/2020). Foto SINDOnews
A A A
BANDUNG - Rumah Zakat menargetkan dapat membantu 50.000 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) keluar dari dampak pandemi COVID-19. Bantuan tersebut akan memaksimalkan dana Ziswaf yang terhimpun di Rumah Zakat.

Menurut CEO Rumah Zakat Nur Efendi, wakaf UMKM adalah optimalisasi dana wakaf untuk membantu para pelaku UMKM dengan tetap memperhatikan aturan-aturan Syariah dari wakaf. Saat ini Rumah Zakat telah menyalurkan bantuan wakaf kepada 1.204 UMKM yang tersebar di 24 kota/kabupaten. Targetnya Rumah Zakat dapat membantu 50.000 UMKM melalui dana wakaf.

"UMKM memiliki pangsa sekitar 99% atau lebih dari 60 juta unit dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia. Saat ini ada banyak UMKM yang terdampak pandemi Covid-19. Maka membantu UMKM yang merupakan tulang punggung negara sama dengan membantu perekonomian bangsa," ujar Nur Efendi, Rabu (9/9/2020). (Baca: Rumah Zakat Sebut Masyarakat yang Ajukan Bantuan Makin Banyak)

Program ini, kata dia, dihimpun dari program Sahabat Kebaikan. Program ini sejalan dengan agenda padat karya yang diinisiasi pemerintah sebagai upaya menurunkan angka pengangguran akibat terdampak pandemi Covid-19. Di mana, Rumah Zakat mengajak masyarakat menjadi bagian dalam melakukan sosialisasi, edukasi, dan penghimpunan dana ZISWAF untuk disalurkan kepada mereka yang terdampak Covid-19 melalui program pemberdayaan.

"Berdasarkan hasil penelitian Purwanti (2020) setiap Rp1 miliar zakat yang berhasil dihimpun akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,12%. Namun dari potensi zakat nasional sebesar Rp233,8 triliun, baru 4,3% yang terhimpun pada 2019 atau sekitar Rp10 triliun. Adanya Sahabat Kebaikan diharapkan mampu mengoptimalkan penghimpunan dana Ziswaf sehingga kita dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia," tutur Efendi.

Selain itu, kata dia, Rumah Zakat pun berkolaborasi dengan mitra perbankan yakni Bank Mega Syariah dan Bank Jatim Syariah untuk meluncurkan program Tabungan Qurban (Taqur). Sejak tahun 2000, Rumah Zakat melakukan optimalisasi daging qurban dengan melakukan pengemasan menjadi kornet dan rendang agar tahan lebih lama dan mudah didistribusikan.

Di masa pandemi Covid-19, Superqurban terbukti dapat menjadi program ketahanan pangan karena dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di 1.683 kota/kabupaten di 33 provinsi. (Baca: Rumah Zakat Terus Dorong Gerakan Gelombang Wakaf)

Begitu pun dengan program Desaku Berqurban yang turut menggerakan ekonomi masyarakat lewat pemberdayaan peternak lokal terdampak Covid-19 di desa. Hadirnya Tabungan Qurban dapat menjadi solusi dalam menghadapi resesi sehingga memudahkan masyarakat dalam melaksanakan ibadah qurban serta bermanfaat bagi ketahanan pangan negara Indonesia.

"Kita menyadari bahwa kondisi saat ini masih kurang baik. Pandemi Covid-19 yang masih belum terkendali berdampak pada ekonomi kita sehingga terancam masuk ke dalam jurang resesi. Maka penting untuk kita saling gotong royong, berkolaborasi untuk bersama atasi krisis ini," imbuh dia.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1570 seconds (0.1#10.140)