BTB Goes to School Ramadan, Baznas Edukasi Mitigasi Bencana di 310 Sekolah Rawan
loading...

Baznas Tanggap Bencana (BTB) mengadakan Program BTB Goes to School Ramadhan 1446 H di 310 sekolah rawan bencana. Foto/istimewa
A
A
A
KULONPROGO - Badan Amil Zakat Nasional ( Baznas ) Tanggap Bencana (BTB) mengadakan Program BTB Goes to School Ramadhan 1446 H di 310 sekolah di seluruh Indonesia. Program ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang mitigasi bencana kepada siswa dan tenaga pendidik di daerah rawan bencana.
Program ini menyasar 30 provinsi rawan bencana yang ada di seluruh Indonesia dengan melibatkan 924 siswa dan guru dari berbagai sekolah di Indonesia.
Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, menegaskan, program ini merupakan langkah nyata Baznas dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, terutama di kalangan siswa yang tergolong mustahik.
ā€¯Indonesia adalah negara yang rentan terhadap berbagai jenis bencana. Oleh karena itu, pendidikan mitigasi bencana sejak dini sangat penting agar generasi muda memiliki pemahaman yang baik dalam menghadapi situasi darurat," ujarnya, Sabtu (15/3/3035).
Saidah menyampaikan, bencana alam tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga pada psikologis dan proses pendidikan siswa.
"Setiap tahun, ribuan sekolah terdampak bencana, menyebabkan gangguan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa siswa dan guru memiliki keterampilan untuk tetap bertahan dan bangkit setelah terjadi bencana," jelasnya.
Selain memberikan edukasi tentang mitigasi bencana, program ini juga mengenalkan konsep zakat sebagai bagian dari solusi dalam penanggulangan bencana.
"Zakat bukan hanya tentang membantu mereka yang kurang mampu, tetapi juga menjadi instrumen dalam membangun ketahanan sosial, termasuk dalam konteks kebencanaan. Melalui edukasi ini, kami berharap kesadaran akan pentingnya zakat semakin meningkat di lingkungan sekolah. Kami berharap program ini dapat menjangkau lebih banyak sekolah di masa mendatang dan menciptakan generasi yang lebih tangguh, peduli, serta memiliki empati dalam membantu sesama saat terjadi bencana," ungkapnya.
Kepala Divisi Kebencanaan Baznas RI Dian Aditya Mandana Putri menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga mengedepankan praktik langsung tentang kesiapsiagaan dan prosedur evakuasi bencana.
"Kami mengajarkan siswa tentang tanda-tanda awal bencana, cara berlindung saat gempa, serta teknik penyelamatan diri yang benar. Semua materi ini disampaikan dengan metode yang interaktif dan mudah dipahami," kata Dian.
Dia menambahkan, dengan pemahaman yang baik, risiko korban jiwa dan dampak psikologis akibat bencana bisa dikurangi. "Ketika siswa tahu bagaimana harus bertindak dalam situasi darurat, mereka bisa menjadi agen keselamatan, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar," jelasnya.
Sebagai bagian dari program ini, sekolah-sekolah yang telah menerima edukasi mitigasi bencana antara lain SDN 33 Sumpang Binangae Barru, SMP Muhammadiyah 2 Galur Kulon Progo, SD Muhammadiyah Brosot Kulon Progo, SDN Atue Luwu Timur, MI Salafiyah Tumpeng Lumajang, MI Miftahul Ulum Sumber Wuluh Lumajang, SMA As Sakinah Kalimantan Barat, dan lainnya.
Program ini menyasar 30 provinsi rawan bencana yang ada di seluruh Indonesia dengan melibatkan 924 siswa dan guru dari berbagai sekolah di Indonesia.
Pimpinan Baznas RI Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Saidah Sakwan, menegaskan, program ini merupakan langkah nyata Baznas dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana, terutama di kalangan siswa yang tergolong mustahik.
ā€¯Indonesia adalah negara yang rentan terhadap berbagai jenis bencana. Oleh karena itu, pendidikan mitigasi bencana sejak dini sangat penting agar generasi muda memiliki pemahaman yang baik dalam menghadapi situasi darurat," ujarnya, Sabtu (15/3/3035).
Saidah menyampaikan, bencana alam tidak hanya berdampak pada infrastruktur, tetapi juga pada psikologis dan proses pendidikan siswa.
"Setiap tahun, ribuan sekolah terdampak bencana, menyebabkan gangguan dalam kegiatan belajar mengajar. Melalui program ini, kami ingin memastikan bahwa siswa dan guru memiliki keterampilan untuk tetap bertahan dan bangkit setelah terjadi bencana," jelasnya.
Selain memberikan edukasi tentang mitigasi bencana, program ini juga mengenalkan konsep zakat sebagai bagian dari solusi dalam penanggulangan bencana.
"Zakat bukan hanya tentang membantu mereka yang kurang mampu, tetapi juga menjadi instrumen dalam membangun ketahanan sosial, termasuk dalam konteks kebencanaan. Melalui edukasi ini, kami berharap kesadaran akan pentingnya zakat semakin meningkat di lingkungan sekolah. Kami berharap program ini dapat menjangkau lebih banyak sekolah di masa mendatang dan menciptakan generasi yang lebih tangguh, peduli, serta memiliki empati dalam membantu sesama saat terjadi bencana," ungkapnya.
Kepala Divisi Kebencanaan Baznas RI Dian Aditya Mandana Putri menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga mengedepankan praktik langsung tentang kesiapsiagaan dan prosedur evakuasi bencana.
"Kami mengajarkan siswa tentang tanda-tanda awal bencana, cara berlindung saat gempa, serta teknik penyelamatan diri yang benar. Semua materi ini disampaikan dengan metode yang interaktif dan mudah dipahami," kata Dian.
Dia menambahkan, dengan pemahaman yang baik, risiko korban jiwa dan dampak psikologis akibat bencana bisa dikurangi. "Ketika siswa tahu bagaimana harus bertindak dalam situasi darurat, mereka bisa menjadi agen keselamatan, baik untuk diri sendiri maupun lingkungan sekitar," jelasnya.
Sebagai bagian dari program ini, sekolah-sekolah yang telah menerima edukasi mitigasi bencana antara lain SDN 33 Sumpang Binangae Barru, SMP Muhammadiyah 2 Galur Kulon Progo, SD Muhammadiyah Brosot Kulon Progo, SDN Atue Luwu Timur, MI Salafiyah Tumpeng Lumajang, MI Miftahul Ulum Sumber Wuluh Lumajang, SMA As Sakinah Kalimantan Barat, dan lainnya.
(cip)
Lihat Juga :