Awas! Virus Corona di Surabaya Bermutasi, Penyebaran Lebih Cepat

Kamis, 03 September 2020 - 10:48 WIB
loading...
Awas! Virus Corona di Surabaya Bermutasi, Penyebaran Lebih Cepat
Pakar biomlekuler Unair Surabaya, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, menemukan mutasi virus Corona baru di Surabaya, tipe Q677H. Foto/Ilustrasi
A A A
SURABAYA - Virus Corona di Surabaya, mengalami mutasi. Kondisi ini membuat penyebaran virus Corona menjadi semakin cepat. Virus Corona yang bermutasi tersebut, menjadi tipe Q677H .

(Baca juga: Menristek Ungkap Mutasi Virus Corona Berasal dari 5 Kota di Indonesia )

Adanya mutasi virus Corona di Surabaya tersebut, diungkap pakar biomolekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Ni Nyiman Tri Puspaningsih. "Mutasi virus Corona tipe Q677H ini ditemukan di lokasi spike yang sama dengan mutasi D614G," tuturnya.

Guru besar Unair Surabaya tersebut menyebutkan, mutasi D614G dan Q677H menunjukkan lokasi yang sama dari mutasinya, yakniperubahan asam amino pada loklasi D614G, dan Q677H .

Karena baru ditemukan, menurutnya datanya masih sangat terbatas, dan mutasi virus Corona baru ini belum tentu ditemukan di tempat lain."Tipe Q677H dan D614G ditemukan di Surabaya, secara bersama-sama, artinya di wilayah spike tersebut terdapat dua muatan yang saling berdekatan, serta dekat dengan protein sel inang manusia," terangnya.

(Baca juga: Polisi Tewas Ditikam, Polres Empat Lawang Siaga Aksi Balas Dendam )

Tim peneliti Unair, menurutnya telah mendeteksi pengaruh penyebaran mutan tersebut. Dan kini tim peneliti sedang melakukan blocking di daerah mutasi, namun masih terkendala dengan tidak adanya bahan.

"Belum ada bukti terhadap peningkatan angka kematian atau lebih berbahayanya virus Corona hasil mutasi ini. Namun, penyebaran virus Corona lebih cepat dengan adanya mutan tersebut," terangnya.

Mutan D614G mengisi 77,5 persen mutasi D614G dan Q677H . Hal ini juga telah terjadi di negara lain. Dari data mutasi Q677H , telah ditemukan pada bulan mei di enam negara termasuk Indonesia, tepatnya di Surabaya, dan kini telah berkembang di 24 negara.

(Baca juga: Awas! Pencuri Ponsel Bergentayangan di Bukittingi )

Dia menyebutkan, dari data virus pada database global atau GISAID, keberadaan starin virus ini sudah menyebar dengan cepat, pasalnya di GISAID sudah hampir 80 persen semua virus sudah terdata. Sedangkan untuk Q677H , datanya belum ditemukan karena baru ditemukan di Surabaya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3874 seconds (0.1#10.140)